I.
I. PENDAHULUAN
Anak
usia 0-6 tahun, sangatlah membutuhkan suatu pendidikan karena pada usia
tersebut adalah usia kritis bagi perkembangan dan pertumbuhan semua anak tanpa
memandang dari suku atau budaya mana anak itu berasal. Dimana pada masa itu
adalah masa-masa titik tumbuh otak yang sangat pesat sekali. Perkembangan otak
anak menunjukkan betapa pentingnya membentuk syaraf-syaraf anak usia dini. Jika
seorang anak tidak mandapat gizi, nutrisi yang cukup, interaksi yang baik,
perhatian dari orang tua dan orang-orang di sekitarnya, maka pembentukkan itu
akan berjalan kurang baik.
Pada
masa usia ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial,
kesadaran emosional dan intelegensia berjalan sangat cepat. Perkembangan
psiko-sosial sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan interaksi antara anak
dengan orang tuanya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial
diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangan.
Untuk itu, Pemakalah akan memberikan
pengetahuan bagaimana caranya memberikan kesehatan dan gizi yang tepat bagi
anak usia dini agar proses perkembangan, pertumbuhan, serta kecerdasan anak
tidak mengalami gangguan yang bisa mengakibatkan gizi buruk, kecerdasan mental
kurang (idiot), berpenyakitan dan sebagainya yang bisa menghambat belajar anak.
II.
II. RUMUSAN MASALAH
A.
Apa Pengertian
Anak Sehat dan Dimensinya ?
B.
Apa
saja Gangguan-gangguan Kesehatan Anak ?
C.
Apa
Pengertian Gizi ?
D.
Bagaimana
Analisis Hubungan Gizi dengan Kesehatan dan Kecerdasan Anak ?
III.
III. PEMBAHASAN
A.
Pengertian Anak Sehat dan Dimensinya
Definisi sehat menurut UU No.9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan,
sehat adalah sehat badan, rohani (mental), dan sosial, bukan hanya sebatas dari
penyakit-penyakit, cacat, dan kelemahan. Kesehatan rohani atau jiwa adalah
kondisi yang memungkinkan perkembagan fisik, intelektual, dan emosional yang
optimal dari seseorang.[1]
Sedangkan kesehatan jasmani yaitu kondisi yang memungkinkan pertumbuhan serta
perkembangan badan. Sehat itu bisa diartikan sebagai sehat jiwa dan raga.
Jadi, Anak Sehat merupakan suatu kondisi atau keadaan anak yang normal atau
stabil, baik fisik, mental, sosial, maupun ekonomi. Anak sehat itu adalah anak yang normal
intelegensinya yaitu IQ 80 ke atas, sehingga dapat masuk Sekolah Dasar biasa,
bahkan yang lambat belajarnya pun (slow learner) juga bisa masuk sekolah biasa.
Berikut anak sehat dapat dilihat dari tingkat intelegensianya (IQ). Di bawah
ini adalah klasifikasi IQ yaitu sebagai berikut :
a) Lebih dari 140 : Genius
b) Antara 120-139 : Very Superior
c) Antara 110-119 : Superior
d) Antara 90-109 : Normal, rata-rata
e) Antara 80-89 : Subnormal, Bodoh
(slow leaner)
f) Antara 70-79 : Garis Batas
(borderline)
g) Antara 50-69 : Debil (dapat
dididik dan dilatih)
h) Antara 30-40 : Embicil (tidak
dapat dididik)
i)
Kurang dari 30 : Idiot (tidak dapat dididik dan dilatih).
Anak sehat itu biasanya super aktif dalam tingkah lakunya maupun cara
berkomunikasi, dia lebih suka bergerak daripada diam, biasanya suka jahil
terhadap teman-temannya. Jahil tersebut merupakan proses perkembangan anak yang
mempunyai rasa ingin tahunya sangat tinggi.
Disini ada beberapa ciri-ciri Anak Sehat, Menurut Departemen Kesehatan RI
(1993), di antaranya yaitu:
a) Tumbuh dengan baik, dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan
secara teratur dan proporsional.
b) Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat umurnya.
c) Gesit, aktif dan gembira.
d) Mata bersih dan bersinar.
e) Nafsu makan baik.
f) Bibir dan lidah tampak segar.
g) Pernafasan tidak berbau.
h) Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering/kusam.
i)
Mudah menyesuaikan diri
dengan lingkungan.[2]
Bila batasan kesehatan yang terdahulu UU No.9 Tahun 1960 itu hanya mencakup
3 dimensi atau aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial. Maka dalam pengertian anak
sehat yang menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1992, disitu terdapat 4 kategori
dimensi anak sehat, di antaranya yaitu sebagai berikut:
1. Fisik (badan) yaitu tubuh
atau raga yang sehat dan bebas dari penyakit.
