I.
PENDAHULUAN
Rasulullah merupakan suri teladan yang patut di contoh
oleh seluruh umat di dunia ini, beliau di utus oleh Allah untuk menjadi panutan
bagi seluruh umat. Rasul telah memberikan contoh dalam berbagai hal dalam
kehidupan ini, dari masalah yang kecil hingga masalah yang berat demikianlah
kesempurnaan beliau yang hujjahnya sangat jelas dan terang, sehingga tidak ada suatu permasalahan yang
tersisa melainkan telah di jelaskan olehNya.
Pada makalah ini akan di jelaskan tentang pemaparan etika
makan dan minum. Sebagaimana kita ketahui bahwa makan dan minum merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia untuk hidup. Dari makanan juga manusia dapat
melakukan aktivitasnya sebagai khalifah Allah di muka bumi ini. Rasulullah
telah banyak menjelaskan tentang bagaimana tata cara makan dan minum yang baik
sesuai dengan kadarnya masing-masing.
Tata cara makan dan minum merupakan hal
yang penting dan dilakukan berulang-ulang setiap harinya. Tata cara makan dan
minum merupakan bagian alamiah hidup yang membawa manfaat bagi yang
melakukannya. Islam mengatur tentang variasi dan jumlah asupan, kebersihan
makanan, kebiasaan makan bersama dan lain-lain. Dengan demikian makan dan minum
harus dilakukan dengan benar, baik dilakukan sendiri, bersama keluarga ataupun
dengan teman-teman.
Secara khusus pada makalah ini akan menjelaskan
tentang etika makan dan minum yang baik sesuai dengan hadis Nabi.
II.
HADIS DAN TERJEMAHNYA
A. Hadis Tentang Tata Cara Makan di Meja Makan
عن عمربن ابي
سلمة, قال : كُنتُ غُلامًا في حَجْرِ النبي صلى الله عليه وسلم, وكانَتْ يَدِيْ تَطِيشُ
في الصَّحْفَةِ, فقال : "ياَ غُلامُ , سَمِّ الله, وكُلْ بِيَمِيْنِك , وكُلْ
مِمَّا َلِيْك"(رواه مسلم والطبراني والبيهقى )
Dari umar bin abi salamah ia berkata: “Sewaktu aku kecil
pada masa nabi SAW. tanganku selalu bergerak kesana kemari dalam piring makan,
karena itu Nabi berkata: hai Anak sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan
kanan engkau, dan makanlah yang ada di sekitarmu”. ( HR. Muslim, thabrani dan
baihaqi )[1]
B. Perintah Makan Menggunakan Tangan Kanan
عن ابي هريرة عن
النبي صلى الله عليه وسلم قال: " اِذَا اَكَلَ اَحَدُكُمْ فَلْيَاْكُلْ بِيَمِيْنِهِ
وَاِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبُ بِيَمِيْنِهِ فَاِنَّ الشَّيْطَانَ يَاْكُلُ بِشِمَالِهِ
وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ ( رواه مسلم والنسائ في السنان الكبرى)
Dari abi hurairah ra dari Nabi SAW bersabda: “ jika salah
seorang dari kalian makan, makanlah dengan menggunakan tangan kanan dan jika
minum, minumlah juga dengan tangan kanannya. Sesungguhnya syaitan itu makan
dengan tangan kirinya dan juga minum dengan tangan kirinya. ( HR. Muslim dan
Nasa’i di dalam sunan Kubro) [2]
C. Perintah Makan, Minum, dan Berpakaian Tanpa
Berlebihan
عن عمرو بن شعيب
عن ابيه عن جده عن النبي صلى الله عليه وسلم , انه قال : كُاُوْا وَشْرَبُواْ وَ الْبَسُوْا
وَتَصَدَّقُواْ فِي غَيْرِ سَرَفٍ وَلَا مَخِيْلَةٍ ( رواه البيهقى في شعب الايمان)
Dari umar bin syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dari
Nabi SAW, sesungguhnya Nabi Bersabda: makanlah, minumlah, berpakaianlah dan shodaqohlah
tanpa berlebihan dan sikap sombong.( HR. Baihaqi pada bab iman)[3]
D. Membagi Perut Menjadi 3 Bagian
عن المقدام بن معدي كرب اَنَّ رَسُولَ الله صلى الله عليه
وسلم قال: مَا مَلاَءَ اَدَمِيُّ وِعَاءَ شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ, بِحَسْبِ ابْنِ اَدَمَ
لُقَيْمَةٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَاِنْ كَانَ لاَمحَاَلةَ فَاعِلًا فَثُلُثٌ لِطَعَامِه
وثُلُثٌ لِشَرَا بِه وثُلُثٌ لِنَفْسِه ( رواه الترمذى وابن حبان )
Dari miqdam bin ma’dikariba sesungguhnya
Rasulullah SAW bersabda:“Tidaklah seorang anak Adam mengisi sesuatu yang lebih
buruk dari perutnya sendiri , cukuplah bagi anak adam beberapa suap yang
dapat menegakkan tulang punggungnya, jikapun
ingin berbuat lebih, maka sepertiga untuk makanan dan sepertiga untuk minum dan
sepertiga lagi untuk nafasnya. ( HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban)[4]
III.
PEMBAHASAN
Seorang muslim bilamana makan hendaknya di niatkan agar
kuat dalam melaksanakan ibadah. Namun Nabi SAW. Melarang seseorang yang berniat
akan berpuasa terus menerus, karena setiap anggota tubuh mempunyai hak yang
harus dipenuhi yaitu makan dan minum.
Berikut ini beberapa etika islam dalam hal
makan dan minum secara umum yang kami ambil dari beberapa hadis Nabi di atas.
1. Membaca Basmallah
Pada hadis ini menceritakan Umar Ibn Abi Salamah pada
saat masih kecil dan sewaktu ia tinggal bersama Nabi, pada waktu beliau masih
dalam masa kanak-kanak ia diasuh langsung oleh Nabi, ia selalu makan
bersama-sama dengan Nabi, dan mengambil apa saja yang dia sukai walaupun
makanan itu tidak terletak di dekatnya, dan tidak memelihara adab makan
bersama-sama. Karena telah menjadi kebiasaan orang Arab makan dalam sebuah
piring.
Atas perbuatan Umar tersebut, Nabi menyuruh umar untuk
memakan apa yang ada di hadapannya saja dengan menggunakan tangan kanan dan
membaca basmallah di waktu akan memulai makan.
Membaca basmallah ketika makan bersama-sama menurut
pendapat ulama adalah sunnah kifayah. Jika telah ada yang membacanya, tidak
lagi di tuntut untuk membaca semuanya. Namun dalam pada itu tetap disukai
supaya masing-masing membacanya, karena menurut pendapat jumhur, sunnat kifayat
sama dengan fardu kifayah yang mula-mulanya dituntut terhadap semuanya.[5]
Membaca basmallah menurut Muhammad ‘Allan
Ash-shodiqy Asy-Syafi’I Al-Makky adalam membaca secara lengkap بسم الله الرحمن الرحيم , dan makan yang ada di sekitarnya maksudnya adalah makanan yang ada di
hadapannya, yaitu jika makanan itu hanya satu macam makanan yang tersaji, namun
jika ada bermacam-macam makanan yang tersaji maka boleh makan dan mengambil
dari sekitarnya.[6]
2. Menggunakan Tangan Kanan
Nabi memerintahkan kita untuk makan dengan menggunakan
tangan kanan karena menurut riwayat setan makan dengan menggunakan tangan
kirinya. Tangan kanan lebih mulia daripada tangan kiri dan biasanya tangan kanan
lebih kuat daripada tangan kiri. Dalam kitab Ar Risalah dan Al umm, Imam Syafi’i
mewajibkan kita untuk makan dengan menggunakan tangan kanan karena ada ancaman
terhadap orang yang makan dengan tangan kiri. Namun menurut imam ibnu hajar al
asqalani dalam syarh fathul bari pendapat imam syafi’I mewajibkan makan
menggunakan tangan kanan itu tidak ada dasar yang pasti.[7]
Dalam shohih muslim yang diriwayatkan oleh
Salamah ibn Al-Akwa’,
عن بن سلمة بن الاكوع : اَنَّ اَبَاهُ حَدَّثَهُ اِنَّ
رَجُلًا اَكَلَ عند رسول الله ص م . بِشِمَالِهَا فقال ( كُلْ بِيَمِيْنِك) قال:
لَا اَسْتَطِيعُ . قال ( اَلَا اِسْتَطَعْتَ) مَا مَنَعَهُ اِلاَّ الْكِبَرُ . قال
: فما رفعها الى فيه.
