I.
Pendahuluan
Sejak lahir,
bahkan sejak masih di dalam kandungan ibunya, manusia merupakan kesatuan
psikofisis atau psikosomatis yang terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan dan perkembangan itu merupakan sifat kodrat manusia yang harus
mendapat perhatian secara seksama. Mengingat pentingnya makna pertumbuhan dan
perkembangan ini, maka persoalan yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan akan dijelaskan secara khusus di bagian lain. untuk memberi
ambaran bahwa makna pertumbuhan dibedakan dari makna perkembangan, secara singkat
disajikan yaitu bahwa istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan
perubahan-perubahan kuantitatif mengenai fisik atau biologis dan istilah
perkembangan digunakan untuk perubahan-perubahan kualitatif mengenai aspek
psikis atau rohani dan aspek sosial[1].
Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, manusia mempunyai
kebutuhan-kebutuhan. Pada awal
kehidupannya bagi seorang bayi mementingkan kebuthan jasmaninya, ia
belum peduli dengan apa yang terjadi diluar dirinya. Ia sudah merasa senang
apabila kebutuhan fisiknya, seperti makan, minum, dan kehangatan tubuhnya
terpenuhi. Kebutuhannya kian bertambah dan suatu saat ia membutuhkan fungsi
alat berkomunikasi (bahasa) semakin penting. Ia membutuhkan teman, keamanan,dan
seterusnya. Semakin besar anak, maka kebutuhan non fisiknya semakin banyak.
Sudah barang tentu setiap manusia akan berupaya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan.Apabila dicermati kebutuhan-kebutuhan tersebut dibagi
menjadi dua, yaitu kebutuhan utama (primer) dan kebutuhan kedua (sekunder).
II.
Rumusan
Masalah
A.
Apa
pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
B.
Bagaimana
tanda-tanda Pertumbuhan dan Perkembangan?
C.
Apa
faktor-faaktor yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan?
III.
Pembahasan
A.
Pengertian
Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan
dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada material sesuatu sebagai
akibat dari pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa
pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil membagi
besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan sebagainya.
Ini tidak berarti, bahwa pertumbuhan itu hanya berlaku pada hal-hal yang
bersifat kuantitatif, karena tidak selamanya material itu kuantitatif. Material
dapat terdiri dari bahan-bahan kuantitatif seperti atom, sel, kromosom, rambut,
molekul, dan lain-lain. Dapat pula material terdiri dari bahan-bahan kualitatif
seperti kesan, keinginan, ide, gagasan, pengetahuan, nilai, dan lain-lain[2].
Peristiwa
pertumbuhan pribadi manusia bertolak dari peristiwa awal herediter. Manusia
terbentuk dari material yang lemah. Material yang di maksudkan adalah material
genetis. Pertumbuhan genetis manusia tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan pada
hewan karena keduanya merupakan organisme. Setiap organisme tumbuh dari keadaan
sederhana dengan satu sel tunggal menjadi banyak sel dan membentuk organisme
yang bersusunan sangat kompleks. Pertumbuhan pada masing-masing individu dalam
segi proses terdapat hal umum yang sama tetapi dalam hal-hal yang khusus belum
tentu sama.
Perkembangan
itu adalah suatu perubahan, perubahan ke arah yang lebih maju, lebih dewasa.
Secara teknis perubahan tersebut biasanya disebut proses[3]. Jadi pada garis besarnya para ahli sependapat bahwa perkembangan
itu adalah suatu proses. Tetapi apabila persoalan dilanjutkan dengan
mempersoalkan proses apa, maka akan mendapatkan lagi bermacam-macam jawaban
yang pada pokoknya berpangkal kepada pendirian masing-masing ahli. Pendapat
atau konsepsi yang bermacam-macam itu dapat digongkan menjadi tiga golongan;
1.
Konsepsi
para ahli yang mengikuti aliran asosiasi.
Menurut aliran
asosiasi ini hal yang primer adalah bagian-bagian, sedangkan keseluruhan adalah
sekunder; bagian-bagian ada terlebih dahulu dan keseluruhan timbul kemudian.
Misalnya, anak-anak mendengar suara lonceng, lalu mendapatkan kesan pendengaran
tentang lonceng, selanjutnya anak-anak mungkin melihat warna dan bentuk lonceng
tersebut, dan mendapatkan kesan penglihatan tentang lonceng dan mendapatkan
kesan rabaan mengenai lonceng itu.