2. Mental (jiwa) maksudnya
adalah seseorang yang memiliki motivasi, perasaan, dan pemikiran yang kuat
dalam menjalani kehidupannya alias dapat mengontrol dirinya agar tetap stabil.
3. Sosial maksudnya adalah
seseoarang yang selalu mampu menyesuaikan diri pada setiap lingkungan sosial di
sekitarnya.
Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang itu tidak hanya diukur dari aspek
fisik, mental, dan sosial saja, akan tetapi diukur juga dari aspek ekonomi atau
produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu
secara ekonomi.
B.
Gangguan-gangguan Kesehatan Anak
Gangguan kesehatan, walaupun hanya kecil dapat menghambat belajar
anak. Misalnya gangguan diare, diare akan membuat badan anak lemas dan tidak
sedikit yang mengantarkan mereka kepada kematian karena kekurangan cairan.
Selain itu, gizi yang buruk juga akan mengganggu kesehatan anak.
Jika gizi yang buruk terjadi pada anak usia dini, maka akan mengakibatkan
terganggunya kinerja otak dan bahkan mengurangi kapasitas kecerdasan anak.
Bukan berarti makanan yang enak itu dapat memenuhi gizi seimbang, akan tetapi
makanan dengan gizi seimbang adalah makanan yang mengandung karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral dengan kadar yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh anak.[4]
Kesehatan gizi masyarakat tergantung pada tingkat konsumsi makanan.
Tingkat konsumsi makanan ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan.
Susunan hidangan harus memenuhi kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas
maupun kuantitasnya. Konsumsi yang kurang baik kualitasnya maupun kuantitasnya,
makan yang berlebihan atau kekurangan makan maka akan memberikan kondisi
kesehatan dan gizi yang tidak seimbang sehingga akan muncul berbagai penyakit,
di antaranya penyakit gizi lebih (obesitas), penyakit gizi kurang, penyakit
metabolik bawaan, dan penyakit keracunan makanan.
Anak Balita pada umumnya merupakan kelompok umur yang paling sering
menderita akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan karena anak Balita dalam
periode transisi dari makanan bayi beralih ke makanan orang dewasa, sering kali
tidak lagi begitu diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang
lain, dan belum tentu yang mengurusnya itu mampu mengurus dirinya sendiri
dengan baik terutama dalam hal makanan.
Ada beberapa jenis gangguan yang sering terjadi pada anak usia dini
di antaranya yaitu:
a.
Makanan
kurang atau kelebihan
Kekurangan zat makanan disebut defisiensi dan mengakibatkan tidak
sehat bahkan sakit. Kelebihan zat makanan juga menyebabkan berbagai penyakit.
Kekurangan umumnya mencakup protein dan karbohidrat, serta vitamin dan mineral.
Sedangkan kelebihan umumnya berkaitan dengan konsumsi lemak, protein, dan gula.
b.
Gangguan
psikis
Beberapa gangguan psikis pada anak adalah gangguan emosi, belajar,
sosial, psikiatri, dan khusus.
c.
Gangguan
sosial
Gangguan sosial terjadi karena tidak adanya keseimbangan diri
dengan lingkungan di sekitarnya.
d.
Gangguan
psikiatri yang timbul akibat faktor psikososial
Beberapa gangguan psikiatri yang dapat terjadi pada anak adalah
gangguan dalam hubungan dengan orang tua, gangguan dalam diri anak. Gangguan
ini terjadi pada anak yang memiliki kekurangan atau cacat. Gangguan dalam
interaksi sosial, seperti anak bergaul dengan keluarga dan orang lain di luar
keluarganya.[5]
Selain beberapa gangguan yang terjadi pada anak, juga sering muncul
beberapa penyakit yang berkaitan dengan kondisi fisiknya. Ada beberapa penyakit
anak yang sering menyerang sehingga perlu adanya pencegahan. Penyakit anak itu antara
lain cacar air, demam berdarah, polio, mengompol, disentri. Di antara beberapa
penyakit yang sering menyerang anak, ada salah satu penyakit yang setiap anak
pasti akan mengalami penyakit tersebut entah itu sudah berusia di atas enam tahun
atau belum yaitu penyakit cacar air, dimana penyakit tersebut menyerang ke
seluruh tubuh anak. Selain itu, ada beberapa gejala yang timbul pada anak yang
sakit di antaranya pilek, suara serak, selera makan berkurang, muntah, kejang,
dan nyeri.
Disini penulis akan memberi informasi sedikit agar anak usia dini
bisa terhindar dari berbagai gangguan-gangguan kesehatan dan juga terhindar
dari berbagai penyakit, salah satunya dengan cara pemeliharaan kesehatan bagi
anak usia dini. Berikut penjelasannya.
Pemeliharaan
Kesehatan Anak
Cara memelihara anak agar tidak terjadi penyakit yang dapat
mengganggu belajar serta kecerdasan anak adalah dengan menjaga kebersihan diri
anak dan lingkungannya, imunisasi tepat waktu, serta menjaga jenis makanan yang
dikonsumsi.[6]
Dengan begitu, anak akan selalu sehat dan bisa meraih prestasi.
Perawatan kesehatan pada anak usia dini dapat diawali dari
pemberian makanan yang sehat dan menjaga kebersihan. Pemberian makanan yang
sehat dapat menjaga kesehatan, mendidik anak sejak usia dini untuk menanamkan
kebiasaan hidup sehat. Makanan yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan
kebutuhan gizi dan kebutuhan anak. Anak yang alergi terhadap makanan tertentu,
maka berikanlah makanan pengganti untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Banyak
anak yang tidak menyukai makanan yang sehat seperti sayuran, sebagai orang tua
dan para guru harus bisa membuat sayuran menjadi makanan yang paling lezat bagi
anak. Misalnya, dalam memasak sayuran bisa dimodifikasi dengan zat makanan lain
yang cita rasanya dapat disukai anak.
Berbagai macam penyakit dapat diperoleh anak terutama anak usia 0-6
tahun. Masing-masing penyakit memiliki ciri dan akibatnya. Gejala penyakit anak
perlu diketahui guru agar dapat memantau dan memberikan informasi kepada orang
tua dalam rangka membantu orang tua untuk pelayanan kesehatan anak. Guru perlu
menjelaskan kepada anak mengenai berbagai hal dalam pemeliharaan kesehatan,
yaitu pemeliharaan kesehatan lingkungan, mata, telinga, kulit, gigi, dan
jasmani.
Hidup dengan budaya sehat perlu ditanamkan sejak dini, sejak anak
sudah mulai dapat menangkap dengan panca inderanya mengenai arti pentingnya
memelihara dan menjaga kesehatan.
C.
Pengertian Gizi
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Sedangkan dari bahasa Inggris kata
“gizi” berasal dari kata ‘nutrition”, artinya sesuatu yang mempengaruhi proses
perubahan semua jenis makanan yang masuk ke dalam tubuh, yang dapat
mempertahankan kehidupan.[7]
Dalam arti luas, Gizi adalah elemen atau unsur yang terkandung dalam
makanan, dimana unsur-unsur itu dapat memberikan manfaat secara langsung bagi tubuh yang mengkonsumsinya sehingga
menjadi sehat. Seperti halnya karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,
dan air.[8]
Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih pada balita yang masih
dalam masa pertumbuhan. Di masa tumbuh kembang balita yang berlangsung secara
cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dan seimbang.
Karakteristik
Makanan Bergizi
Pada anak usia dini perlu dilatih dan diajarkan bagaimana memilih
makanan yang baik dan tidak. Makanan yang bergizi akan sangat membantu
perkembangan fisik dan meningkatkan kecerdasan anak. Sebaiknya, orang tua dan
guru mengajarkan anak untuk melihat dan mengenali berbagai macam makanan yang
bergizi dan tidak. Jika seorang anak tidak mendapatkan asupan makanan yang
bergizi, maka tidak hanya menghambat perkembangan otak dan fisik, akan tetapi
bisa menyebabkan seorang anak terserang penyakit dan menghambat proses belajarnya.
Gizi yang baik dikombinasikan dengan kebiasaan makan yang sehat
selama masa balita akan menjadi dasar bagi kesehatan yang bagus di masa yang
akan datang. Pengaturan makanan yang seimbang menjamin terpenuhinya kebutuhan
gizi untuk energi dan pertumbuhan si kecil. Pengaturan makan yang baik juga
dapat melindungi si kecil dari penyakit dan infeksi serta membantu perkembangan
mental dan kemampuan belajarnya.
Pengaturan makanan yang sehat untuk anak usia dini tidak sama
dengan orang dewasa. Kebutuhan sehari-hari anak akan energi (kalori) dan zat
gizi lainnya sangat tinggi, terutama sewaktu si kecil sudah mulai berjalan. Di
masa ini ia menjadi lebih aktif dan tumbuh dengan pesat. Namun, karena perut anak
masih kecil, anak tidak dapat makan dalam jumlah besar dalam sekali makan.
Porsi makan untuk anak usia dini biasanya sepertiga sampai setengah dari porsi
orang dewasa. Karena, mereka juga membutuhkan makanan selingan yang bergizi di
antara 3 kali makanan utama. Anak perlu makan makanan yang mudah dicerna dan
bergizi tinggi. Ada 5 kelompok makanan yang bergizi, di antaranya yaitu:
1)
Lemak
dan Gula
Pengaturan
makanan yang seimbang harus mengandung cukup lemak dan gula. Hindari pemanis
buatan. Berikanlah makanan olahan susu yang berlemak tinggi.
2)
Daging
dan alternatifnya
Setiap
hari berikan 1 porsi daging, ikan, atau telur,
atau 2 porsi tumbuh-tumbuhan, seperti kacang-kacangan.
3)
Makanan
olahan susu
Setiap
hari berikan sedikitnya 350 ml susu berkadar lemak tinggi atau 2 porsi keju
atau yogurt.
4)
Buah
dan sayuran
Setiap
hari berikan sedikitnya 4 porsi buah atau sayuran segar, kalengan, ataupun
beku. Jus buah dihitung sebagai 1 porsi walaupun diberikan lebih dari 1 kali.
5)
Produk
biji-bijian dan zat tepung
Setiap
hari di setiap waktu makan berikan sedikitnya 1 porsi nasi, roti, jagung,
sereal, ataupun tumbuhan yang mengandung zat tepung. Hindari makanan yang
terbuat dari biji-bijian yang sangat kasar.[9]
Dalam penelitian yang dilakukan Ernesto Pollitt dkk (1993) menyatakan bahwa
pemberian makanan yang sehat dan protein, akan mempengaruhi perkembangan
kognitif selanjutnya. Selain itu, apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi
irama pertumbuhan, ukuran badan dan ketahanan terhadap penyakit (Brom dkk, 2005
dalam Santrock, 2007).
Menurut Santrock (2007: 157) pada umumnya masalah kesehatan yang sering dialami anak-anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah raga dan pelecehan. Seperti yang dinyatakan dalam penelitian Pollitt dkk, bahwa gizi sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Pola makan sangat berkaitan erat dengan hal ini. Maraknya makanan cepat saji dengan berbagai variasi yang sangat menarik untuk anak seperti hotdog, pizza, hamburger dsb, menjadi kendala tersendiri yang mempersulit pemenuhan kebutuhan gizi yang sehat. Perlu kreatifitas yang tinggi bagi guru dan orang tua untuk mengemas makanan sehat yang menarik bagi anak layaknya makanan cepat saji. Untuk itu cermatilah karakteristik makanan yang bergizi di bawah ini:
Menurut Santrock (2007: 157) pada umumnya masalah kesehatan yang sering dialami anak-anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah raga dan pelecehan. Seperti yang dinyatakan dalam penelitian Pollitt dkk, bahwa gizi sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Pola makan sangat berkaitan erat dengan hal ini. Maraknya makanan cepat saji dengan berbagai variasi yang sangat menarik untuk anak seperti hotdog, pizza, hamburger dsb, menjadi kendala tersendiri yang mempersulit pemenuhan kebutuhan gizi yang sehat. Perlu kreatifitas yang tinggi bagi guru dan orang tua untuk mengemas makanan sehat yang menarik bagi anak layaknya makanan cepat saji. Untuk itu cermatilah karakteristik makanan yang bergizi di bawah ini:
·
Mengandung berbagai
unsur-unsur terpenting yang di butuhkan di dalam tubuh, seperti karbohidrat,
mineral, protein, vitamin, lemak, dan air.
