BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu komponen operasional pendidikan islam sebagai suatu sistem adalah materi. Materi pendidikan islam ialah semua bahan pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu sistem institusional pendidikan. Materi pendidikan ini lebih dikenal dengan istilah kurikulum.
Menurut pandangan modern, kurikulum lebih dari sekedar rencana pembelajaran atau bidang studi. Kurikulum dalam pandangan modern adalah semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di sekolah. Pandangan modern berpendapat bahwa semua pengalaman belajar itulah kurikulum.[1]
Dapat dikemukakan bahwa pendidikan islam dalam mengupayakan agar materi pendidikan dan pengajaran islam dapat diterima oleh objek pendidikan harus menggunakan beberapa metode dan pendekatan.[2]
Keberhasilan atau kegagalan guru dalam menjalankan proses belajar mengajar banyak ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan metode belajar. Sering dijumpai seorang guru memiliki pengetahuan luas terhadap materi yang akan diajarkan, namun tidak berhasil dalam mengajar. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya penguasaan metode mengajar. Di sinilah, terlihat betapa pentingnya metode mengajar bagi seorang guru. [3]
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian dan Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
2. Fungsi Kurikulum Pendidikan
3. Kurikulum Pendidikan Islam di Indonesia
4. Metode dan Pendekatan Pendidikan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN DAN PRINSIP KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
1. Pengertian kurikulum
Kata kurikulum mulai dikenal sebagai istilah dalam dunia pendidikan lebih kurang sejak satu abad yang lalu. Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya dalam kasus Webster tahun 1856. Pada tahun itu kata kurikulum digunakan dalam bidang olahraga, yakni suatu alat yang membawa orang dari start sampai ke finish. Barulah pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran di suatu perguruan. Dalam kamus tersebut kurikulum diartikan dua macam, yaitu sebagai berikut.
a. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari siswa di sekolah atau perguruan tinggi untuk memperoleh ijazah tertentu.
b. Sejumlah mata pelajaran yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan atau jurusan.[4]
Pengertian tersebut menimbulkan paham bahwa dari sekian banyak kegiatan dalam proses pendidikan di sekolah, hanya sejumlah mata pelajaran yang di tawarkan itulah yang di sebut kurikulum. Kegiatan belajar , selain yang mempelajari mata pelajaran tersebut, tidak termasuk kurikulum. Padahal sebagaimana kita ketahui, kegiatan belajar di sekolah tidak hanya kegiatan mempelajari mata pelajaran. Mempelajari mata pelajaran hanyalah salah satu kegiatan belajar di sekolah.
2. Prinsip Kurikulum Pendidikan Islam
Seperangkat kegiatan kurikulum sedapatnya harus memberikan sumbangsih yang bersifat dinamis terhadap berbagai kebutuhan yang di inginkan oleh peserta didik dan masyarakat umumnya. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan selalu berubah dan berkembang, sehingga tuntutan kurikulum harus bersifat futuristic.
Menurut At taumi Prinsip-prinsip dasar yang harus dipegangi pada waktu menyusun kurikulum ada 7 macam, yaitu :
a. Pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan nilainya.
b. Prinsip menyeluruh ( universal ) pada tujuan dan kandungan kurikulum.
c. Keseimbangan yang relatife antara tujuan dan kandungan kurikulum.
d. Berkaitan dengan bakat, minat kemampuan, dan kebutuhan pelajar, begitu juga dengan alam sekitar fisik dan sosial di mana pelajar itu hidup dan berinteraksi untuk memperoleh pengetahuan, kemahiran pengalaman dan sikapnya.
e. Pemeliharaan perbedaan individu di antara pelajar dalam bakat, minat, kemampuan, dan masalahnya, dan juga memelihara perbedaan dan kelainan di antara alam sekitar dan masyarakat.
f. Perkembangan dan perubahan islam yang menjadi sumber pengambilan falsafah.
g. Pertautan antara mata pelajaran, pengalaman dan kativita yang terkandung dalam kurikulum.
Kurikulum pendidikan islam merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses pendidikan Islam. Kekeliruan dalam penyusunan kurikulum, akan membawa ahli didik mengemukakan ketentuan berbagai macam guna penyusunan kurikulum itu.
Imam Al-Ghazali menyatakan ilmu-ilmu pengetahuan yang harus di jadikan bahan kurikulum lembaga pendidikan yaitu :
a. Ilmu-ilmu yang fardu ‘ain, yaitu ilmu yang wajib dipelajari oleh semua orang Islam. Yaitu ilmu-ilmu yang bersumber dari dalam kitab suci Al-Quran.
b. Ilmu-ilmu yang merupakan fardu kifayah, yaitu ilmu yang dapat dimanfaatkan untuk memudahkan urusan hidup diniawi.[5]
B. FUNGSI-FUNGSI KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Kurikulum PAI berbeda dengan kurikulum yang lain, yang memiliki fungsi atau peranan yang memiliki kurikulum Pendidikan Agama Islam, bahkan kemungkinan ada kurikulum yang tidak memiliki fungsi seperti kurikulum Pendidikan Agama Islam. Karena itu, sudah sepatutnya guru-guru agama sangat memperhatikan dan mengaplikasikan fungsi-fungsi kurikulum Pendidikan Agama Islam ini kedalam pembelajaran PAI. Fungsi-fungsi tersebut sebagai berikut:
1. Fungsi pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam berupaya mengembangkan dan meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik kepada Allah SWT. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
2. Fungsi penyaluran
Kurikulum Pendidikan Agama Islam berfungsi untuk menyalurkan peserta didik yang mempunyai bakat-bakat khusus bidang keagamaan, agar bakat-bakat tersebut berkembang secara wajar dan optimal, bahkan diharapkan bakat-bakat tersebut dapat dikembangkan lebih jauh sehingga menjadi hobby yang akan mendatangkan manfaat kepada dirinya dan banyak orang.
3. Fungsi perbaikan
Yaitu berfungsi untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, kelemahan peserta didik terhadap keyakinan, pemahaman, dan pengamalan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari, terutama dari segi keyakinan (akidah) dan ibadah.
4. Fungsi pencegahan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam berfungsi untuk menangkal hal-hal negative baik yang berasal dari lingkungan tempat tinggalnya, maupun dari budaya luar yang dapat membahayakan dirinya sehingga menghambat perkembangannya menjadi manusia Indonesia seutuhnya
5. Fungsi penyesuaian
Yaitu kurikulum Pendidikan Agama Islam berupaya menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial dan pelan-pelan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran islam.
6. Sumber nilai
Kurikulum Pendidikan Agama Islam merupakan sumber dan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.[6]
C. KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
Pendidikan islam formal di Indonesia secara garis besar dapat di bedakan menjadi dua macam, yaitu : sistem madrasah dan pondok pesantren
1. Sistem madrasah
Sistem madrasah itu sendiri terdiri dari tiga macam, yaitu :
a. Madrasah diniyah
b. Madrasah
c. Al-jamiah[7]
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Madrasah Diniyah
Artinya adalah sekolah agama. Sesuai dengan namanya maka di sekolah ini diajarkan pelajaran-pelajaran agama. Madrasah ini memiliki tiga tingkat :
1. Madrasah Diniyah Awaliyah yaitu lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama islam tingkat permulaan.
2. Madrasah diniyah Wustha ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama islam tingkat lanjutan pertama.
3. Madrasah Diniyah Ulya ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama islam tingkat lanjutan atas.
b. Madrasah
Madrasah ini terdiri dari 3 tingkat, yaitu :
1. Madrasah Ibtidaiyah
2. Madrasah Tsanawiyah
3. Madrasah Aliyah
c. Al-jamiah Al islamiyah
Al-jamiah Al islamiyah merupakan lembaga pendidikan Islam tertinggi di bawah pengelolaan Departemen Agama Republik Indonesia.