2.
Konsepsi
para ahli yang mengikuti aliran Gestalt dan Neo Gestalt.
Menurut aliran
ini perkembangan adalah diferensiasi. Didalam proses diferensiasi yang primer
adalah keseluruhan sedangkan bagian-bagian menduduki tempat sekunder.
3.
Konsepsi
para ahli yang mengikuti aliran sosiologisme.
Para ahli yang mengikuti aliran ini menganggap bahwa perkembangan
adalah proses sosialisasi. Anak manusia mula-mula bersifat sosial yang kemudian
dalam perkembangannya sedikit demi sedikit disosialisasikan.
B.
Tanda-tanda
Pertumbuhan dan Perkembangan
Selama
perkembangannya, kehidupan individu itu tidak statis melainkan dinamis, dan
pengalaman belajar harus seusai dengan sifat-sifatnya dalam masa perkembangan
tersebut[4].
1.
Masa bayi prenatal dan pascanatal, masa prenatal adalah periode
perkembangan pertama dalam jangka kehidupan manusia secara biologis dimulai
pada waktu konsepsi dan berakhir pada waktu kelahiran. Masa pacanatal adalah
tahap-tahap perkembangan yang dimulai sejak kelahiran. Masa ini ditandai oleh
ketergantungan yang penuh kepada orang lain (ayah dan ibu) dengan kasih
sayangnya.
2.
Masa bayi, masa ini merupakan masa fital. Karena kondisi fisik dan mental
bayi menjadi pondasi kokoh bagi pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya, anak
pada masa ini mengalami perkembangan yang pesat baik jasmani maupun rohani.
Masa bayi berlangsung dari usia 2 minggu setelah kelahiran sampai 2 tahun
pertama dalam kehidupannya. Ciri yang sangat menyolok pada masa ini adalah
kemampuan mental dan daya akalnya yang pada umumnya berkembang lebih cepat dari
kemampuan fisiknya.
3.
Masa kanak-kanak ,awal masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia,
tempat dimana kebaikan dan sifat buruk kita yang tertentu dengan lambat, namun
jelas berkembang dan mewujudkan dirinya. Ciri-ciri masa kanak-kanak awal
adalah: a. usia yang mengandung masalah atau usia sulit, b. usia mainan, c. usia prasekolah, d. usia belajar berkelompok, e. usia menjelajah dan bertanya, f. usia meniru dan usia kreatif.
4.
Masa kanak-kanak akhir , masa ini
berjalan dari usia 6 atau 7 tahun sampai dengan 12 atau 13 tahun, akhir usia
ini sukar ditentukan karena sebagian cepat jadi remaja sebagian lain lambat,
tergantung pada keadaan kesehatan fisik, sifat-sifatnya dan pendidikan
sebelumnya sang anak. Label yang sering digunakan oleh orang tua, pendidikan
dan ahli psikologi untuk masa ini.
5.
Masa remaja, masa ini adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa,
meliputi semu perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.
Lazimnya masa remaja dimulai pada satu anak secara seksual menjadi matang dan
berakhir saat ia mencapai usia matang secara hukum. Secara umum masa remaja
dibagi menjadi dua yaitu remaja awal dan akhir remaja, dengan garis pemisah
terletak kira-kira di sekitar usia 17 tahun. Secara garis besar ada 2 ciri-ciri
perkembangan dari pertumbuhan dan perkembangan yaitu: a. adanya penambahan ukuran dan berat serta perbedaan
perbandingan ukuran, berat dan kesanggupan,
b. hilangnya ciri-ciri lama dan munculnya ciri-ciri baru.
C.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan
yang menyangkut perubahan materil dan struktur fisiologis, sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor tertentu yang mana faktor-faktor itu sendiri saling
berhubungan[5]. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi:
1.
Anak
sebagai keseluruhan
Anak sebagai
keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan interaksi dari setiap faktor kepribadian
yang dia miliki. Intelek anak berhubungan dengan kesehatan jasmaninya sangat
dipengaruhi oleh emosi-emosinya, sedangkan emosi-emosinya dipengaruhi oleh
keberhasilannya di sekolah, kesehatan jasmaninya, dan kapasitas mentalnya.
Pertumbuhan anak, baik fisik, intelektual, maupun sosial sangat ditentukan oleh
latarbelakang keluarganya, kpribadiannya, dan aktifitas sehari-hari.
2.
Umur
mental anak mempengaruhi pertumbuhannya
Umur mental
anak mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental anak menentukan
prestasi belajarnya. Peelitian tentang hubungan antara prestasi belajar dengan
pertumbuhan anak pafa umumnya telah dilakukan. Hasil penelitian menunjukkan
adanya hubungan yang erat antara prestasi belajar dan pertumbuhan atau tingkat
kematangan anak.
3.
Permasalahan
tingkah laku sering berhubungan dengan pola-pola pertumbuhan
Kita harus
menyadari, bahwa pertumbuhan sendiri menimbulkan situasi-situasi tertentu yang
menimbulkan problem-problem tingkah laku. Anak-anak yang pertumbuhannya cepat,
lambat, atau tidak teratur sering menimbulkan problem-problem pengajaran. Anak
memiliki energi yang diperoleh dari makanan dan gizi. Energi anak digunakan
untuk aktivitas-aktivitas dan pertumbuhan[6].
4.
Penyesuaian
pribadi dan sosial mencermikan dinamika pertumbuhan
Peristiwa-peristiwa
yang terjadi pada anak akibat pertumbuhan dan setelah mdi hadapkan pada
tantangan kultural masyarakat terutama harapan-harapan orang tua, guru-guru,
dan teman-teman sebayanya tercermin didalam peneysuaian sosialnya. Anak yang
tidak menunjukkan kelainan-kelainan menonjol dalam pergaulan sosialnya, itu
dapat berarti, bahwa pertumbuhan anak itu normal.
Sedangkan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan yaitu:
1.
Faktor
pembawaan yaitu faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri.
2.
Faktor
lingkungan yaitu faktor yang berada diluar diri invidu itu sendiri.
3.
Faktor
gabungan antara faktor pembawaan dan faktor lingkungan.
Dari faktor-faktor itu timbul teori-teori yang menerangkan
perkembangan yaitu:
1.
Teori
natifisme
Teori ntifisme mengatakan bahwa perkembangan semata-mata ditentukan
oleh pembawaan yaitu pembawaan yang dibawa sejak lahir. Misalnya: orang tua
ahli teknik, pada umumnya anaknya juga ahli teknik.
2.
Teori
empirisme
Teori ini berpendapat bahwa perkembangan itu semata-mata tergantung
pada faktor lingkungan. Misalnya : dua orang anak diberi pendidikan yang sama dan
tinggal dilingkungan yang berbeda belum tentu akan menghasilkan pendidikan yang
sama. Ini menunjukan bahwa ada faktor lain yang turut serta menentukan
perkembangan itu, yaitu faktor lingkungan.
3.
Teori
konvergensi
Teori ini berpendapat bahwa didalam perkembangan individu itu baik
dasar (pembawaan) atau lingkungan kedua-duanya turut menentukan. Misalnya anak
sulung, bungsu, tunggal, dan sebagainya. Ternyata kedudukan anak dalam keluarga
itu mempengaruhi perkembangan anak, bukan karena keturunannya, kemiripan antara
orang tua dan anak itu bersumber kepada orang dewasa disekitarnya sebagai model
peniruanya[7].
[1] Sunarto dan B. Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik (Jakarta:
Rineka Cipta. 2008) Hal. 3 – 4.
[2] Mustaqim dan Abdul Wahib. Psikologi Pendidikan. (Jakarta:
Rineka Cipta. 2010). Hal. 24 – 25.
[3] Sumadi Suryobroto. Psikologi Perkembangan. (Yogyakarta: Rake
Press. 1983). Hal. 71 – 76.
[4] http://cerminanhatial-insan.blogspot.com/2012/04/fase-fase-dan-ciri-ciri-pertumbuhan-danperkembangan.
Senin, 24 September 2012 pkl. 09.28 WIB.
[5] M. Dalyono. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Rineka Cipta.
2010). Hal. 72 – 74.
[6] Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan(landasan kerja pemimpin
pendidikan). (Jakarta: Rineka Cipta. 1990). Hal. 51.
[7] Siti Partini Soemanto. Psikologi Perkembangan (Yogyakarta: FIP
Ikip. 1990). Hal. 16 – 19.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !