Headlines News :
Home » » Makalah Studi Orientalis

Makalah Studi Orientalis

Written By Figur Pasha on Thursday, December 20, 2012 | 4:20 PM

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم


I.          PENDAHULUAN

Temuan-temuan tentang Islam, memang telah memberikan gambaran tersendiri, baik terhadap umat Islam maupun dalam (keilmuan) barat. Kajian orientalisme ternyata memiliki akar tradisi yang cukup panjang di dunia akdemik barat. Orientalisme tumbuh dan berkembang, seiring dengan berbagai kepentingan yang mengitarinya sejak berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus tahun yang lalu. Sebagai sebuah keilmuan, orientalisme sulit untuk bisa terbebas dari unsure-unsur kepentingan di luar keilmuan dalam melihat dunia Timur dan dunia Islam. Hal ini telah menimbulkanstigma di kalangan umat Islam bahwa apapun yang dikatakan sarjana Barat tentang islam akan selalu di curigai.


II.       RUMUSAN MASALAH

1.      Bagaimana sejarah munculnya orientalisme ?
2.      Apa yang dimaksud orientalisme ?
3.      Apa saja faktor-faktor orientalisme ?
4.      Bagaimana karakteristik orientalisme ?
5.      Bagaimana umat islam menangkis serangan orientalisme ?

III.    PEMBAHASAN
1.      Pengertian Orientalisme
Orientalisme berasal dari kata orient bahasa Prancis yang berarti timur, dan isme (Belanda) yang menunjukan pengrtian tentang suattu paham. Jadi orientalisme bermakna sesuatu paham atau aliran, yang berkeinginan menyelidiki hal-hal yang berkaitan dengan bangsa-bangsa di Timur.[1]
 Pengertian secara umum orientalisme yaitu metode berfikir secara barat. Metode inilah yang menjadi landasan dalam menilai dan memperlakukan segala sesuatu, bahwa di sana ada perbedaan yang fundamental antara Barat dan Timur, baik dalam eksistensi ataupun teknologi.
Pengertian secara khusus. Yaitu orientalisme merupakan studi akademis yang dilakukan oleh bangsa Barat dari negara-negara imperialis mengenai dunia Timur dengan segala aspeknya, baik mengenai sejarah, pengetahuan, baahasa, agama, tatanan sosial politik, hasil bumi serta potensinya.[2]

2.      Sejarah Orientalisme.
Orang-orang barat mulai berkecimpung dalam studi tentang dunia Timur adalah pada permulaan abad kesepuluh Masehi. Yaitu ketika beberapa orang pendeta-pendeta Barat Khususnya di Andalusia (Spanyol), ingin memperlihatkan kebolehan dan kemampuannya setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah-sekolah studi ketimuran. Pada saat itulah beberapa utusan dari berbagai negara mendatangi ibu kota negara-negara islam. Mereka menimba ilmu dan seni terbaik apa saja yang mereka inginkan, kemudian kembali ke negara masing-masing dengan membawa obor-obor ilmu pengetahuan yang akan membuat meraka bangkit menuju kehidupan yang lebih baik.
Setelah para pendeta tadi kembali ke negara masing-masing, mereka menyebarkan kebudayaan dan ilmu-ilmu pengetahuan yang diperolehnya. Para cendikiawan bangsa eropa tidak ketinggalan juga untuk mempraktekkan apa yang telah mereka pelajari di institut-institut islam Andalusia. Yaitu berupa ilmu-ilmu yang merupakan asas bagi kebangkitan baru. Usaha mereka itu mulai kelihatan hasilnya yang gemilang pada abad ke-18 M. Kemudian bersinar terang pada abad ke-20 M.[3]
Munculnya Orientalisme tidak terlepas dari beberapa factor yang melatarbelakanginya, antara lain akibat perang salib atau ketika dimulainya pergesekan politik dan agama antara Islam dan Kristen salama pemerintahan Nuruddin Zanki dan Shalahuddin al-Ayyubi, karena kekalahan demi kekalahan yang dialami pasukan Kristen semangat membalas dendam tetap membara selama berabad-abad.
Karena kekalahan demi kekalahan yang dialami pasukan kristen maka semangat membalas dendam tetap membara selama berabad-abad. Faktor yang lainnya juga bahwa orientalisme muncul untuk kepentingan penjajahan Eropa terhadap negara-negara Arab dan Islam timur, afrika utara dan dan asia tenggara, serta kepentingan mereka dalam memahami adat istiadat dan agama bangsa-bangsa jajahan itu demi memperkokoh kekuasaan dan dominasi ekonomi mereka pada pada bansa-bangsa jajahan. Faktor tersebut mendorong mereka menggalakkan studi orientalisme dalam berbagai bentuknya di perguruan-perguruan tinggi dengan perhatian dan bantuan dari pemerintah mereka.
Kedengkian ini semakin memuncak setelah mereka menyaksikan keberhasilan dan kecermelngan ekspansi islam yang mampu menunudukan Eropa selatan dan pulau-pulau lautan Mediteraania. Bahkan ekspansi islam berhasil menguasai jalan masuk berbagai dan daerah-daerah besarnya, sebagian kerajaan-kerajaan kecil yang merupakan tempat kelahiran agama Nasrani dan tempat-tempat yang di agungkan oleh mereka seperti Syam dan Mesir memeluk agama islam.[4]