2. Pondok pesantren
Mengenai pondok pesantren penyelenggaraan pendidikannya adalah tidak menggunakan sistem kelas seperti halnya madrasah, melainkan berorientasi pada ilmu dan kitab yang dibahas oleh santri tersebut. Apabila seorang santri telah selesai membahas suatu ilmu dari suatu kitab tertentu, maka ia beralih kepada kitab lain dalam ilmu tersebut, tetapi lebih tinggi tingkatnya. Begitu seterusnya sehingga ia mencapai kepada kitab yang tertinggi.
D. METODE DAN PENDEKATAN PENDIDIKAN ISLAM
1. PENGERTIAN METODE
Metode atau metoda berasal dari bahasa yunani, yaitu metha dan hodos. Metha berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam bahasa arab, metode disebut dengan thariqah. Mengajar berarti menyajikan atau menyampaikan pelajaran . jadi, metode mengajar berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran.[8]
Metode yang digunakan dalam proses pengajaran seharusnya berpengaruh pada keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien. Dalam pemilihan dan penggunaan sebuah metode harus mempertimbangkan aspek efektivitas dan relefannya dengan meteri yang di sampaikan. Keberhasilan penggunaan metode merupakan suatu keberhasilan proses pembelajaran yang akhirnya menjadi determinitas kualitas pendidikan.
Dengan demikian, metode pembelajaran harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip berikut ini :
1. Didasarkan pada pandangan bahwa manusia dilahirkan dengan potensi bawaan tertentu dan dengan itu ia mampu berkembang secara aktif dengan lingkungannya.
2. Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik masyarakat madani yaitu manusia yang bebas berekspresi dari ketakutan.
3. Metode pembelajaran didasarkan pada prinsip learning kompetensi, di mana siswa akan memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, sikap, wawasan dan penerapannya sesuai dengan kriteria atau tujuan pembelajaran.[9]
2. PENDEKATAN DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM
A. Pendekatan Pendidikan Islam
Perwujudan strategi pendidikan islam dapat dikonfigurasikan dalam bentuk metode pendidikan yang lebih luasnya mencakup pendekatan ( approach ). Untuk pendekatan pendidikan islam dapat berpijak pada firman Allah surah Al Baqarah ayat 151.
sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Pendidikan Islam dalam mengupayakan agar materi pendidikan dan pengajaran Islam dapat di terima oleh objek pendidikan, harus menggunakan pendekatan yang bersifat multi approach yang akan pelaksanaannya meliputi hal-hal berikut :
a. Pendekatan Religius yang menitik beratkan pada pandangan bahwa manusia adalah mahluk yang berjiwa religious dengan bakat-bakat keagamaan.
b. Pendekatan filosofis yang memandang bahwa manusia adalah mahluk rasional, sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan pada sejauh mana kemampuan berpikirnya dapat dikembangkan sampai pada titik maksimal perkembangannya.
c. Pendekatan sosio cultural yang bertumpu pandangan bahwa manusia adalah mahluk yang bermasyarakat dan berkebudayaan.
d. Pendekatan scientific di mana titik beratnya terletak pada pandangan bahwa manusia memiliki kemampuan menciptakan ( kognitif ), berkemauan ( konatif ), dan merasa ( emosional atau affektif ).
