I.
PENDAHULUAN
Apakah penting memerhatikan masalah kelompok usia dalam kegiatan
menggambar? Sebagian dari anda mungkin menganggap tidak penting dan sebagian
lagi mengatakan penting.
Sementara ini kita sepakat untuk mengatakan penting dalam hal memperhatikan
kelompok usia anak. Alasan paling nyata adalah bahwa perbedaan usia anak
mempengaruhi porsi yang dibutuhkan. Kegiatan menggambar bagi anak usia di bawah
2 tahun berbeda dengan kegiatan anak berusia di atas 3 tahun.
Beberapa orang tua atau guru memiliki idealisme tinggi, sering
mengabaikan hal ini. Seni memang idealis. Tapi apakah dalam usia 2 tahun anak
akan dipaksa untuk memikirkan mengenai filisofi dalam menggambar?
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Pengenalan
dan Pembuatan Dimensi Dalam Seni Rupa
B.
Seni
Rupa Sebagai Konsep Dasar Pembelajaran
C.
Mengembangkan
Potensi Anak Melalui Seni Rupa
III.
PEMBAHASAN
A.
Pengenalan dan Pembuatan Dimensi Dalam Seni Rupa
1.
Kelompok
usia I (sensorimotor)
Siapa yang termasuk anak pada kelompok sensorimotor? Ada apa dengan
anak pada tahap usia ini? Bagaimana cara memberi kegiatan menggambarnya? Anak
yang termasuk tahap sensorimotor adalah anak yang berusia 0-2 tahun, atau yang
biasa disebut bayi. Anak usia dini lebih cenderung banyak menggunakan alat-alat
sensorisnya yakni: penglihatan dan pendengaran. Pergerakan tangan dan kaki bayi
cenderung diakibatkan rasa riang atau sedih setelah melihat atau mendengar
sesuatu.
2.
Kelompok
usia II
Kelompok anak tahap kedua adalah anak yang berusia 2 hingga 3
tahun. Anak pada usia ini bisa diberi tanggung jawab sekaligus harus diwaspadai
oleh orang tua. Orang tua bisa mengajari anak pada usia 2 sampai 3 tahun
bagaimana cara membuat garis lingkaran, lengkung, gelombang, segi empat, segi
tiga, garis vertikal dan horizontal. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk menarik
perhatian anak pada gambar, orang tua bisa membuat gambar-gambar yang ada
disekitar anak. Namun semua itu hanya memberikan contoh kepada anak, bukan
menuntun tangan anak untuk membuat gambar. Dalam tahap ini, alat tulis yang digunakan cukup
satu. Orang tua bisa bergantian menggambar dengan anak. Mengapa alat tulis
harus satu?
1.
Hubungan
emosional orang tua denga anak semakin dekat.
2.
Tidak
timbul diskriminasi alat tulis. Bisa jadi anak berpendapat bahwa alat tulis
yang digunakan orang tua lebih baik dari pada yang digunakan anak.
Sekalipun imajinasi anak usia 2-3 tahun sudah dapat membayangkan
bagaimana rupa wajah, namun anak usia ini belum bisa menggambarkannya. Gerak
motorik anak masih kasar, dan cara masih belum terbiasa memegang alat
tulis. Beberapa kali orang tua yang
mencoba membetulkan cara menggambar.
3.
Kelompok
usia III
Kelompok usia ini memiliki umur 3 sampai 4 tahun. Dalam usia ini
anak sudah terampil membuat kreasi garis, lengkung, lingkaran, dan bahka
membuat pola-pola tertentu. Gambar yang paling ringan untuk diajarkan kepada
anak usia ini adalah gambar rumah. Beberapa anak usia dini di PAUD atau
kelompok bermain sering kali meniru teman mereka bagaimana cara membuat rumah,
mobil, dan rumah-rumahan. Anak pada usia ini adalah masa awal ketika anak mampu
mengekspresikan segala yang ia rasakan. Kemampuan anak memegang pensil, dan
tata cara memerlakukan kertas sehingga tidak robek telah dapat dikuasai dengan
bagus. Gerak motorik anak semakin halus anak-anak mampu menggambar beberapa
adegan peperangan antara sijahat dengan si baik.[1]
B.
Seni Rupa Sebagai Konsep Dasar Pembelajaran
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya
merupakan istilah yang relatif baru digunakan dalam dunia persekolahan. Pada
mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar
ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan
Seni rupa.Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga
beragam bidang seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan
juga apresiasi seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk
menjadikan anak pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.[2]
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan
seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik
anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan
kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin.
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan
gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan
penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.
Seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada
batasan dalam berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan kehabisan
ide dan imajinasi. Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan bentuk
dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari
satu atau lebih dari media yang ada (sebagai catatan bahwa media atau bahan
seni di dunia juga tidak terbatas).
Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang
mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian, di dalam
proses berkarya seni, karena dalam hal ini adalah proses belajar, maka harus
dilakukan dengan cara yang benar, sesuai dengan tujuan dari pembelajaran. Untuk
anak usia dini (0 – 8 tahun), ketika belajar tentang seni rupa tidak hanya
bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena selain itu juga diharapkan
dapat memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional serta
kemandirian pada anak. Jadi dengan bimbingan yang tepat, seorang anak akan
dapat melatih potensi-potensi yang bermanfaat.
Seni rupa atau seni yang tampak adalah salah satu bentuk kesenian visual
atau tampak ada yang tidak hanya bisa diserap oleh indera penglihatan, tetapi
juga bisa oleh indera peraba, maksudnya adalah teksturnya dapat dirasakan,
misalnya kasar, halus, lunak, keras, lembut, dsb. Namun tidak menutup
kemungkinan tekstur ini adalah tekstur maya (ada namun tidak nyata) atau
tekstur ini seolah-olah ada yang dikarenakan mata kita dikelabuhi oleh sesuatu
yang tampak, misalnya sebuah foto kayu: disitu seolah-olah kita melihat adanya
tekstur namun kenyataannya tekstur itu tidak ada jika kita merabanya.
Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat
pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar,
menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni
rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan
disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural.
Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni
antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan
daya cipta. Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan
kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan
aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan
menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi
melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak diolah dan dikembangkan.[3]
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas,
pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut
meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah
melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang.
Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai
media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan
melalui bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa
estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi
yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap aktivitas belajarnya
secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan terhadap seni.
Bermain bagi anak merupakan kegembiraan dan kesibukan yang penting. Dalam
bertanya seni rupa dapat menimbulkan kegembiraan. Kegembiraan anak nampak dan
terlihat disebabkan oleh keaktifan atau kesempatan bergerak, bereksperimen,
berlomba dan berkomunikasi. Dapat pula dilihat betapa senangnya anak-anak
berkarya melalui seni rupa, mereka akan bergerak-gerak dengan sadar atau tidak,
mencoba-coba sesuatu yang diinginkan.
Dalam kelompok mereka selalu berlomba untuk menyelesaikan karyanya sesuai
dengan gagasannya. Apabila anak berhasil berkarya, dengan spontan ia akan
berteriak dan bergerak, menandakan kegembiraannya. Anak berkarya sesuai dengan
daya fantasinya dan apa yang dicapainya perlu mendapat pemahaman atau pengertian
orang lain. Bermain sangat berguna bagi perkembangan anak untuk persiapan dalam
kehidupan masa dewasa. Permainan dimaksudkan antara lain: Permainan “membentuk”
melatih anak untuk berkarya. Permainan “fungsi” melatih berbagai macam aktivitas
fisik. Permainan “peranan” berguna untuk menyiapkan anak mampu melakukan
peranan dalam kehidupan di kemudian hari. Permainan “menerima” berguna untuk
memupuk kemampuan menerima kebudayaan.
Peranan Guru di kelas adalah menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya
dan memahami karakteristik siswa sebagai anak didik di kelasnya. Dalam
melaksanakan kegiatan kelas guru harus menjadi pengelola, perencana, penyuluh
dan perancang program yang baik dan tuntas. Guru yang simpatik, imajinatif,
kreatif dan luas pengetahuannya. Adalah prasarat mutlak bagi guru sekolah
dasar.
Sekolah berperan sebagai tempat membina dan melatih diri melalui pengajaran
dan pendidikan untuk mengatasi segala masalah di masyarakat kelak setelah anak
menyelesaikan sekolah. Di sekolah anak-anak dihadapkan pada tuntutan untuk
tetap bersikap teratur berdisiplin (diam atau tenang), memperhatikan
petunjuk-petunjuk guru, menguasai seluruh perangkat.
C. Mengembangkan Potensi Anak Melalui
Seni Rupa
Kegiatan menggambar di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai
pembuatan shet, pengembangan shet, menjadikan karya karya lukis atau gambar, menggambar
dengan skema, memindahkan gambar denagan bantuan kisi-kisi, dan menggambar
ekspresi dengan cara memberikan gambaran kepada siswa bagaimana seorang maestro
menggarap karya mereka dari awal sampai akhir.
Kegiatan coret mencoret adalah bagian dari perkembangan motorik anak dan
anak sangat menyenangi kegiatan ini, sehingga dengan dorongan guru dan kesempatan
yang diberikan anak akan termotivasi membuat gambar.
Kegiatan menggambar merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan
pikiran-pikiran atau perasaan-perasaanya. Dengan kata lain, gambar merupakan
salah satu cara manusia mengekspersikan pikiran-pikiran atau
perasaan-perasaannya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu bentuk
bahasa.[4]
Ada 3 tahap perkembangan anak yang dapat dilihat berdasarkan hasil gambar
dan cara anak menggambar:
1. Tahap mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun.
Pada tahap ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya sehingga
coretan yang dibuat masih berupa goresan-goresan tidak menentu seperti benang
kusut.
2. Juga pada usia 2-3 tahun, adalah
tahap mencoret terkendali. Pada tahap ini anak mulai menyadari adanya hubungan
antara gerakan tangan dengan hasil goresannya. Maka berubahlah goresan menjadi
garis panjang, kemudian lingkaran-lingkaran.
3. Pada anak usia 3 setengah – 4 tahun, pergelangan tangan anak sudah lebih
luwes. Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil goresannyapun
sudah lebih.[5]
Tujuan menggambar bagi anak:
1. Mengembangkan
kebiasaan pada anak untuk mengekspresikan diri.
2. Mengembangkan daya
kreativitas.
3. Mengembangkan
kemampuan berbahasa.
4. Mengembangkan citra
diri anak.
Mengambar dalam satu sisi memang kegiatan yang memerlukan keahian. Tidak semua
guru mampu membuat gambar awan. Beberapa hasil gambar awan di papan tuis yang buruk, biasanya akan
banyak disalah artikan oleh anak-anak dikelas, sehingga guru tidak dapat
mentrasmisikan idenya secara penuh kepada anak-anak dikelas.
Jika gambar guru sudah bagus, namun anak yang memiliki perspektif lain, maka
lakukan penelitian kecil. Sehingga sering anak memiliki perbedaan perspektif
tersebut. Penelitian ini dapat dilakukan dengan cara memancing jawaban anak,
dimulai dari gambar yang sederhana hingga gambar yang rumit.
Jika dalam proses ini kelompok tersebut memiliki perspektif yang
berbeda dengan anak-anak yang lain maka guru harus melakukan penelitian seriius
secara kecil-kecilan.
Namun jika tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan, maka
guru bisa melanjutkan penelitian dengan memancing melalui gambar-gambar
selanjutnya.
Ada beberapa anak yang mengalami kesulita mengamabar.
1.
Ada
kemungkinan anak sama sekalli tidak diberi kesempatan untuk coret-coret
dirumah. Anak sering dimarahi atau bahkan diancam diberi hukkuman oleh orang
tuanya jika ketahuan mencorat-coret.
2.
Oran
tua melarang anak untuk mencorat-coret naun tidak melarang jika anak menggambar
di buku gambar.
3.
Orangtua
tidak mengijinkan anaknya terlalu banyak mencorat-coret atau menggambar.
Sebaliknya orang tua justru menekankan untuk lespiano, les bahasa inggris atau
yang lainnya.
4.
Anak
tidak memiliki imajenasi atau bayangan mengenai objek yang hendak ia gambar.
5.
Anak
mengalami kesulitan menggambar karena belum pernah melihat objek sesungguhnya.
6.
Anak
mengalami trauma, mengalami gangguan pskis, atau sedang di bawah teror orang
tua. Sehingga anak menjadi takut untuk membubuhkan atau menggunakan alat gambar
dikertas gambarnya.[6]
Sering kali guru atau orangtua merasa kehabisan imajinasi untuk
menggambar objek apalagi, dilain sisi anak sudah haus ingin mendapatkan materi
gambar baru. Terkadang imajinasi atau keinginan untuk menggambar ada, namun
tidak di imbangi dengan keterampilan menggambar yang baik, agarnya orang tua
atau guru menghentikan kegiatan menggambar atau menggambar dengan objek-objek
yang sama.
Gambar pemandangan adalah objek faforit bagi orang tua atau guru di
playgroup atau TK. Cara menggambarnyapun tidak terlalu sulit, dua buah
segetiga yang di asosikan sebagai dua buah gunung, lalu ada garis lengkung
diantara dua segitiga tersebut yang diasosiasikan sebagai matahari, kemudian
ada dua garis diagonal sebagai jalan, dan beberapa pernik lainya adalah awan, burung, pelangi, sawah , dan pohon dipinggir
garis tepi kertas gambar.
Ahli psikologi pekembangan yang membela kebebasan bahwa tumbuh
kembang anak harus diatur dan diarahkan sehingga akan tumbuh dengan lebih baik,
maka anak-anak TK harus menggambar sesuai dengan tema yang telah ditentukan.
Jika demikian, maka jalan tengahnya adalah guru atau orang tua dirumah sesekali
memberikan kebebasan anak untuk menggambar sesuai yang di inginkan. Setelah
gambar tersebut selesai dibuat, anak disuruh menerangkan gambar apa yang
dibuatnya. Keternagan anak yang dirangkai menjadi cerita dapat dibandingkan
dengan gambar anak tersebut. Setelah itu guru atau orang tua dapat mengambil
sebuah penilaian terhadap anak tersebut.
Penilai subjektif ini memang perlu untuk menilai seberapa baik daya
pemahaman anak terhadap instruksi. Seperti alat diagnostik, anak yang
menggambar namun tidak sesuai tema, maka anak ini masih perlu bimbingan. Dengan
kata yang lebih kasar lagi anak tersebut adalah anak nakal. Sebaliknya anak
yang menggambar sesuai tema, maka anak tersebut adalah anak baik.
Penilaian hitam putih terhadapa anak memang sering menimbulkan rasa kecewa terhadap orangtua.
Dirumah orang tua sangat yakin bahwa anaknya sangat baik dan pandai, namun
mengapa ketika disekolah anaknya nyaris tak memilliki prestasi dengan angka.
Solusi ini memperbanyak alternatif tema menggambar. Cobalah
dikelas, guru mempersiapkan anak-anak untuk memilih beberapa tema.
IV.
KESIMPULAN
1.
Kelompok
usia I (sensorimotor)
Anak yang termasuk tahap sensorimotor adalah anak yang berusia 0
sampai 2 tahun, atau yang biasa disebut bayi. Anak usia dini lebih cenderung
banyak menggunakan alat-alat sensorisnya yakni: penglihatan dan pendengaran.
Pergerakan tangan dan kaki bayi cenderung diakibatkan rasa riang atau sedih setelah
melihat atau mendengar sesuatu.
2.
Kelompok
usia II
Kelompok anak tahap kedua adalah anak yang berusia 2 hingga 3
tahun. Anak pada usia ini bisa diberi tanggung jawab sekaligus harus diwaspadai
oleh orang tua. Orang tua bisa mengajari anak pada usia 2 sampai 3 tahun
bagaimana cara membuat garis lingkaran, lengkung, gelombang, segi empat, segi
tiga, garis vertikal dan horizontal.
3.
Kelompok
usia III
Kelompok usia ini memiliki umur 3 sampai 4 tahun. Dalam usia ini
anak sudah terampil membuat kreasi garis, lengkung, lingkaran, dan bahka
membuat pola-pola tertentu. Gambar yang paling ringan untuk diajarkan kepada
anak usia ini adalah gambar rumah.
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan
istilah yang relatif baru digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya
digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini
berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni
rupa.Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam
bidang seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga
apresiasi seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan
anak pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.
Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain
kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta.
Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif
ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan
aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan
menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi
melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak diolah dan dikembangkan.
Peranan Guru di kelas adalah menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya
dan memahami karakteristik siswa sebagai anak didik di kelasnya. Dalam
melaksanakan kegiatan kelas guru harus menjadi pengelola, perencana, penyuluh dan perancang
program yang baik dan tuntas. Guru yang simpatik, imajinatif, kreatif dan luas
pengetahuannya. Adalah prasarat mutlak bagi guru sekolah dasar.
Sekolah berperan sebagai tempat membina dan melatih diri melalui pengajaran
dan pendidikan untuk mengatasi segala masalah di masyarakat kelak setelah anak menyelesaikan sekolah. Di sekolah
anak-anak dihadapkan pada tuntutan untuk tetap bersikap teratur berdisiplin
(diam atau tenang), memperhatikan petunjuk-petunjuk guru, menguasai seluruh
perangkat.
Ada 3 tahap perkembangan anak yang
dapat dilihat berdasarkan hasil gambar dan cara anak menggambar:
1. Tahap mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun.
Pada tahap ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya sehingga
coretan yang dibuat masih berupa goresan-goresan tidak menentu seperti benang
kusut.
2. Juga pada usia 2-3 tahun, adalah
tahap mencoret terkendali. Pada tahap ini anak mulai menyadari adanya hubungan
antara gerakan tangan dengan hasil goresannya. Maka berubahlah goresan menjadi
garis panjang, kemudian lingkaran-lingkaran.
3. Pada anak usia 3 setengah – 4 tahun, pergelangan tangan anak sudah lebih
luwes. Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil goresannyapun
sudah lebih.
[1] Rusdarmawan, Children’s
Drawing dalam PAUD, KREASI WACANA: Sidorejo. 2009.hlm. 20-26
[3] Ibid. Hlm 12
[4] Iznanew. blogspot.
com /2011/09 seni-ketrampilan-anak. html
[5] Dwi Sunar
Prasetyono, BIARKAN ANAKMU BERMAIN, Edisi Baru: Jogjakarta. 2008. Hlm.
107
[6] Rusdarmawan, Children’s
Drawing dalam PAUD, KREASI WACANA: Sidorejo. 2009.hlm. 103
nice post...thanks for sharing
ReplyDeletehttps://www.thelowdownblog.com/2018/10/no-next-gen-5g-wireless-will-not.html?showComment=1538557655391#c5903653679003348500
ReplyDeleteSearch engine optimization (SEO) or Indonesian SEO is the process of influencing the visibility of websites or web pages in search engine results - often referred to as "natural", "organic" or "earned" results. In general, the earlier (or rank higher on search results pages), and more often sites appear in the list of search results, the more visitors will receive from search engine users, and these visitors can be converted to customers.
SEO can target various types of searches, including image search, local search, video search, academic search, news search and industry-specific vertical search engines.
Indonesian SEO
Specialist SEO.com is an Indonesian SEO Service launched in 2011 when search engines were in the early stages of developing their algorithms, Google was a big company that was very promising. Search engine optimization (SEO) has a completely different meaning. Since then many things have changed and internet marketing has become a necessity for every company that wants to survive in the online world competitively.
Specialist SEO Indonesia SEO Services deal with Web Marketing technology from the start. After hours of research and development, trial and error, we can now offer the most reliable solutions in the world of Digital Marketing.
Indonesian SEO Service
You can chat, video call, phone, view photos, have fun, and even meet!
online datingsite, online dating indonesia, free online dating, best online dating site free, online dating app, online dating terbaik, dating online chat, situs online dating, free dating sites without payment, dating online with video call, dating, meet me, meet, people nearby, soulmate, heart, online dating apps, free online dating, video call, audio chat, find your partner, setipe, skout, flurv, bigo live, Tinder, OkCupid, Hookup, BeeTalk
online dating site
Good game casino online judi online dadu
ReplyDeleteIf you like playing poker online can follow situs poker online asia
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletePoker007
ReplyDeletePoker007
Poker007
Poker007
Poker007
Poker007
Poker007
Poker007
Poker007
Poker007
Permainan judi poker android memang menjadi unggulan bagi semua besar penjudi indonesia. Permainan yang awalnya melainkan bisa dimainkan di kasino saja ini, sekarang habis bisa dimainkan dengan bebas leluasa oleh siapa saja peminatnya. Pastinya ini menjelmakan banyak penjudi indonesia yang semasih ini penasaran dengan permainan judi poker mulai mencobanya lewat sistem judi online ini.
AGENS128 Adalah Situs Judi Online Taruhan Sepak Bola, Casino, Sabung Ayam, Tangkas, Togel & Poker Terpopuler di Indonesia
ReplyDeletePasang Taruhan Online Melalui Agen Judi Terpercaya Indonesia Agens128, Proses Cepat, Banyak Bonus, Online 24 Jam dan Pasti Bayar!
Sabung ayam
sbobet online
casino online
tembak ikan
daftar bisa langsung ke:
LINE : agens1288
WhatsApp : 085222555128
Coursework writing that is useful can lead Assignments to become towards the very top of different homework duties. It raises the pace of communicating effortlessly, enhances self-confidence, and also a lot much more. As an instance, a great deal of phrases can possibly be properly used just like there isn’t any question, it must admit that, since you may concur, it’s indisputable as an alternative of a number of different words.» This assists you in boosting the significance of one’s Buy assignments in UK help.
ReplyDeleteShop modern & stylish Aluminium doors and windows Online at Alcoi.We have huge collection of latest and quality Aluminium doors and windows. Get for more info call us @ +91 172 2567649.
ReplyDeletehttps://alcoi.in/alufit/
Blogs and articles are popular forms of written content that play a crucial role in modern communication. How To Spoof In Pokemon Go Blogs are usually informal, personal platforms where individuals share their thoughts, experiences, and expertise.
ReplyDelete