·
Makanan yang berasal
secara alami, tidak adanya bahan kimia
atau bahan lainnya yang dapat membahayakan tubuh.
D.
Analisis Hubungan Gizi dengan Kesehatan dan Kecerdasan Anak
Apa itu gizi? di dalam rumusan masalah yang ke-3 sudah dijelaskan
bahwa gizi itu adalah Unsur-unsur yang terkandung di dalam makanan, yang mana
unsur-unsur tersebut memberikan manfaat secara langsung bagi tubuh serta dapat
mempertahankan kehidupan.
Apakah yang dimaksud dengan kesehatan? UU No.23 Tahun 1992 Bab 1
Pasal 1 menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. [10]
Setiap anak berhak mendapatkan kesehatan untuk proses perkembangan dan
pertumbuhannya. Karna dengan kesehatan anak bisa melakukan apa yang dia mau,
beraktivitas dengan lancar dan baik, berfikir secara rasional, dan dapat
berkonsentrasi dalam belajarnya. Untuk itu, kesehatan sangatlah penting bagi
anak usia dini bahkan mempengaruhi kecerdasan otak anak. Akan tetapi bukan
hanya setiap anak saja, orang dewasa juga memerlukan kesehatan yang baik untuk
bisa mendidik dan memberikan contoh yang baik mengenai pentingnya kesehatan dan
menjaga kebersihan bagi anak-anak mereka.
Apa itu kecerdasan? kecerdasan bisa diartikan dengan istilah intelegensi.
Hampir semua orang memiliki pemikiran mengenai apa yang diartikan sebagai kecerdasan
atau intelegensi misalnya “kecerdasan”, “kemengertian”, “kemampuan untuk
berfikir”, “kemampuan untuk menguasai”, “kecemerlangan sejak lahir”, dan
sebagainya. Namun berbagai definisi tersebut belum benar-benar memungkinkan
kita untuk menentukan apakah, misalnya suatu perilaku tertentu tergolong
perilaku pandai atau tidak pandai.[11]
Menurut saya, kecerdasan itu adalah tingkat pola pikir IQ yang mencapai di atas
140, yang disebut juga dengan genius.
Kesehatan dan gizi dapat diartikan sebagai suatu hal yang
mendatangkan sehat atau kebaikan dengan diberikan zat makanan yang dibutuhkan
tubuh. Makanan bayi ASI merupakan makanan utama, sedang lainnya sebagai makanan
pelengkap. Anak usia 1 – 3 tahun sangat rentan terhadap penyakit gizi. Mereka
boleh diajari makan sendiri, dengan cara mencicipi makanan yang lunak, tidak
pedas dan tidak merangsang. Pemberian makanan manis pada anak usia dini tidak
boleh terlalu banyak supaya tidak terjadi karies (gigi berlubang), oleh karena
itu anak perlu belajar menggosok gigi. Pada usia 4 – 6 tahun kebutuhan nutrient
anak relatif kurang, sebab anak sudah bisa memilih makanan sendiri, untuk itu
pengertian tentang nilai gizi boleh diajarkan.
Kesehatan dan gizi anak sangat penting untuk diperhatikan sejak
dini mulai dari dalam kandungan. Kesehatan dan gizi itu sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak serta kecerdasan otak anak. Anak yang
mendapat gizi yang seimbang dan sehat akan tumbuh menjadi manusia yang
berkualitas dan cerdas. Sejak anak masih dalam kandungan kesehatan dan gizi
perlu diperhatikan, melalui ibunya. Sebab kondisi kesehatan dan gizi anak
walaupun masih dalam kandungan ibu akan mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak.[12] Cara
mengusahakannya, antara lain dengan memberikan kebiasaan untuk berdisiplin
dalam makan, minum, serta menjaga kesehatan.
Seorang anak usia TK sedang mengalami tumbuh kembang yang amat
pesat. Pada masa ini proses perubahan fisik, emosi, dan sosial anak berlangsung
dengan cepat. Proses ini dipengaruhi oleh berbagai faktor dari diri anak
sendiri maupun lingkungannya. Gizi yang diperoleh seorang anak melalui konsumsi
makanan setiap hari berperan besar untuk kehidupan anak tersebut. Seorang anak
juga dapat mengalami defisiensi zat gizi yang berakibat pada berbagai aspek
fisik maupun mental. Pola makan kelompok masyarakat tertentu juga menjadi pola
makan anak. Jika menyusun hidangan untuk anak, perlu diperhatikan kebutuhan zat
gizi untuk hidup sehat dan bertumbuh kembang. Kecukupan zat gizi ini
berpengaruh terhadap kesehatan dan kecerdasan anak.
Untuk itu, perlu diperhatikan betul-betul dalam memberikan makanan
pada anak, hendaknya makanan tersebut bisa menyehatkan dan memberi stimulus
yang baik bagi perkembangan anak. Kecerdasan anak itu bergantung pada kesehatan
dan gizinya, antara gizi dengan kesehatan dan kecerdasan itu saling berkaitan
antara yang satu dengan lainnya . Jika pola makan tidak bergizi maka akan
mengganggu kesehatan serta kecerdasan. Sebaliknya, Pola makan yang bergizi akan
meningkatkan kinerja otak yang baik, sedangkan kesehatan itu membuat si anak
dapat berkonsentrasi mengingat sesuatu dan bergerak aktif sehingga menghasilkan
anak yang cerdas.
Penyusunan
Makanan Sehat
Menurut Sediaoetama (2000) fungsi zat gizi sebagai sumber energi
atau tenaga, menyokong pertumbuhan badan, memelihara jaringan tubuh, mengatur
metabolisme dan berbagai keseimbangan dalam cairan tubuh (keseimbangan air,
asam basa, dan mineral), serta mekanisme pertahanan tubuh terhadap berbagai
penyakit. Ada berbagai jenis zat makanan yang dibutuhkan tubuh di antaranya
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral-mineral.
Air susu ibu (ASI) merupakan salah satu jenis makanan sehat. Bayi
dapat diberikan susu formula atau bubur halus setelah berusia 4 bulan atau
diberikan secara bertahap sesuai dengan kebutuhannya. Selanjutnya, setelah usia
6 bulan dapat diberikan nasi tim. Tim yang diberikan sebaiknya diolah dengan
memanfaatkan berbagai jenis makanan. Mulai dari sumber protein hewani dan
nabati, sumber karbohidrat, dan berbagai jenis sayuran. Sejak berusia 6 bulan
sebaiknya bayi mulai diperkenalkan berbagai makanan untuk melatih indra
pengecapnya. Dengan diberikan berbagai jenis makanan secara bergantian maka
anak akan mengenal berbagai macam rasa makanan. Untuk dapat menentukan makanan
yang tepat, orang tua perlu mengetahui kondisi anak.[13]
Berapa
banyak serat yang dibutuhkan anak usia dini?
Serat diperlukan karena untuk mencegah sembelit. Namun terlalu
banyak serat dapat membuat anak kekenyangan sehingga ia tidak mau makan makanan
lain. Terlalu banyak makanan yang berserat tinggi juga dapat menyebabkan diare
dan mengganggu penyerapan beberapa macam mineral, seperti zat besi.
Jika setiap hari si buah hati makan dengan berbagai biji-bijian,
buah-buahan, sayur-sayuran atau kombinasi bermacam roti tawar serta sereal, ia
akan mendapat cukup serat.
Apakah
si kecil perlu lemak?
Lemak merupakan sumber energi dan vitamin yang sangat besar bagi
anak-anak dan juga sumber asam lemak esensial. Asam lemak ini tidak dapat
dibuat oleh tubuh, sehingga harus didapatkan dari luar melalui makanan. Sumber
lemak yang paling baik didapat anak dari makanan seperti susu berlemak tinggi
atau keju, yang juga mengandung zat gizi penting lainnya. Makanan seperti
kripik dan biskuit, kaya akan lemak tetapi miskin zat gizi lainnya. Jadi,
batasilah pemberiannya, untuk daging, pilihlah yang tidak mengandung banyak
gajih atau lemak.
Susu rendah lemak ataupun susu krim sebaiknya tidak diberikan untuk
anak-anak di bawah 5 tahun. Susu semi-krim dapat diberikan kepada anak mulai
usia 2 tahun, hanya saja jika si kecil sudah mendapat cukup energi (kalori)
dari pengaturan makanan yang baik dan bervariasi. Jika ragu dalam memberikan
makanan tersebut, mintalah saran dari dokter atau petugas kesehatan.
