I. I. PENDAHULUAN
Pada hakikatnya pembelajaran merupakan
suatu usaha sadar guru atau pengajar untuk membantu siswa atau anak didiknya
agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Pembelajaran
adalah suatu kegiatan yang bertujuan. Tujuan ini haruslah searah dengan tujuan
belajar siswa dan kurikulum. Tujuan belajar pada siswa adalah mencapai
perkembangan optimal, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sedangkan tujuan kurikulum ialah terpenuhinya semua targetan tujuan yang dalam
dokumen tertulis untuk mencapai tujuan pembelajaran berdasarkan tingkatan yang
ditetapkan.
Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh
guru. Oleh karena itu guru harus memperlihatkan dan mengembangkan unsur-unsur
dinamis pada saat membelajarkan kepada siswa. Banyak kita jumpai, siswa tidak
tertarik mempelajari suatu materi karena materi pelajaran tersebut membosankan.
Untuk menghindari gejala tersebut, guru harus memilih dan mengorganisasikan
materi pelajaran tersebut sedemikian rupa, sehingga merangsang dan menantang
siswa untuk mempelajarinya.
Dalam hal ini, guru dituntut untuk mampu
memanfaatkan hasil-hasil teknologi, kaitannya dengan hal ini adalah mampu
memahami media (perantara) pembelajaran sehingga tercapainya tujuan dalam
proses belajar.
Lebih lanjut dalam
makalah ini akan dijelaskan mengenai pengklasifikasian dan juga karakteristik
dari media pembelajaran.
II. II. RUMUSAN MASALAH
A. Pengertian
dari media pembelajaran.
B. Pengklasifikasian
media pembelajaran.
C. Karakteristik
media pembelajaran.
D. Prosedur
pemilihan media pembelajaran yang tepat.
III.
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian
Media Pembelajaran
Kata
media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti
tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara
(وسائل) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Association
for Education and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media
yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.
Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian
ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih
khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.[1]
Dapat ditarik
kesimpulan bahwa pengertian media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan
pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Penggunaan
media secara kreatif akan memungkinkan audien (siswa) untuk belajar lebih baik
dan dapat meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.[2]
B. Klasifikasi
Media Pembelajaran
Dalam
perjalanannya, perkembangan media pembelajaran mengikuti arus perkembangan
teknologi. Teknologi yang paling tua yang dimanfaatkan adalah sistem percetakan
yang bekerja atas dasar prinsip mekanistik. Kemudian teknologi audio visual
menggabungkan penemuan mekanistik dan elektronik untuk tujuan pembelajaran.
Teknologi yang muncul terakhir adalah mikro procesor yang melahirkan
pemakaian komputer dan kegiatan interaktif. Berdasarkan perkembangan tersebut,
maka media pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok, yaitu: media
hasil teknologi cetak, media hasil teknologi audio visual, media hasil
teknologi yang berdasarkan komputer, media hasil penggabungan teknologi cetak
dan komputer.[3]
Menurut
Rudi Bretz mengklasifikasikan ciri utama media pada unsur pokok yaitu: suara,
visual, dan gerak. Untuk visual itu sendiri dibedakan lagi pada tiga bentuk,
yaitu: gambar visual, garis (liner graphic), dan simbol. Dia juga membedakan
media siar dan media rekam, sehingga terdapat delapan klasifikasi media;
1. Media
audio visual gerak
2. Media
audio visual diam
3. Media
audio semi gerak
4. Media
visual gerak
5. Media
visual diam
6. Media
visual semi gerak
7. Media
audio
8. Media
cetak
Sedangkan
menurut Oemar H. Malik, ada empat klasifikasi media pengajaran, yaitu:
1. Alat-alat
visual yang dapat dilihat,
2. Alat-alat
yang bersifat auditif atau yang hanya bisa didengar,
3. Alat-alat
yang bisa dilihat dan didengar,
4. Dramatisasi.
Namun
menurut Gagne, ada tujuh macam klasifikasi media, yaitu: benda untuk
didemonstransikan, komunikasi lisan, gambar cetak, gambar diam, gambar gerak,
film bersuara, mesin belajar. Tujuh macam pengklasifikasian media tersebut kemudian
di kaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkat hierarki belajar
yang di kembangkannya yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar,
contoh prilaku belajar, memberi kondisi-kondisi external, menuntut cara
berfikir, memasukan alih ilmu, menilai prestasi dan memberi umpan balik.
Berdasarkan beberapa
pengklasifikasian di atas dapat ditarik kesimpulan secara umum media
pembelajaran ada lima yaitu: media berbasis cetakan, media berbasis visual,
media berbasis audio-visual, media berbasis komputer, media berbasis manusia.
C. Karakteristik
Media Pembelajaran
Pengklasifikasian
sebagaimana yang telah dibahas pada uraian terdahulu menjelaskan karakteristik
atau ciri-ciri spesifik masing-masing media berbeda satu dengan lainnya sesuai
dengan tujuan dan maksud pengelompokan. Kita dapat mengetahui karakteristik
media menurut tinjauan ekonomisnya, lingkup sasaran yang diliput, kemudahan
kontrolnya oleh si pemakai dan sebagainya. Juga dapat dilihat dari kemampuan
membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, percakapan,
maupun penciuman, atau kesesuaiannya dengan tingkat hirarki belajar. Seperti
dikemukakan oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan
situasi belajar tertentu. Sebagaimana yang juga dikatakan oleh Arief S. Sadiman
(1986) bahwa klasifikasi media, karakteristik media, dan pemilihan media
merupakan kesatuan yang tidak
terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.[4] Berikut
ini adalah penjelasan lebih lanjut tentang karakteristik media pembelajaran.
1. Media
berbasis manusia
Diantara
beberapa media media berbasis manusia merupakan media tertua untuk mengirimkan
dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media ini bermanfaat khususnya bila
tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin secara langsung terlibat dengan
pemantauan pembelajaran siswa. Media manusia dapat mengarahkan dan mempengaruhi
proses belajar melalui eksplorasi terbimbing dengan menganalisis dari waktu ke
waktu apa yang terjadi pada lingkungan belajar. Seringkali dalam suasana
pembelajaran, siswa pernah mengalami pengalaman belajar yang jelek dan
memandang belajar sebagai sesuatu yang negatif. Instruktur manusia “sebagai
media” secara intuitif dapat merasakan kebutuhan siswanya dan memberinya
pengalamn belajar yang akan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
Media
berbasis manusia mengajukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang
berpusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Rancangan pembelajaran yang
berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh
pelajar. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Merumuskan
masalah yang relevan.
b. Mengidentifikasi
pengetahuan dan ketrampilan yang terkait untuk memecahkan masalah.
c. Ajarkan
mengapa pengetahuan itu penting dan bagaimana pengetahuan itu dapat diterapkan
untuk pemecahan masalah.
d. Tuntun
explorasi siswa.
e. Kembangkan
masalah dalam konteks yang beragam dengan tahapan tingkat kesulitan.
f. Nilai
pngetahuan ssiwa dengan memberikan masalah baru untuk dipecahkan.
Sedangkan
bertanya ala Socrates:
a. Mengidentifikasi
pertanyaan yang meminta siswa berbagi, menganalisis, mengevaluasi, dan
mensintesis pekerjaan atau tugas mereka.
b. Pelajaran
mungkin bisa dimulai dengan diskusi dalam kelompok besar sebagai pembahasan
explorasi. Siswa slsnjutnya dapat dikelompokan dalam kelompok-kelompok kecil
untuk mendalami isu dan gagasan-gagasan yang muncul dalam pembahasan kelompok
besar.
c. Menentukan
apakah siswa harus belajar atau bekerja bersama-sama dalam kelompok,
perorangan, seorang demi seorang, atau secara bebas.
Salah
satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia ialah rancangan
pelajaran yang interaktif.
1. Media
berbasis Cetakan
Media
berbasis cetakan paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal,
majalah, dan lembaran kertas. Dalam media berbasis cetakan terdapat enam hal
yang harus diperhatikan saat merancang, yaitu: konsistensi, format, organisasi,
daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan spasi kosong.[5]
Pembelajaran
berbasis teks yang interaktif mulai populer pada tahun 1960-an dengan istilah
pembelajaran tertprogram yang merupakan materi untuk belajar mandiri. Dengan
format ini, pada setiap unit kecil informasi disajikan dan respon siswa diminta
baik dengan cara menjawab pertanyaan atau berpartisipasi dalam kegiatan
latihan.[6]
Materi
media berbasis cetak merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan
materi pembelajaran lainnya. Yang mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Teks
dibaca secara linear.
b. Teks
menampilkan komunikasi satu arah dan reseptif.
c. Teks
ditampilkan statis.
d. Pengembangan
sangat tergantung pada prinsip-prinsip kebahasaan dan persepsi visual.
e. Teks
juga berorientasi pada siswa.
f. Informasi
dapat diatur dan ditata ulang oleh pemakai.[7]
Media berbasis cetak memiliki kelebihan
yaitu:
a. Dapat
menyajikan pesan atau informsi dalam jumlah yang banyak.
b. Pesan
atau informasi dapat dipelajari oleh siswa sesuai dengan kebutuhan, minat, dan
kecepatan masing-masing.
c. Dapat
dipelajari kapan dan dimana saja, karena mudah dibawa
d. Bahkan
lebih menarik apabila di lengkapi dengan gambar dan warna.
e. Perbaikan
atau revisi mudah dilakukan.
Sedangkan kelemahan media berbasis cetak
:
a. Proses
pembuatannya membutuhkan waktu yang cukup lama.
b. Bahan
cetak yang tebal mungkin dapat membosankan dan mematikan minat siswa untuk
membacanya.
c. Apabila
jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan sobek.[8]
2.
Media berbasis Visual
Seperti
halnya media berbasis cetak, media visual tak jauh beda dengan media berbasis
cetak. Yakni juga merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi
pembelajaran lainnya yang memiliki karakteristik:
a. Visual
diamati berdasarkan ruang.
b. Visual
juga menampilkan komunikasi satu arah dan reseptic.
c. Visual
juga ditampilkan statis.
d. Persepsi
visual digunakan sebagai acuan dalam prinsip-prinsip kebahasaan media berbasis
teks.
e. Media
visual juga berorientasi pada siswa.
f. Informasi
dapat ditata ulang dan diatur oleh pemakai.[9]
Media berbasis visual
(image/perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar.
Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur
dan organisasi) dan memperkuat ingtan. Visual dapat pula menumbuhkan minat
siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia
nyata. Agar menjadi efektiv, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang
bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk menyakinkan
adanya proses informasi.[10]
Kelebihan media berbasis visual:
a.
Lebih menarik karena ada gambar, sehingga
memberikan pengalaman nyata untuk siswa.
b.
Lebih mudah mengingat dengan visual peta
konsep, maid mapping dan singkatan.
c.
Media visual dapat memperlancar pemahaman
(misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan
siswa.
d.
Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan
dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
Kekurangan media
berbasis visual:
a.
Akan terjadi kesulitan jika siswa mengalami
masalah pada indra penglihatannya.
b.
Siswa tidak akan memahami gambar jika gambar
tidak jelas atau tidak sama dengan bentuk nyatanya.
c.
Tidak dapat melayani siswa dengan gaya belajar
auditif dan kinestetik.
d.
Membutuhkan waktu yang lama untuk membuat
gambar dan ketrampilan khusus menyajikan gambar sesuai wujud aslinya.[11]
3. Media
berbasis audio visual
Teknologi audio visual merupakan cara
menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis
dan elektronik, untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Karakteristik
media berbasis audio visual ialah:
a. Bersifat
linier
b. Menyajikan
visualisasi yang dinamis
c. Digunakan
dengan cara yang sudah ditetapkan sebalumnya oleh perancang atau pembuatnya
d. Merupakan
representasi fisik dari gagasan riil atau gagasan abstrak
e. Dikembangkan
menurut prinsi psikologi behaveiorisme dan kognitif.
f. Umumnya
berorientasi kepada guru, dengan tingkat keterlibatan siswa yang interaktivnya
rendah.[12]
Pengajaran melalui audio visual,
memiliki karakteristik pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti
penggunaan proyektor, tape recorder, proyektor visual yang lebar. Jadi
pengajaran melalui audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang
penerapanya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya bergantung
pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa.[13]
Kelebihan media berbasis audio visual:
a.
Lebih efektif dalam menerima pembelajaran
karena dapat melayani gaya bahasa siswa auditif maupun visual.
b.
Dapat memberikan pengalaman nyata lebih dari
yang disampaikan media audio maupun
visual.
c.
Siswa akan lebih cepat mengerti karena
mendengarkan disertai melihat langsung, sehingga tidak hanya membayangkan.
d.
Lebih menarik dan menyenangkan menggunakan
media audio visual.
Kekurangan media
berbasis audio visual:
a.
Pembuatan media audio visual memerlukan waktu
yang lama, karena memadukan 2 elemen yakni audio dan visual.
b.
Membutuhkan ketrampilan dan ketelitian dalam
pembuatannya.
c.
Biaya yang digunakan dalam pembuatan media
audio visual cukup mahal.
d.
Jika tidak terdapat piranti pembuatannya akan
sulit untuk membuatnya(terbentur alat pembuatannya).[14]
4. Media
berbasis komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan
cara menghasilakan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber
yang berbasis mikro prosesor. Media berbasis komputer memiliki karakteristik:
a. Dapat
digunakan secara acak, non sekuensial, atau secara linear.
b. Dapat
digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan keinginan perancang atau
pengembang sebagaimana direncanakannya.
c. Biasanya
gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata, symbol, grafik.
d. Prinsip-prinsip
ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.
e. Pembelajaran
berorientasi pada siswa dan melibatkan interaksi siswa yang tinggi.[15]
Simulasi pada komputer memberikan
kesempatan untuk belajar secara dinamis, interaktif, dan perorangan.
Keberhasilan simulasi dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: skenario, model
dasar, dan lapisan pengajaran.[16]
D. Prosedur
Pemilihan Media Pembelajaran yang Tepat
Dalam
pemilihan media pembelajaran harus memperhatikan efektifitas dan efisiensinya.
Ada empat kriteria pemilihan media yang operlu di perhatikan bagaimana
dikemukakan oleh Dick dan Carrie :
1. Ketersediaan
sumber setempat, bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber
yang ada maka harus dibeli atau dibuat sendiri.
2. Ketersediaan
dana , tenaga dan fasilitas.
3. Faktor
yang menyabngkut keluesan, kepraktisan, dan ketahanan media yang digunakan
untuk jangka waktu yang lama; bila digunakan dimana saja dengan peralatan yang
ada disekitarnya dan kapanpun serta
mudah dibawa.
4. Efektifitas
dan efisiensi biaya dalam jangka waktu yang cukup panjang, skalipun nampaknya
mahal, namun lebih murah dibandingkan media lainnya yang hanya digunakan sekali
pakai.
Prosedur
pemilihan media sebagaimana yang dikemikakan oleh Arif S Sadiman ada tiga model
yang dapat dijadikan prosedur dalam pemilihan media yang akan digunakan yaitu:
1. Model
flow chart model ini menggunakan eliminasi dalam pengambilan keputusan
pemilihan.
2. Model
matrix, berupa penangguhan model pengambilan keputusan, pemilihan sampai
seluruh kriteria pemilihannya diidentifikasi.
3. Model
Check list, yang menangguhkan keputusan pemilihan sampai semua kriterianya
dipertimbangkan.[17]
[1] Azhar Arsyad, Media
Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 3
[2] Asnawir dan M.
Basyirudin Usman, Media Pembelajaran,(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm.
11
[3] Cecep Kustandi
dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2011), hlm. 33
[4] Asnawir dan M.
Basyirudin Usman, Media Pembelajaran,...hlm. 32
[5] Azhar Arsyad, Media
Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 82-87.
[6] Azhar Arsyad, Media
Pembelajaran,... hlm. 90
[7] Cecep Kustandi
dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran,...hlm.33-34.
[9] Cecep Kustandi
dan Bambang Sudjipto, Media Pembelajaran,...hlm. 36.
[10] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,... hlm.
91.
[11] http://gtnheni.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-jenis-jenis.html.3/4/2013.pkl11:56.
[12] Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media
Pembelajaran..., hlm. 34
[13] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,..., hlm.
30.
[14] http://gtnheni.blogspot.com/2011/12/kelebihan-dan-kekurangan-jenis-jenis.html, 3/4/2013.pkl.11:50
[15] Cecep Kustandi dan Bambang Sudjipto, Media
Pembelajaran..., hlm. 34
[16] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,...hlm.
98.
[17] Asnawir dan M.
Basyirudin Usman, Media Pembelajaran,...hlm. 126-127
Terimakasih sudah memberi informasi 😊
ReplyDeleteterima kasih pencerahannya
ReplyDeleteGreat blog I ennjoyed reading
ReplyDelete