B. Metode Pendidikan Islam
Banyak kalangan menilai bahwa metode pembelajaran agama islam yang berjalan saat ini masih sebatas transfer nilai dengan pendekatan hafalan. MASTUHU menyatakan bahwa metode pembelajaran yang berlaku saat ini masih bersifat klasik, dalam arti mewariskan sejumlah meteri ajaran agama yang diyakini benar untuk disampaikan pada anak didik tanpa memberikan kesempatan kepada mereka agar menyikapi materi-materi tersebut secara kritis, mengoreksi, mengevaluasi dan mengomentari.[10]
Namun demikian bukan berarti metode menghafal, tidak bisa dipakai dan harus begitu saja dikesampingkan. Dalam hal-hal tertentu metode ini masih perlu dipakai, seperti untuk menghafal ayat-ayat Al Quran, hadis, dan sejarah islam. Namun yang perlu dicatat bahwa perhatian yang tidak proporsional terhadap metode menghafal oleh guru akan berdampak buruk pada siswa. Guru harus melakukan kombinasi terhadap berbagai metode yang ada yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
MUHAIMIN ( 1993 ) menegaskan bahwa dalam proses pelaksanaan pendidikan agama islam di butuhkan adanya metode yang tepat, agar dapat menghantarkan tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Secara umum metode pembelajaran bisa dipakai untuk semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran PAI. Diantaranya adalah :
a. Metode ceramah
Metode ceramah atau disebut juga mauidatul khasanah merupakan metode pembelajaran yang sangat populer di kalangan para pendidik agama islam. Metode ini menekankan pada pemberian dan penyampaian informasi pada anak didik.
b. Metode tanya jawab
Metode Tanya jawab merupakan suatu metode pembelajaran yang menekankan pada cara penyampaian materi pembelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan peserta didik memberikan jawaban.
c. Metode diskusi
Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas interaksi antara peserta didik. Tujuannya adalah untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, di samping untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan mereka.
d. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu pada anak didik.
e. Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok merupakan metode pembelajaran yang mengkondisikan kelas yang terdiri dari kesatuan individu-individu anak didik yang memiliki potensi beragam untuk bekerja sama.
f. Metode latihan
Metode latihan merupakan metode pembelajaran yang digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.[11]
[1] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta, Amzah: 2010 ), hlm.163.
[2]Nur Uhbiyata dan Abu ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam,( Bandung, Pustaka Setia : 1997). Hlm.216.
[3] Ahmad Munjid Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ( Bandung, PT Refika Aditama : 2009 ). Hlm.31.
[4] Bukhari Umar, op.cit. hlm, 162.
[5] Nur UhbiyatI dan Abu Ahmadi, op.cit. hlm.190.
[6] http://miazart.blogspot.com/2011/02/dasar-tujuan-ruang-lingkup-dan-fungsi.html
[7] Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Op.cit.
[8] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Op.cit. hlm, 180.
[9] Ahmad Munjid Nasih dan Lilik Nur Kholidah,Op.cit, hlm.29-30.
[10] Ibid. hlm. 32-33
[11] Ibib. Hlm.91.
3. Fungsi perbaikan
Yaitu berfungsi untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan, kelemahan peserta didik terhadap keyakinan, pemahaman, dan pengamalan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari, terutama dari segi keyakinan (akidah) dan ibadah.
4. Fungsi pencegahan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam berfungsi untuk menangkal hal-hal negative baik yang berasal dari lingkungan tempat tinggalnya, maupun dari budaya luar yang dapat membahayakan dirinya sehingga menghambat perkembangannya menjadi manusia Indonesia seutuhnya
5. Fungsi penyesuaian
Yaitu kurikulum Pendidikan Agama Islam berupaya menyesuaikan diri dengan lingkungan baik lingkungan fisik maupun sosial dan pelan-pelan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran islam.