3.      Fakto-faktor Pendorong Gerakan Orientalisme
Faktor-faktor pendorong yang memotifasi para orientalis untuk berkecimpung dalam studi ketimuran adalah sebagai berikut :
a.       Faktor Agama
Faktor agama merupakan motif utama bagi para orientalis dalam menjalankan misi mereka. Yaitu, ketika para pendeta melihat umat Nasrani dalam jumlah besar masuk agama islam, dan kemudian melihat kemajuan dan keunggulan militer kaum muslimin, peradaban yang dimiliki umat islam yang mempunyai pengaruh dalam merongrong akidah maka mereka memandang islam sebagai musuh satu-satunya bagi agama Nasrani.
Mereka menggambarkan agama islam dalam bentuk agama yang apatis dan tidak mampu mengikuti perkembangan zaman. Para orientalis juga bertujuan untuk menciptakan jiwa yang lemah dan merasa pesimisdalam probadi-pribadi umat islam dan bangsa timur lainnya. Mereka juga selalu memilih lingkungaan umat islam yang arah dan bobrok untuk dijadikan contoh tentang kenyataan dari hasil ajaran islam.[5] 
b.      Faktor Imperialisme
Orang-orang Eropa tidak putus asa dengan kekalahan yang mereka derita dalam perang salib untuk kembali menjajah bangsa Arab selaku negara yang identik dengan islam. Oleh karena itu, mereka berkecenderungan untuk mempelajari hal-hal yang menyangkut dengan negara-negara tersebut, baik dari segi akidah, kesusateraan, etika dan sumber-sumber kekayaan alam, agar mereka bisa mengetahui titik-titik kekuatan negara islam yang harus dilumpuhkan.[6]
Agar impian mereka benar-benar terwujud, para orientalis mulai berusaha menghidupkan nilai-nilai sejarah kebangsaan. Hal ini digunakan untuk mempermudah dalam memecah belah persatuan kita selaku umat islam dan guna mengetahui sejauh mana ketangguhan kita dalam mempertahankan kemerdekaan, ras, persatuan tanah airdan kekayaan alam kita.  
c.       Faktor Politik
Imperialisme melihat bahwa kebutuhan politiknya menginginkan agar konsul dan dutanya yang memilki bekal yang mapan tentang kajian yang berhubungan dengan dunia timur. Dengan cara demikian mereka akan dapat menjalankan kepentingan-keppentingan politik bagi mereka.
d.      Faktor keilmuan  
Hanya segolongan kecil dari para orientalis yang menekuni kajian ini. Karena faktor keilmuan tentu berarti bertujuan mempelajari kebudayaan manusia, agama, bahasa, dan ilmu pengetahuan mereka pula sehingga presentase salah pahaman mereka ini terhadap islam lebih sediit dari pada golongan orientalis lainnya.
4.      karakteristik Orientalisme
Dalam kajian orientalisme mempunyai karakter khusus yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pemahaman orientalisme itu sendiri. Adapun karakteristik orientalisme adalah sbb :
a.       Orientalisme adalah satu kajian yang mempunyai ikatan yang sangat erat hubungannya dengan kolonial Barat. Jadi fenomena orientalisme berkaitan erat  dengan kolonialisme. Semua negara barat yang penjajah, mempunyai organisasi orientalisme.
b.      Orientalisme merupakan gerakan yang mempunyai ikatan yang sangat kuatdengan   gerakan kristenisasi. Hal ini teerbukti dengan membengkaknya jumlah kaum nasrani yang menspesialisasikan dirinya dalam sekolah kepasturan untuk mengkaji kitab-kitab.
c.       Orientalisme merupakan kajian gabungan yang kuat antara gerakan kolonialisme dengan kristenisasi yang validitas ilmiah dan obyektifitasnya tidak dapat dipertanggungjawabkan secara mutlak, khususnya dalam mengutarakan kajian tentang islam.
d.      Orientalisme merupakan bentuk kajian yang dianggap paling potensial dalam politik barat untuk melawan islam dan kaum muslimin. Hal ini banyak sekali kita saksikan dengan mata terbuka dimana para oreintalis bekerja sebagai konsultan bagi negaranya dalam merencanakan politik mereka guna diterapkan pada satu wilayah jajahan yang dibarenngi dengan gerakan kristenisasi di seluruh wilayah yang penduduknya beragama islam.[7]


5.      Usaha Umat Islam Menangkis Serangan Orientalisme
Juru-juru Da’wah dan Organisasi Da’wah untuk menghimpun dan mengatur kerjasama dan mengatur kerjasama dan mengatur taktik dan strategi Islam. Tabligh memelukan adanya juru Dakwah yang militant dan ulet, berilmud an mengerti betul tentang islam, cerdas dan tergabung dalam kelompok mubaligh guna menghadapi lawan-lawan Islam dalam segala bentuk, nama dan tindakan serta serangannya seperti dijelaskan di atas. Ingatlah firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 104:
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ 
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.”
Surat As-Shaf ayat 14:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ فَآمَنَتْ طَائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ          وَكَفَرَتْ طَائِفَةٌ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آمَنُوا عَلَى عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kami lah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israel beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang

IV.    KESIMPULAN
Orientalisme merupakan studi akademis yang dilakukan oleh bangsa Barat dari negara-negara imperialis mengenai dunia Timur dengan segala aspeknya, baik mengenai sejarah, pengetahuan, baahasa, agama, tatanan sosial politik, hasil bumi serta potensinya.
Munculnya Orientalisme tidak terlepas dari beberapa factor yang melatarbelakanginya, antara lain akibat perang salib atau ketika dimulainya pergesekan politik dan agama antara Islam dan Kristen salama pemerintahan Nuruddin Zanki dan Shalahuddin al-Ayyubi, karena kekalahan demi kekalahan yang dialami pasukan Kristen semangat membalas dendam tetap membara selama berabad-abad.
Faktor-faktor pendorong gerakan orientalisme:
a.       Faktor agama
b.      Faktor imperialisme
c.       Faktor politik
d.      Faktor keilmuan


V.       PENUTUP
Demikian tugas makalah yang kami buat, sekiranya dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi para pembaca tentang Studi Orientalisme.
Dan kami mohon maaf sebesar-besarnya jika dalam penulisan makalah ini kurang dari kesempurnaan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat-Nya dan Ridho-Nya kepada kita semua, Amin.

















DAFTAR PUSTAKA

Bathh,Hasan .2004.  Anatomi Orientalisme Menguak Tujuan dan Bahaya Orientalisme serta Cara Umat Islam Menghadapinya. Jogjakarta : Menara kudus jogjakarta
 Abdul Hamid G, Ahmad. 1992. Menyingkap Tabir Orientalisme.  Jakarrta : Pustaka Al-Kautsar
  Joesoef Sou’yb, Muhamad. 1985. Orientalisme dan Islam. Jakarta : Bulan Bintang




[1] H.M. Joesoef Sou’yb, Orientalisme dan Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1985), hlm 1
[2] A. Abdul Hamid G, Menyingkap Tabir Orientalisme, (Jakarrta : Pustaka Al-Kautsar, 1992), hlm 18
[3] Dr. Hasan Bathh, Anatomi Orientalisme Menguak Tujuan dan Bahaya Orientalisme serta Cara Umat Islam Menghadapinya, (Menara kudus jogjakarta : Jogjakarta, 2004), Hlm 30
[4] Ibid, hlm 32
[5] Dr. Hasan Bathh, Anatomi Orientalisme Menguak Tujuan dan Bahaya Orientalisme serta Cara Umat Islam Menghadapinya, (Jogjakarta :Menara kudus jogjakarta, 2004), Hlm 46
[6] Ibid, hlm 52
[7] A. Abdul Hamid G, Menyingkap Tabir Orientalisme, (Jakarrta : Pustaka Al-Kautsar, 1992), hlm 21

Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Random Post

 
Support : SMP N 1 Pecangaan | SMA N 1 Pecangaan | Universitas Islam Negeri Walisongo
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. Islamic Centre - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template