I.
PENDAHULUAN
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa masalah-masalah ekologi yang
selama ini terjadi selama ini akibat ulah manusia sendiri sebagai subyeknya. Ulah
manusia yang tidak tahu diri, yang selalu ‘think to taking not think to
giving’, yang inginnya menerima tapi tidak mau memberi, yang menyebabkan
tidak adanya hubungan timbal-balik sebagai syarat ideal bagi keseimbangan alam.
Kita menebang pohon di hutan secara sembarangan, tapi tak mau menanam pohon
yang baru. Akibatnya, laju pertumbuhan pohon jauh sekali perbedaannya dari laju
penebangannya, yang selanjutnya akan menyebabkan hutan menjadi gundul, sehingga
banjir tidak dapat dihindari. Kita
memanfaatkan alam, tapi tak mau malestarikannya. Kita mengeksploitasi, tapi tak
mau merehabilitasi. Kita menjadi korban atas ulah kita sendiri. Kita bunuh diri
secara perlahan.
Selain hal di atas,
permasalahannya adalah kita belum siap untuk menghadapi perubahan. Harus ada
konsekuensi untuk setiap tindakan kita. Harus ada pertanggungjawaban atas
kondisi yang kita buat sendiri. Over population sebagai basis permasalahan krisis ekologi belum bisa kita
tanggulangi. Seharusnya, ketika terjadi peningkatan populasi, kita
menetralkannya dengan meningkatkan teknologi, organisasi sosial dan kondisi
lingkungan sehingga tidak terjadi ketimpangan. Sehingga keseimbangan akan tetap
terbentuk.
II. RUMUSAN MASALAH
A. Permasalahan Lingkungan Hidup
B. Bahaya Yang Mengancam Kehidupan Ekologi
III. PEMBAHASAN
A. Permasalahan Lingkungan Hidup
Masalah lingkungan hidup terjadi, bila timbul ketidak seimbangan dan
ketidak serasian antara hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya.
Dalam hidupnya, manusia selalu menghadapi bermacam-macam masalah
lingkungan. Ada masalah yang dapat diatasi manusia, misalnya: pembuatan rumah
untuk menghindarkan manusia dari panasnya matahari dan hujan, pembuatan baju,
dsb. Tetapi ada juga masalah lingkungan yang tidak dapat diatasi manusia yaitu:
angin, topan, banjir, tanah longsor, gempa, gunung meletus, kemarau yang
panjang, dsb. Hal itu menimbulkan kerusakan keseimbangan lingkungan secara
drastis.[1]
Firman
Allah, surat Al Baqarah (2), ayat 155.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَىْءٍِمِّنَ اْلخَوْفِ وَاْلجُوْعِ
وَنَقْصٍِ مِّنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنْفُسِ وَالثَمَرَاتِ،وَبَشَِرِالصٰبِرِيْنَ
( البقرة :١٥٥)
Artinya: ”Dan sesungguhnya kami
berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang
sabar.”[2]
Dengan memperhatikan ayat tersebut
diatas, maka umat manusia wajib melakukan tindakan yang preventif untuk
mengatasi segala cobaan yang dapat terjadi sewaktu-waktu, baik yang berupa:
1. Rasa takut yang disebabkan kekacauan yang terjadi dimana-mana, perang,
pertambahan penduduk yang pesat, dsb.
2. Kelaparan yang disebabkan kurangnya persediaan makanan akibat kemarau
panjang, perang, bencana alam, dsb.
3. Kurangnya harta benda karena rendahnya pendapatan ditambah biaya kehidupan
yang tinggi disebabkan harga yang kian melangit.
4. Banyaknya kematian sebab wabah, taraf kehidupan yang masih rendah, dsb.
5. Kurangnya buah-buahan, bahan makanan, yang disebabkan kemarau panjang, hama
yang merajalela, dsb.
Masalah lingkungan dapat terjadi
secara alamiah, dan juga dapat terjadi karena tindakan manusia.
- Masalah lingkungan yang bersifat alamiah, misalnya Gurun Pasir.
Kualitas hidup penghuninya rendah,
karena kebutuhan dasarnya untuk hidup wajar tak terpenuhi, disebabkan
kekurangan air, suhu udara yang tinggi, taufan debu dsb.
Karena itu kita harus berhati-hati,
agar tanah kita yang subur tidak menjadi tandus, air yang melimpah tidak
menjadi surut, udara yang segar tidak menjadi kotor. Sebab tidaklah mustahil
penebangan hutan, dan juga pembabatan rumput yang berlebihan, tanpa adanya
reboisasi akan mengakibatkan kurangnya curah hujan, tanah menjadi tandus,
kering dan gersang yang memungkinkan terjadinya padang pasir yang baru.
- Masalah lingkungan yang disebabkan oleh manusia.
ظَهَرَ اْلفَسَادُفِى اْلبَرِّوَاْلبَحْرِ بِمَاكَسَنَتْ
أَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ
يَرْجِعوْنَ
(الروم : ٤١)
Artinya: Nyatalah kerusakan di daratan dan di lautan
disebabkan oleh tangan-tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang
benar). (QS Ar Rum: 41)[3]
Pada zaman purba, kira-kira 6000
tahun yang lalu orang-orang di Mesopotamia (sekarang Irak), telah dapat
mengalirkan sungai Tigris dan Euphrat. Dengan tekniknya yang tinggi mereka
dapat mengairi beribu-ribu hektar tanah pertanian. Memang hal ini pada mulanya
membawa kemakmuran dan kemajuan besar bagi negara-negaranya. Namun,
lama-kelamaan hal ini juga membawa kehancuran, karena mereka tidak sadar bahwa
negeri ini dulunya kering sehingga penguapan air dapat terjadi dengan cepat, sehingga
kadar garam di tanah meningkat. Proses ini disebut proses salinisasi.
Meningkatnya proses salinisasi ini, ditambah penanaman yang terus menerus tanpa
adanya penyuburan tanah yang baru, menghancurkan kesuburan tanah dan hancurnya
pertanian, yang berarti juga hancurnya negara itu. Mungkin peristiwa ini adalah
masalah lingkungan hidup yang pertama kali dialami oleh manusia.[4]
B. Bahaya yang Mengancam Kehidupan Ekologi
Suatu lingkungan
hidup dapat terganggu oleh kerusakan atau perusakan. Kerusakan lingkungan bisa
terjadi karena faktor-faktor alam seperti petir, musim kemarau yang panjang,
banjir, erosi, gempa bumi, retak bumi, meletusnya gunung yang semuanya disebut bencana
alam.
Makhluk
hidup yang berada pada lingkungannya biasanya sudah adaptif terhadap komponen
produsen, konsumen, maupun dekomposer. Apabila ada gangguan pada lingkungan
akan menyebabkan pula gangguan pada makhluk hidup yang tinggal pada tempat
tersebut. Akibatnya keseimbangan antara produsen, konsumen, dan dekomposer akan
terganggu atau terputussama sekali. Gangguan ini diantaranya disebabkan oleh
”polusi”.
Macam-macam
polusi dikelompokkan menjadi:
a. Polusi Tanah
Polusi tanah dapat disebabkan
oleh:
1) Sampah (plastik, kaca, kaleng bekas,
logam, dsb), kotoran dari manusia dan hewan. Sampah dapat menyebabkan tanah
menjadi tandus karena tidak dapat diuraikan oleh dekomposer.
2) Insektisida (bahan kimia untuk memberantas
serangga) dari pertanian dan industri dapay membunuh konsumen, dan menurunkan
kecepatan fotosintesis tumbuhan tingkat rendah.
3) Sampah radioaktif dari reaktor atom dan
bom atom, menyebabkan terjadinya mutasi pada organisme yang hidup.
b. Polusi Air
Polusi air disebabkan oleh:
1) Limbah cair, yang berasal dari industri
dan rumah tangga. Air yang telah digunakan oleh minum, mencuci dan keperluan
yang lain dibuang sebagai limbah cair. Limbah cair ini terdiri atas 95 %-99 %
air dan sisanya berupa limbah organik. Dalam kondisi yang cukup banyak oksigen,
materi organik dari limbah organik dirombak oleh bakteri dalam proses
penbusukan, tetapi jika oksigen kurang akan menyebabkan kematian semua
organisme aerob. Limbah cair juga mengandung komponen nitrogen yang akan
terurai menjadi amonia dan nitrat sehingga populasi alga meningkat pesat (eutrofikasi)
2) Pestisida, berasal dari pertanian.
Pestisida merupakan racun kimia untuk membunuh hama, dapat berupa insektisida,
fungisida, herbisida dan rodentisida. Contoh yang paling terkenal adalah
Dichorodiphenyl trichlorethane (DTT). Jika limbah ini masug kesungai atau
danau, maka DTT masug ke rantai makanan. Konsentrasi DTT akan meningkat pada
setiap tingkatan trofik yang lebih tinggi. Pada burung pemakan ikan akan
menghambat pembentukan cangkang telur bahkan menyebabkan burung menjadi
infertil sehingga dapat menyebabkan populasi burung menurun. Pada manusia dapat
menyebabkan kanker kulit.
3) Minyak bumi, dari tumpahan kapal tanker.
Tumpahan minyak ini menyebabkan kerusakan yang sangat luas pada kehidupan laut,
misalnya kerang, terumbu karang dan ikan. Bahkan burung pemakan ikan sukar
mencari makanan di laut.
4) Sampah dan pupuk buatan, dari rumah tangga
dan pertanian. Bahan ini mengakibatkan air banyak mengandung garam mineral
sehingga menyebabkan terjadinya eutrofikasi.
c. Polusi Udara
Polusi
udara disebabkan oleh:
1) Asap, yang berasal dari pembakaran rumah
tangga, cerobong asap pabrik dan kendaraan bermotor. Jika terisap mengakibatkan
peradangan pada saluran pernapasan, bronkitis, asma dan infeksi paru-paru yang
lain. Asap juga menyebabkan menurunnya intensitas cahaya matahari sehingga
terhadap proses fotosintesis, akhirnya dapat mempengaruhi rantai makanan dan
jaring-jaring makanan. Selain itu, asap juga berpengaruh terhadap masalah
kesehatan, yaitu ketika udara dingin terperangkap di bawah lapisan udara panas
akan membentuk smog (campuran asap dan kabut yang berwarna cokelat) yang
dapat menyebabkan kematian.
2) Karbon monoksida, dari pembakaran bahan
bakar fosil. Karbon monoksida merupakan gas yang sangat beracun, tidak berwarna
dan baunya tidak enak. Gas ini berikatan kuat dengan hemoglobin (Hb) sehingga
menghalangi pengikatan oksigen dengan hemoglobin akibatnya ketersediaan oksigen
dalam tubuh menurun. Jika konsentrasi karbon monoksida di udara lebih dari 100
ppm dapat mangakibatkan sakit kepala, kejang lambung dan kematian.
3) Sulfur dioksida, berasal dari pembakaran
bahan bakar fosil dan bersifat korosif. Sulfur menyebabkan iritasi pada mata
dan kerusakan pada paru-paru. Sifat korosif menyebabkan bangunan, jembatan dan
monumen menjadi rusak, serta memberikan kontribusi terjadinya hujan asam (dalam
jangka waktu lama dapat membunuh lumut, menghancurkan hutan dan membunuh ikan)
4) Timah, berasal dari sisa pembakaran
kendaraan bermotor. Jika terisap dalam konsentrasi tinggi mengakibatkan
kerusakan otak, keterbelakangan mental anak-anak, kelainan fungsi ginjal,
kekejangan dan masalah pencernaan.
5) Nitrogen oksida, berasal dari pembakaran
bahan bakar pada temperatur tinggi, sisa pembakaran kendaraan bermotor,
industri ketel uap dan pembangkit tenaga listrik. Nitrogen dioksida yang
terlarut dalam air di udara dapat membentuk hujan asam.
6) Karbon dioksida, yang berasal dari sisa
respirasi sebanding yang diperlukan untuk fotosintesis. Sisa pembakaran benda
organik dan anorganik, hasil dari dekomposisi dan beberapa proses yang lain
yang menghasilkan karbon dioksida menunjukkan peningkatan konsentrasi karbon
dioksida di atmosfer sehingga menyebabkan terjadinya efek rumah kaca (green
house effect). Efek rumah kaca menyebabkan radiasi panas bumi terhalang
sehingga panas tersebut kembali lagi ke bumi. Peristiwa ini dinamakan pemanasan
global.
d. Polusi Suara
Polusi suara disebabkan oleh
bunyi pesawat terbang, kereta api, kendaraan bermotor, mesin pada pabrik yang
dapat menyebabkan gangguan psikis bagi manusia.[5]
[1] Mansur,
BA, Pandangan Islam terhadap Pengembangan dan Kelestarian Lingkungan Hidup
(Jakarta: 1986),
hal. 15.
[2]
Departemen Agama Republik Indonesia, Al Qur’an dan Terjemahannya, Jamunu,
Jakarta, Cetakan pertama, 1965, Juz 4, hal. 110.
[3] Ibid,
Juz 21, hal. 647.
[4] Ibid,
hal. 16-17.
[5] Sawaldi,
Biologi SMA kelas X semester 2 (Solo: 2006), hal. 69-71.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !