I.
Pendahuluan
Perencanaan
pembelajaran pada program PAUD merupakan langkah awal yang sangat penting untuk
memberikan arah yang tepat dalam pelaksanaan proses pembelajaran, selain itu rencana
pembelajaran disusun untuk memberikan panduan dalam menyiapkan kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan anak. Dengan kata lain penyusunan
rencana pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Rencana
pembelajaran yang tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak tidak atau kurang
memberi manfaat bagi pengembangan kemampuan anak, untuk itu disini kami akan membahas
Komponen-komponen dalam rencana pembelajaran yang
meliputi tujuan yang ingin dicapai, konsep yang ingin dibangun, metode, sarana,
dan rencana waktu pelaksanaan merupakan acuan bagi pendidik dalam menjalankan
kegiatan pembelajaran yang sistematis.
II.
Rumusan Masalah
A) Proses
Pembelajaran pada PAUD
B) Tujuan
dan fungsi program Pembelajaran pada PAUD
C) Prinsip-Prinsip
Pembelajaran PAUD
D) Metode
Pembelajaran pada PAUD
III.
Pembahasan
A) Proses
pembelajaran pada PAUD
Pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus di kuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang di miliki oleh anak.[1]
Pembelajaran pada anak usia dini pada hakikatnya adalah pengembangan kurikulum secara konkret berupa seperangkat rencana yang berisi sejumlah pengalaman belajar melalui bermain yang diberikan pada anak usia dini berdasarkan potensi dan tugas perkembangan yang harus di kuasainya dalam rangka pencapaian kompetensi yang di miliki oleh anak.[1]
Adapun proses pembelajaran terdiri atas
beberapa hal diantaranya:
1. Merancang
suasana pembelajaran
a) Ruangan
dan halaman di atur guna menumbuhkan atau membangkitkan minat bereksplorasi
anak dengan cara meletakkan media pembelajaran secara menarik. Pengaturan
ruangan dan halaman dapat disesuaikan dengan tema mingguan
b) Metode
pembelajaran yang dipilih hendaknya merangsang anak untuk bereksplorasi
(penjajakan), menemukan, dan memanfaatkan benda-benda di sekitarnya
2. Menjalankan
atau melaksanakan pembelajaran
a) Proses
pembelajaran tidak perlu diatur dalam tata urutan yang ketat. Anak hendaknya di
beri kesempatan untuk memilih acara kegiatan pembelajarannya
b) Dalam
melaksanakan kegiatan pembelajarannya, sebaiknya di mulai dengan kegiatan yang
dapat merangasang minat anak
c) Kegiatan
yang dijalankan anak dalam satu hari hendaknya bervariasai anatara kegiatan
yang bersifat ramai dan kegiatan yang melatih konsentrasi anak
3. Pengaturan
Pengaturan
proses pembelajaran lebih lanjut di atur dalam pedoman pengelolaan proses
pembelajaran.[2]
B) Tujuan
dan fungsi program pembelajaran
Menurut catron dan allen (1999:23)
tujuan program pembelajaran adalah untuk mengoptimalkan perkembangan anak
secara menyeluruh serta terjadinya
komunikasi interaktif.
Menurut pendapat lain Tujuan program
pembelajaran adalah membantu meletakkan dasar ke arah perkembanganan sikap
pengetahuan, ketrampilan dan kreativitas yang diperlukan oleh anak untuk dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan
pada tahapan berikutnya.
Adapun
fungsi program pembelajaran diantaranya:
Ø Untuk
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak sesuai dengan tahap
perkembangannya
Ø Mengenalkan
anak dengan dunia sekitar
Ø Mengembangkan
sosialisasi anak
Ø Mengenalkan
peraturan dan menanamkan disiplin pada anak
Ø Memberikan
kesempatan kepada anak untuk menikmatia masa bermainnya[3]
C) Prinsip-Prinsip
Pembelajaran PAUD
Berikut ini
prinsip-prinsip pengembangan rencana pembelajaran yang harus dipahami oleh
tenaga pendidik PAUD :
1.
Sesuai Dengan Tahap Perkembangan Anak
Rencana pembelajaran
disusun untuk memberikan panduan dalam menyiapkan kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan kemampuan anak. Dengan kata lain penyusunan rencana pembelajaran
harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Rencana pembelajaran yang
tidak sesuai dengan tahap perkembangan anak tidak atau kurang memberi manfaat
bagi pengembangan kemampuan anak.
Sebagai contoh untuk
kelompok anak usia 2 tahun yang sudah dapat berjalan dengan lancar, rencana
pembelajaran yang berisi latihan berdiri tentunya tidak menantang anak untuk
berkembang lebih lanjut. Sebaliknya untuk kelompok anak tersebut yang belum
mengenal warna, kegiatan untuk membuat pola warna tidak akan dapat dicapai
anak.
Mengetahui tahap
perkembangan kelompok usia anak dapat merujuk pada Standar Perkembangan.
2.
Memenuhi Kebutuhan Belajar Anak
Selain memperhatikan
tahap perkembangan anak, rencana pembelajaran juga harus dapat memenuhi
kebutuhan belajar anak secara individu karena setiap anak memiliki gaya belajar
yang berbeda. Meskipun pada umumnya anak pada kelompok usia tertentu ada dalam
tahap perkembangan yang sama, tetapi pada kenyataannya setiap anak memiliki
kekhasan masing-masing. Oleh karena itu dalam menyusun rencana pembelajaran
perlu juga memperhatikan kekhasan anak secara individu.
Memahami kekhasan dan
kebutuhan pembelajaran masing-masing anak dapat dilakukan melalui Deteksi Dini
Tumbuh Kembang (DDTK) di saat anak baru masuk program, atau dengan cara
mengamati saat anak main. DDTK adalah sekelompok instrumen yang digunakan untuk
mendeteksi tahap perkembangan anak. Apabila perencanaan pembelajaran disusun
setelah dilakukan penilaian, maka hasil penilaian perkembangan anak dapat
dijadikan dasar untuk membuat perencanaan pembelajaran berikutnya.
3.
Menyeluruh (meliputi semua aspek perkembangan)
Rencana pembelajaran
yang disusun harus mencakup semua aspek perkembangan anak yang meliputi: moral
dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, dan kemandirian, bahasa, kognitif,
fisik/motorik dan seni sebagai satu kesatuan kegiatan pembelajaran yang
menyenangkan. Pada pendidikan anak usia dini pengembangan setiap aspek
perkembangan disampaikan dalam kegiatan pembelajaran yang terpadu dengan
menggunakan tema. Contoh: dengan tema pembelajaran ”Aku”, aspek yang
dikembangkan mencakup moral dan nilai-nilai agama (mengenal aku sebagai
ciptaan Tuhan), bahasa (menambah kosa kata tentang aku, menceritakan
keluargaku, dll), kognitif (menghitung jumlah anggota tubuh), sosial emosional
(mengenal kesukaan dan ketidaksukaanku), dan seterusnya.
4.
Operasional
a. Tujuan Jelas dan dapat diukur:
Perencanaan yang
dibuat harus berisi tujuan yang jelas dan ingin dicapai dalam pembelajaran.
Seperti yang dipaparkan di depan, tujuan yang ingin dicapai mencakup
pengembangan semua kemampuan anak. Penetapan indikator yang ingin dicapai dalam
rencana pembelajaran harus bertahap dan berkelanjutan, dimulai dari indikator
paling sederhana, konkrit ke yang lebih rumit. Jumlah indikator yang ditetapkan
dalam tujuan pun harus dibatasi sesuai dengan kemampuan.
Tujuan yang
dituangkan dalam rencana pembelajaran pun harus dapat terukur, konkrit, dan
dapat diamati.
b. Dapat
Dilaksanakan:
Perencanaan disusun
sebagai acuan pelaksanaan pembelajaran, karena itu penyusunan rencana
pembelajaran harus dipastikan dapat diterapkan dalam pembelajaran yang
menyenangkan bagi anak. Agar perencanaan dapat laksanakan maka harus
memperhatikan sumber daya yang ada (SDM, sarana dan prasarana,
lingkungan/muatan lokal), serta sesuai dengan tahapan perkembangan anak.
5.
Mengoptimalkan Potensi Lingkungan
Salah satu tujuan
PAUD adalah mengembangkan kemampuan anak dalam mengenal lingkungan sekitarnya.
Dengan kata lain anak diharapkan peka terhadap lingkungan tempat tinggalnya.
Anak dapat melihat lingkungan sebagai pusat sumber belajar, sebagai potensi
yang harus dioptimalkan dan sebagai wahana yang harus dijaga kelestariannya.
Karena itu pengembangan rencana belajar untuk PAUD harus berakar pada
lingkungan yang ada di sekitar anak.
Lingkungan yang
dimaksud disini meliputi, lingkungan
fisik yakni orang-orang yang ada di sekitar anak (guru, pengelola, orang
tua, masyarakat), benda-benda, tumbuhan, binatang, dan bangunan sekitarnya,
cuaca, alam sekitar. Selain lingkungan fisk juga perlu memperhatikan lingkungan non fisik, yakni adat,
budaya, nilai-nilai keagamaan, seni, bahasa, dan lainnya.
Lingkungan fisik
maupun non fisik tersebut diatas menjadi sumber belajar yang tidak ada
habisnya untuk diolah menjadi bagian dari perencanaan pembelajaran bagi
anak usia dini.
Contoh:
Tema :
Tempat Beribadah,
Sub tema : Masjid
Kegiatan yang akan dilaksanakan:
·
Mendiskusikan
perilaku yang diharapkan selama ada di masjid, kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan di masjid.
·
Mengajak
anak langsung mengunjungi masjid untuk mengamati seluruh bagian bangunan
masjid.
·
Memberi
kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pengalamannya tentang masjid
kedalam kegiatan-kegiatan seperti: melukis, menggambar, menyusun balok, bermain
pasir, membentuk dengan playdough, menggunting, menyusun puzle, dll.
Mengoptimalkan
potensi lingkungan juga dapat diartikan dengan memanfaatkan semua benda dan
alat yang ada di lingkungan sebagai APE yang dapat dikembangkan sendiri oleh
guru bersama anak sebagai salah satu alternatif mengatasi kekurangan atau
keterbatasan APE yang dimiliki.[4]
D) Metode
Pembelajaran pada PAUD
1. Metode
Pembelajaran Bermain
a. Rasional
metode pembelajaran melalui bermain
Kegiatan
bermain juga dapat dijadikan sebagai metode pembelajaran. Kegiatan bermain
adalah yang yang paling disukai oleh anak-anak. Ketika bermain anak-anak merasa
gembira, tidak ada beban apa pun dalam pikiran. Suasana hati senantiasa ceria.
Dalam keceriaan inilah, guru bisa dengan mudah menyelipkan ajaran-ajarannya.
Ahli
psikologi dan pendidikan berpendapat bahwa bermain merupakan pekerjaan
anak-anak dan cermin pertumbuhan anak. Melalui bermain, seluruh potensi
kecerdasan yang dimiliki oleh anak dapat dikembangkan. Ada sebelas pengaruh
bermain bagi perkembangan anak, yaitu: 1) Perkembangan fisik; 2) Dorongan
berkomunikasi; 3) Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam; 4) Penyaluran
bagi keinginan dan kebutuhan; 5) Sumber belajar; 6) Rangsangan bagi
kreativitas; 7) Perkembangan wawasan diri; 8) Belajar bermasyarakat; 9) Standar
moral; 10) Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin; dan 11) Perkembangan
ciri kepribadian yang diinginkan.
b. Format
pembelajaran melalui bermain
Metode
pembelajaran melalui bermain terdiri dari tiga langkah utama, yaitu:
(1) Tahap
Prabermain
Tahap
prabermain terdiri dari dua macam kegiatan persiapan, yaitu kegiatan penyiapan siswa dalam melaksanakan kegiatan
bermain dan kegiatan penyiapan bahan dan peralatan.
(2) Tahap
Bermain
Terdiri
dari rangkaian kegiatan berikut:
(a) Semua
anak menuju tempat yang sudah disediakan untuk bermain;
(b) Dengan
bimbingan guru, peserta permainan mulai melakukan tugasnya masing-masing;
(c) Setelah
kegiatan selesai, setiap anak menata kembali bahan dan peralatan bermainnya;
(d)Anak-anak
mencuci tangan.
(3) Tahap
Penutup
(a) Menarik
perhatian anak tentang aspek-aspek penting dalam membangun sesuatu;
(b) Menghubungkan
pengalaman anak dalam bermain yang baru saja dilakukan dengan pengalaman lain;
(c) Menunjukkan
aspek-aspek penting dalam bekerja secara kelompok;
(d)Menekankan
pentingnya kerja sama.
2. Metode
Pembelajaran Melalui bercerita
a. Rasional
metode pembelajaran melalui bercerita
Metode
bercerita merupakan salah satu metode yang banyak dipergunakan di PAUD. Metode
tersebut dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak PAUD dengan membawakan
cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan
mengundang perhatian anak serta tidak lepas dari tujuan pembelajaran bagi anak
PAUD.
Penggunaan
metode bercerita haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Isi
cerita harus terikat dengan dunia kehidupan anak TK.
2) Kegiatan
bercerita diusahakan dapat memberikan perrasaan gembira, lucu, dan mengasyikkan
sesuai dengan dunia kehidupan anak yang penuh sukacita.
3) Kegiatan
bercerita harus diiusahakan menjadi pengalaman bagi anak TK yang bersifat unik
dan menarik.
Manfaat
yang dapat diambil dari kegiatan bercerita atau mendongeng adalah:
1) Mengembangkan
imajinasi anak;
2) Menambah
pengalaman;
3) Melatih
daya konsentrasi;
4) Menambah
perbendaharaan kata;
5) Menciptakan
suasana yang akrab;
6) Melatih
daya tangkap;
7) Mengembangkan
perasaan sosial;
8) Mengembangkan
emosi anak;
9) Berlatih
mendengarkan;
10)
Mengenal nilai-nilai
yang positif dan negatif;
11)
Menambah pengetahuan.
b. Format
pembelajaran melalui bercerita
Metode
pembelajaran melalui bercerita terdiri dari lima langkah, antara lain yaitu:
1) Menentukan
tujuan dan tema cerita
2) Menentukan
bentuk bercerita yang dipilih
3) Menentukan
bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita
4) Menetapkan
rancangan langkah-langkah kegiatan bercerita, yang terdiri dari: a)
menyampaikan tujuan dan tema cerita; b) mengatur tempat duduk; c) melaksanakan
kegiatan pembukaan; d) mengembangkan cerita; e) menetapkan teknik bertutur; f)
mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan cerita.
5) Menetapkan
rancangan penilaian kegiatan bercerita.
3. Metode
Pembelajaran Melalui bernyanyi
a. Rasional
metode pembelajaran melalui bernyanyi
Honing
menyatakan bahwa bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk praktik pendidikan
anak dan perkembangan pribadinya secara luas karena: 1) bernyanyi bersifat
menyenangkan; 2) bernyanyi dapat dipakai untuk mengatasi kecemasan; 3)
bernyanyi merupakan media untuk mengekspresikan perasaan; 4) bernyanyi dapat
membangun rasa percaya diri anak; 5) bernyanyi dapat membantu daya ingat anak;
6) bernyanyi dapat mengembangkan rasa humor; dan 7) bernyanyi dapat membantu
pengembangan keterampilan berfikir dan kemampuan motorik anak; serta dapat
meningkatkan keeratan dalam sebuah kelompok.
Kegiatan
bernyanyi merupakan salah satu kegiatan yang sangat digemari oleh anak-anak.
Hampir setiap anak menikmati lagu-lagu atau nyanyian yang didengarkan,
lebih-lebih jika nyanyian tersebut dibawakan oleh anak-anak seusianya dan diikuti
dengan gerakan-gerakan yang sederhana. Melalui nyanyian atau lagu, banyak hal
yang dapat kita pesankan kepada anak-anak, terutama pesan-pesan moral dan
nilai-nilai agama.
b. Sintaks
pembelajaran melalui bernyanyi
Metode
pembelajaran melalui bernyanyi terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut:
1) Tahap
perrencanaan, (penetapan tujuan pembelajaran, penetapan materi pembelajaran,
menetapkan metode dan teknik pembelajaran, dan menetapkan evaluasi
pembelajaran)
2) Tahap
pelaksanaan, yang terdiri dari:
a)
Kegiatan awal: guru
memperkenalkan lagu
b)
Kegiatan tambahan: anak
diajak mendramatisikan lagu.
3) Tahap
penilaian dilakukan dengan memakai pedoman observasi untuk mengetahui sejauh
mana perkembangan yang telah dicapai oleh anak.
4. Metode
Pembelajaran Terpadu
a. Rasional
metode pembelajaran terpadu
Pembelajaran
terpadu, pembelajaran yang mengintegrasikan ke dalam semua bidang kurikulum
atau bidang-bidang pengembangan,
berbagai kemampuan yang dimiliki oleh anak dapat berkembang secara optimal.
b. Manfaat
metode pembelajaran terpadu
Ada
beberapa manfaat dari metode pembelajaran terpadu, yaitu meningkatkan
perkembangan konsep anak, memungkinkan anak untuk mengeksplorasikan
pengetahuan, membantu guru dan praktisi lainnya untuk mengembangkan kemampuan
profesionalnya, dapat dilaksanakan pada jenjang yang berbeda.
c. Sintak
pembelaajaran terpadu
Prosedur
pelaksanaan pembelajaran terpadu terdiri dari langkah-langkah berikut: 1.
Memilih tema, 2. Penjabaran tema, 3. Perencanaan, 4. Pelaksanaan, 5. Penilaian
5. Metode
Pembelajaran Karya Wisata
a. Rasionalisasi
metode pembelajaran karya wisata
Karya
wisata merupakan salah satu metode pembelajaran yang memberi kesempatan kepada
anak-anak untuk mengamati, memperoleh informasi, dan mengkaji dunia secara
langsung, seperti binatang, tanaman, dan benda-benda lain yang ada di sekitar
anak.
b. Format
metode pembelajaran karya wisata
Secara
umum, rancangan kegiatan yang dapat disiapkan oleh pamong PAUS adalah:
1) Menentukan
sasaran dan lokasi,
2) Melakukan
observasi lokasi dan hubungan dengan pengelola lokasi,
3) Merumuskan
program kegiatan,
4) Membentuk
panitia pelaksana (bila perlu),
5) Mmenyiapkan
bahan dan alat serta perlengkapan yang deperlukan,
6) Merumuskan
tata tertib kegiatan,
7) Meminta
izin dan partisipasi orang tua
6. Metode
Pembelajaran Demonstrasi
a. Rasionalisasi
metode pembelajaran demonstrasi
Metode
ini menekan pada cara-cara mengerjakan sesuatu dengan penjelasan, petunjuk, dan
peragaan secara langsung. Melalui metode ini, diharapkan anak-anak dapat
mengenal langkah-langkah pelaksanaan dalam melakukan suatu kegiatan, yang pada
gilirannnya anak-anak diharapkan dapat meniru dan melakukan apa yang
didemonstrasikan oleh pamong.
b.
Format metode pembelajaran
demonstrasi
Secara
umum, rancangan yang dapat dibuat meliputi:
1) Menetapkan
tujuan dan tema kegiatan,
2) Menentukan
bentuk demonstrasi yang dipilih,
3) Menyiapkan
alat dan bahan,
4) Menetapkan
langkah-langkah kegiatan,
5) Menetapkan
penilaian kegiatan.
7. Metode
Pembelajaran Bercakap-cakap (Berdialog)
Kegiatan
bercakap-cakap atau berdialog dapat diartikan saling mengomunikasikan pikiran,
perasaan, dan kebutuhan secara verbal untuk mewujudkan bahasa reseptif yang
meliputi kemampuan mendengarkan dan memahami pembicaraan orang lain dan bahasa
ekspresif yang meliputi kemampuan menyatakan pendapat, gagasan, dan kebutuhan
kepada orang lain.
Seorang
pamong PAUD hendaknya berupaya untuk menggunakan bahasa yang baik dan benar
dalam berdialog. Upayakan menggunakan kata-kata yang positif, penuh dengan
penghargaan dan pujian, serta kata-kata yang santun dan lembut, misalnya kata trima
kasih, pintar, alhamdulillah, luar biasa, permisi, subhanallah dan
lain-lain.
8. Metode
Pembelajaran Pemberian Tugas
Metode
pemberian tugas ini diberikan kepada anak semata-mata hanya untuk melatih
persepsi pendengaran, meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anak, memusatkan perhatian, dan membangun
motivasi anak bukan untuk melihat hasilnya. Oleh karena itu, sebaiknya
dihindari pemberian tugas yang bersifat memaksa, mendikte, membatasi kreativitas anak, terus-menerus, dalam bentuk
pekerjaan rumah, atau tugas-tugas lain yang membuat anak justru merasa
terpaksa, tertekan, membuat anak bosan, bahkan mungkin sampai pada tingkat
frustasi.
9. Metode
Pembelajaran Sentra dan Lingkaran (Seling)
Metode
ini menekan pada pembelajaran sistem sentra, sementara intervensi pamong dalam
pembelajaran lebih diminimalisasi. Pembelajaran dengan metode ini mengacu pada
empat pijakan yang ada, yaitu sebagai berikut:
a. Pijakan
lingkaran main
b. Pijakan
pengalaman sebelum bermain
c. Pijakan
pengalaman main setiap anak
d. Pijakan
pengalaman setelah main
Empat
pijakan tersebut merupakan pijakan yang bersifat umum yang harus dilakukan oleh
pamong PAUD dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode sentra.
10.
Metode Pembelajaran Quantum
Teaching
Metode ini tergolong relatif baru dalam PAUD karena pada umumnya metode ini digunakan untuk pendidikan formal. Metode Quantum Teaching , peran otak kanan dan kiri dapat dioptimalkan. Metode ini juga mampu mengakomodasi modalitas belajar anak (visual, auditorial, dan kinestetik). Selain itu, metode ini juga mengoptimalkan potensi kecerdasan majemuk yang dimiliki anak sehingga dengan menggunakan metode ini suasana belajar akan lebih bergairah, hidup, menyenangkan, tidak membosankan, dinamis, dan nyaman sehingga anak-anak lebih betah selama belajar.[5]
Metode ini tergolong relatif baru dalam PAUD karena pada umumnya metode ini digunakan untuk pendidikan formal. Metode Quantum Teaching , peran otak kanan dan kiri dapat dioptimalkan. Metode ini juga mampu mengakomodasi modalitas belajar anak (visual, auditorial, dan kinestetik). Selain itu, metode ini juga mengoptimalkan potensi kecerdasan majemuk yang dimiliki anak sehingga dengan menggunakan metode ini suasana belajar akan lebih bergairah, hidup, menyenangkan, tidak membosankan, dinamis, dan nyaman sehingga anak-anak lebih betah selama belajar.[5]
[1] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep
Dasar Pendidikan PAUD, (Jakarta Baratn:PT Indeks.2011), hlm. 138
[2] Zainal Aqib, Pedoman
Teknis Penyelenggaraan PAUD, (Bandung:CV. Nuansa Aulia. 2010), hlm. 45
[3] Yuliani Nurani Sujiono, Konsep Dasar Pendidikan PAUD, (Jakarta
Barat: PT Indeks, 2011), hlm. 139
[4] http://blog.tp.ac.id/prinsip-pembelajaran-paud#
[5] Novan Ardy Wiyani &
Barnawi, FORMAT PAUD: Konsep, Karakteristik, & implementasi Pendidikan
Anak Usia Dini, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hlm. 122-147
Terima kasih konsepnya sangat membantu kami dalam upaya pembuatan modul pembelajaran di TPA.
ReplyDelete