Suplemen
vitamin
Jika makanan si kecil tidak cukup mengandung vitamin A, C, dan D,
ia mungkin butuh tambahan vitamin. Tetapi sebaiknya, konsultasikan dahulu
dengan dokter tentang dosis yang tepat. Terlalu banyak vitamin sama bahayanya
dengan terlalu sedikit vitamin.
Kebutuhan
akan zat besi dan seng
Kekurangan zat gizi dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangan
balita. Cobalah untuk memberikan makanan yang mengandung zat besi setiap hari
kepada si buah hati. Untuk meningkatkan penyerapan di usus, berikan makanan
atau jus buah yang mengandung vitamin C di setiap waktu makan.
Sumber zat besi yang baik adalah daging merah, ikan yang mengandung
banyak minyak, kerang-kerangan, sereal, roti, telur, buah yang dikeringkan
(seperti kismis, cherry, kurma), polong-polongan, jeruk, aprikot, serta sayuran
hijau tua dan berdaun lebar (seperti kol dan brokoli).
Seng dibutuhkan untuk sistem kekekalan tubuh dan pertumbuhan.
Sumber seng yang bagus adalah daging dan unggas, sereal, keju, telur dan
polong-polongan.
Hindari memberi makanan atau minuman yang mengandung zat tanin,
seperti teh, kepada anak balita. Zat tanin dapat menghambat penyerapan zat besi
dan seng.
Hindarilah memberikan makanan kepada anak balita, seperti:
a)
Segala
jenis kacang-kacang (terutama kacang tanah), popcorn, dan buah-buahan yang
berbiji kecil, karena dapat membuat si kecil tersedak.
b)
Makanan
atau minuman yang mengandung rempah, kecuali si kecil sudah terbiasa atau dia
yang memintanya sendiri.
c)
Makanan
yang terlalu asin, karena akan membuat si kecil merasa sangat haus.[14]
[1]
http://rike-rikeriwayanti.blogspot.com/2011/06/pelayanan-kesehatan-anak.html, di akses pada tanggal 22 maret 2012, pukul 09.17
[2] http://rike-rikeriwayanti.blogspot.com/2011/06/pelayanan-kesehatan-anak.html, di akses pada
tanggal 22 maret 2012, pukul 09.17
[3]http://azizahfathia.blogspot.com/2012/03/tugas-konsep-sehat-serta-dimensinya-dan.html#ixzz1qPFOFHMz, di akses pada tanggal 28 maret
2012, pukul 17.31
[4] Zainal
Aqib, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),
(Bandung: Nuansa Aulia, 2011), hlm. 29
[5]
http://paudanakceria.wordpress.com/2010/05/12/kesehatan-dan-gizi/, di akses pada tanggal 22 maret 2012, pukul 09.22
[6] Zainal
Aqib, Op Cit, hlm. 29
[7]
http://artikelterbaru.com/kesehatan/ilmu-kedokteran/pengertian-gizi-20112816.html,
di akses pada tanggal 22 maret 2012, pukul 09.15
[8]
http://carapedia.com/pengertian_definisi_gizi_info2106.html, di akses pada tanggal 22 maret 2012, pukul 08.48
[9] June
Thompson, Pedoman Merawat Balita, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 6
[10] Danar
Santi, Pendidikan Anak Usia Dini; Antara Teori dan Praktik, (Jakarta:
Indeks, 2009), hlm.35
[11] Alex
Sobur, Psikologi Umum Dalam Lintas Sejarah, (Bandung: Pustaka Setia,
2003), hlm. 153
[12]
Soemiarti Patmonodewo, Pendidikan
Anak Prasekolah, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hlm. 20
[13] http://paudanakceria.wordpress.com/2010/05/12/kesehatan-dan-gizi/, di akses pada
tanggal 22 maret 2012, pukul 09.22
[14] June
Thompson, Pedoman Merawat Balita, (Jakarta: Erlangga, 2003), hlm. 7
Artikel kesehatan terbaru
ReplyDeleteartikelnya bermanfaat bagi banyak orang dan mudah di pahami,makasih penulis
Infonya sangat menarik dan bermanfaat kak...makasi
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletetyufghjfgjvjghjkmhgk
ReplyDeleteصيانةبوتاجاز مكة
fhggfnjfgmfhgfdhfgj
ReplyDeleteصيانةبوتاجاز مكة