Dari Ibn Salamah bin Al-Akwa’ sesungguhnya Dia
diberi tahu oleh Ayahnya, bahwasanya seorang laki-laki makan di samping
rasulullah SAW. Dengan menggunakan tangan kirinya. Rasulullah bersabda: “
makanlah dengan tangan kananmu”, Dia menjawab: Saya tidak bisa makan dengan
tangan kanan. Maka Nabi berkata: “ Apakah engkau tidak bisa makan dengan tangan
kanan.? Hanya ketakaburan yang menghalanginya.” Akwa’ berkata: Maka mulai waktu
itu dia tidak bisa mengangkat tangan kanannya lagi.[8]
Nabi juga mengajarkan kepada para sahabatnya
untuk menggunakan tangan kanan untuk melakukan hal-hal yang baik.
Khalifah Umar bin Khattab r.a, bahkan menyuruh bendaharanya untuk membayar
pelayan yang menolong seseorang yang tangan kanannya terluka berat dalam
peperangan.
Beberapa orang tertentu mungkin memiliki
masalah yang membuatnya tidak dapat menggunakan tangan kanannya, seperti lumpuh
dan lain-lain. Dalam hal ini mereka di beri keringanan. An-Nawawi mengatakan: “
jika seseorang yang memiliki alasan yang kuat dan benar untuk tidak makan dan
minum menggunakan tangan kanannya, seperti penyakit atau cidera, maka hal ini
bukan menjadi larangan”.[9]
Nabi menyuruh Umar supaya
makan menggunakan tangan kanannya. Hal ini adalah karena setan menurut riwayat,
makan dengan tangan kiri. Dan karena tangan kanan, biasanya lebih mulia
dan lebih kuat dari pada tangan kiri, begitu juga diwaktu minum.[10]
Islam memberikan
keringanan bagi orang yang mempunyai kekurangan seperti halnya orang kidal.
Apabila orang tersebut masih kuat menggunakan tangan kanan, maka tetap
dianjurkan menggunakan tangan kanan karena termasuk sunnah Rosul. Walaupun
sudah terbiasa bagi mereka menggunakan tangan kiri, tetapi mereka harus
berusaha dan membiasakan menggunakan tangan kanannya. Seperti yang terkandung
dalam surat Al-Insyirah ayat 6:
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan.
3. Makan dan minum tanpa berlebihan
Islam mengajarkan untuk menjaga jadwal menu makan dengan
baik. Manusia diajarkan mengonsumsi berbagai variasi makanan dengan cukup dan
tidak berlebih-lebihan. Baik Al Qur’an maupun Hadis banyak membahas tentang hal
ini, sebelum ilmu pengetahuan menemukan konsep angka kecukupan gizi righ dietary allowance ).
Al-Qur’an menyatakan secara berkali-kali larangan untuk
makan berlebih-lebihan. Manusia cukup mengonsumsi makanan sesuai dengan angka
kecukupan gizi. Allah berfirman dalam surah Thaha Ayat 81:
Artinya : “makanlah di antara rezki yang baik
yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang
menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. dan Barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku,
Maka Sesungguhnya binasalah ia”.
Menguatkan apa yang dijelaskan Al-Qur’an, nabi Muhammad juga bersabda dalam
hadisnya untuk makan secukupnya, cukup untuk membuat orang bertahan hidup.[11]
4. Menyisakan Sepertiga Perut Untuk Udara
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan dari Miqdam, bahwasanya Nabi
memerintahkan kita untuk makan yang cukup dan tidak memenuhi seluruh perut kita
dengan makanan. Tetapi dibagi menjadi tiga bagian, sepertiga untuk makanan,
sepertiga untuk air, dan sepertiga untuk udara.
Sebagai ilustrasi, jika sebuah blender yang diisi penuh sampai ke atas dan
kemudian mesinnya di hidupkan, maka blender itu bisa pecah atau rusak. Perut
manusia bukan blender, tetapi sebagai penghalus, berfungsi juga sebagai
pemecah, pencampur, dan pengolah makanan, segalanya menjadi satu.
Pembatasan makanan tidak berarti anjuran untuk menahan lapar terus menerus
yang membuat orang lapar gizi. Al-hadis mengajarkan untuk makan setelah lapar,
dan berhenti sebelum kenyang. namun yang
dimaksud lapar di sini bukanlah lapar dalam pengertian lapar gizi.
Dengan demikian , islam telah mengajarkan pola makan yang seimbang. Pola
makan yang berlebihan merupakan sesuatu yang dilarang oleh Allah. Telah
terbukti dalam literatur kesehatan bahwa makanan yang berlebihan merupakan
dasar dari berbagai penyakit. Kelebihan makanan dapat membuat obesitas yang
menambah resiko berbagai penyakit seperti diabetes, hipertensi, jantung, dan
lain-lain. Untuk menjaga agar terbiasa tidak makan berlebihan, islam juga
mengatur puasa wajib di bilan ramadan dan puasa sunat di hari lainnya. [12]
Secara umum tatacara makan dan minim yang baik yang harus
dilakukan adalah:
1. Makan
a. Mencuci tangan sebelum makan
b. Membaca basmallah
c. Makan di mulai dari yang berada di
sebelah kana dahulu
d. Mengecilakn suap dan menghaluskan
kunyahan
e. Tidak memandang kepada wajah teman
makan
f. Tidak sambil bersandar
g. Tidak makan ketika kenyang
h. Mengambil makanan dari sisi
piring/wadah
i.
Menjilat anak jari ketika selesai makan
j.
Membaca hamdallah
2. Minum
a. Memandang kedalam gelas sebelum
meminum airnya
b. Membaca basmallah
c. Mengesap air dan tidak
menenggaknya
d. Tidak sambil berdiri
e. Membaca hamdallah[13]
[1]
Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Mutiara
hadis 6, (semarang: Rizki Putra Semarang, 2007), hlm.204
[2]
Imam Abi Husain Muslim Bin Hajjaj, Shohih
Muslim, ( Beirut: Maktabah dalan, t.th), hlm.152
[3]Abdul
Rosyad Siddiq ,Terjemah Lengkap Bulughul Maram, (Jakarta: AkbarMedia Eka
Sarana, 2009), hlm.669
[4] Sayid ahmad al-Hasyimi Afandi, Muhtasor
Ahaadis An-nabawi, (Jeddah: maktabah daar ihyaul kutub al arobiyah,2000),
hlm.152
[5]
Muhammad Hasbi Ash-shiddieqy, mutiara hadis 6…
[6]
Muhammad Allan Ash-Shodiqy
Asy-Syafi’i Al-Makky, Dalilul Falihin,(Lebanon: Darul Qutub Al-Alamiyah,
1971), hlm. 191
[7]
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqy,
Mutiara Hadis 6...
[8]
Imam Abi Husain Muslim Bin Hajjaj, Shohih
Muslim, ( Beirut: Maktabah dalan, t.th), hlm.159
[9]
Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar
Psikologi Kesehatan Islami,( Jakarta: Raja Grafindo persada, 2008), hlm.179
[10]
TENGKU Muhammad Hasbi Ash-Shiddiqy, Mutiara
Hadis 6..., hlm, 204-205
[11]
Aliah b. Purwakania hasan, Pengantar
Psikologi Kesehatan Islami,( Jakarta: Raja Grafindo persada, 2008), hlm.179
[12]
Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar
Psikologi..., hlm. 180
[13] Irwan Kurniawan, 9 Risalah Al-Ghazali
(terjmahan dari Majmu’ah Rasail Al-Imam Al-Ghazali jilid 2-6), (Bandung:
pustaka Hidayah, 2000), hlm. 37-38
assalamualaikum saudara ku seiman
ReplyDeletekita seiman ..
ReplyDeleteTempat Belanjanya Orang2 Terkaya, ya jelas disini tersedia perhiasan mewah mutiara, kain batik ratusan ribu, perabot2 mewah,JAM TANGAN dan aksesoris kereennn, joss markojoss
→ Lihat Infonya -> Cek disini
izin buat referensi gann
ReplyDeleteTerima kasih krn ini sangat membantu sekali
ReplyDelete** BANJIR BANJIR BANJIR UANG DI MEJA **
ReplyDeleteVIPbandarQ - YOUR No #1 BandarQ Online Indonesia
----------------------------------------------
Menyediakan 7 Jenis Permainan TerFAVORIT
BANDAR Q | ADU Q | DOMINO QQ | POKER | CAPSA SUSUN | Bandar Poker | Sakong (New Game) ----------------------------------------------
Di Dukung 5 Bank Ternama di INDONESIA
BCA - MANDIRI - BRI - BNI - DANAMON
----------------------------------------------
Bonus Terbesar di VIPbandarQ
1. Bonus Refferal TANPA SYARAT
2. Bonus Rolligan TIAP MINGGU
----------------------------------------------
Selalu Ada Kejutan Untuk Member VIPBANDARQ
----------------------------------------------
Gabung Sekarang Juga dan Raih Kemenangan Puluhan Juta Setiap Hari
CS ONLINE 24/7
BBM : 55AB0E6C
INSTAGRAM : VIPBANDARQORG
SKYPE : VIPBANDARQ
FACEBOOK : VIPBANDARQ
www. VIPBANDARQ. org
Ass wr wb
ReplyDeleteOke juga