6. Sumber nilai
Kurikulum Pendidikan Agama Islam merupakan sumber dan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.[6]
C. KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
Pendidikan islam formal di Indonesia secara garis besar dapat di bedakan menjadi dua macam, yaitu : sistem madrasah dan pondok pesantren
1. Sistem madrasah
Sistem madrasah itu sendiri terdiri dari tiga macam, yaitu :
a. Madrasah diniyah
b. Madrasah
c. Al-jamiah[7]
Adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Madrasah Diniyah
Artinya adalah sekolah agama. Sesuai dengan namanya maka di sekolah ini diajarkan pelajaran-pelajaran agama. Madrasah ini memiliki tiga tingkat :
1. Madrasah Diniyah Awaliyah yaitu lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama islam tingkat permulaan.
2. Madrasah diniyah Wustha ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama islam tingkat lanjutan pertama.
3. Madrasah Diniyah Ulya ialah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama islam tingkat lanjutan atas.
b. Madrasah
Madrasah ini terdiri dari 3 tingkat, yaitu :
1. Madrasah Ibtidaiyah
2. Madrasah Tsanawiyah
3. Madrasah Aliyah
c. Al-jamiah Al islamiyah
Al-jamiah Al islamiyah merupakan lembaga pendidikan Islam tertinggi di bawah pengelolaan Departemen Agama Republik Indonesia.
2. Pondok pesantren
Mengenai pondok pesantren penyelenggaraan pendidikannya adalah tidak menggunakan sistem kelas seperti halnya madrasah, melainkan berorientasi pada ilmu dan kitab yang dibahas oleh santri tersebut. Apabila seorang santri telah selesai membahas suatu ilmu dari suatu kitab tertentu, maka ia beralih kepada kitab lain dalam ilmu tersebut, tetapi lebih tinggi tingkatnya. Begitu seterusnya sehingga ia mencapai kepada kitab yang tertinggi.
D. METODE DAN PENDEKATAN PENDIDIKAN ISLAM
1. PENGERTIAN METODE
Metode atau metoda berasal dari bahasa yunani, yaitu metha dan hodos. Metha berarti melalui atau melewati dan hodos berarti jalan atau cara. Metode berarti jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam bahasa arab, metode disebut dengan thariqah. Mengajar berarti menyajikan atau menyampaikan pelajaran . jadi, metode mengajar berarti suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pengajaran agar tercapai tujuan pengajaran.[8]
Metode yang digunakan dalam proses pengajaran seharusnya berpengaruh pada keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Metode yang tidak tepat akan berakibat terhadap pemakaian waktu yang tidak efisien. Dalam pemilihan dan penggunaan sebuah metode harus mempertimbangkan aspek efektivitas dan relefannya dengan meteri yang di sampaikan. Keberhasilan penggunaan metode merupakan suatu keberhasilan proses pembelajaran yang akhirnya menjadi determinitas kualitas pendidikan.
Dengan demikian, metode pembelajaran harus disesuaikan dengan prinsip-prinsip berikut ini :
1. Didasarkan pada pandangan bahwa manusia dilahirkan dengan potensi bawaan tertentu dan dengan itu ia mampu berkembang secara aktif dengan lingkungannya.
2. Metode pembelajaran didasarkan pada karakteristik masyarakat madani yaitu manusia yang bebas berekspresi dari ketakutan.
3. Metode pembelajaran didasarkan pada prinsip learning kompetensi, di mana siswa akan memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, sikap, wawasan dan penerapannya sesuai dengan kriteria atau tujuan pembelajaran.[9]
2. PENDEKATAN DAN METODE PENDIDIKAN ISLAM
A. Pendekatan Pendidikan Islam
Perwujudan strategi pendidikan islam dapat dikonfigurasikan dalam bentuk metode pendidikan yang lebih luasnya mencakup pendekatan ( approach ). Untuk pendekatan pendidikan islam dapat berpijak pada firman Allah surah Al Baqarah ayat 151.
sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
Pendidikan Islam dalam mengupayakan agar materi pendidikan dan pengajaran Islam dapat di terima oleh objek pendidikan, harus menggunakan pendekatan yang bersifat multi approach yang akan pelaksanaannya meliputi hal-hal berikut :
a. Pendekatan Religius yang menitik beratkan pada pandangan bahwa manusia adalah mahluk yang berjiwa religious dengan bakat-bakat keagamaan.
b. Pendekatan filosofis yang memandang bahwa manusia adalah mahluk rasional, sehingga segala sesuatu yang menyangkut pengembangannya didasarkan pada sejauh mana kemampuan berpikirnya dapat dikembangkan sampai pada titik maksimal perkembangannya.
c. Pendekatan sosio cultural yang bertumpu pandangan bahwa manusia adalah mahluk yang bermasyarakat dan berkebudayaan.
d. Pendekatan scientific di mana titik beratnya terletak pada pandangan bahwa manusia memiliki kemampuan menciptakan ( kognitif ), berkemauan ( konatif ), dan merasa ( emosional atau affektif ).
B. Metode Pendidikan Islam
Banyak kalangan menilai bahwa metode pembelajaran agama islam yang berjalan saat ini masih sebatas transfer nilai dengan pendekatan hafalan. MASTUHU menyatakan bahwa metode pembelajaran yang berlaku saat ini masih bersifat klasik, dalam arti mewariskan sejumlah meteri ajaran agama yang diyakini benar untuk disampaikan pada anak didik tanpa memberikan kesempatan kepada mereka agar menyikapi materi-materi tersebut secara kritis, mengoreksi, mengevaluasi dan mengomentari.[10]
Namun demikian bukan berarti metode menghafal, tidak bisa dipakai dan harus begitu saja dikesampingkan. Dalam hal-hal tertentu metode ini masih perlu dipakai, seperti untuk menghafal ayat-ayat Al Quran, hadis, dan sejarah islam. Namun yang perlu dicatat bahwa perhatian yang tidak proporsional terhadap metode menghafal oleh guru akan berdampak buruk pada siswa. Guru harus melakukan kombinasi terhadap berbagai metode yang ada yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
MUHAIMIN ( 1993 ) menegaskan bahwa dalam proses pelaksanaan pendidikan agama islam di butuhkan adanya metode yang tepat, agar dapat menghantarkan tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Secara umum metode pembelajaran bisa dipakai untuk semua mata pelajaran, termasuk mata pelajaran PAI. Diantaranya adalah :
a. Metode ceramah
Metode ceramah atau disebut juga mauidatul khasanah merupakan metode pembelajaran yang sangat populer di kalangan para pendidik agama islam. Metode ini menekankan pada pemberian dan penyampaian informasi pada anak didik.
b. Metode tanya jawab
Metode Tanya jawab merupakan suatu metode pembelajaran yang menekankan pada cara penyampaian materi pembelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan peserta didik memberikan jawaban.
c. Metode diskusi
Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas interaksi antara peserta didik. Tujuannya adalah untuk memperoleh pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, di samping untuk mempersiapkan dan menyelesaikan keputusan mereka.
d. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu pada anak didik.
e. Metode kerja kelompok
Metode kerja kelompok merupakan metode pembelajaran yang mengkondisikan kelas yang terdiri dari kesatuan individu-individu anak didik yang memiliki potensi beragam untuk bekerja sama.
f. Metode latihan
Metode latihan merupakan metode pembelajaran yang digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.[11]
[1] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta, Amzah: 2010 ), hlm.163.
[2]Nur Uhbiyata dan Abu ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam,( Bandung, Pustaka Setia : 1997). Hlm.216.
[3] Ahmad Munjid Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam, ( Bandung, PT Refika Aditama : 2009 ). Hlm.31.
[4] Bukhari Umar, op.cit. hlm, 162.
[5] Nur UhbiyatI dan Abu Ahmadi, op.cit. hlm.190.
[6] http://miazart.blogspot.com/2011/02/dasar-tujuan-ruang-lingkup-dan-fungsi.html
[7] Nur Uhbiyati dan Abu Ahmadi, Op.cit.
[8] Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Op.cit. hlm, 180.
[9] Ahmad Munjid Nasih dan Lilik Nur Kholidah,Op.cit, hlm.29-30.
[10] Ibid. hlm. 32-33
[11] Ibib. Hlm.91.
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !