I.
PENDAHULUAN
Anak dalam perspektif islam merupakan amanah dari Allah SWT. Dengan
demikian, semua orangtua berkewajiban untuk mendidik anaknya agar menjadi insan
yang saleh, berilmu dan bertaqwa. Hal ini merupakan wujud pertanggung jawaban
dari setiap orang tua anak kepada Khaliqnya.
Disadari bahwa terdapat banyak buku tentang manhaj didalam mendidik
anak, akan tetapi bagaimana manhaj tarbiyah anak atau metode mendidik anak
secara islami masih langka. Padahal untuk mewujudkan generasi ummat islam yang
islami pada masa depa, dibutuhkan pembinaan atau pendidikan anak sejak usia
kecil.
II.
PERUMUSN
MASALAH
A. Pengertian, visi, misi dan fungsi program PAUD
B.
Kegiatan-kegiatan
pada program pembelajaran dan program bimbingan PAUD
C. Kegiatan pada bentuk-bentuk PAUD terintegrasi
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak usia dini
Ada beragam
pendapat dalam hal ini. Batasan tentang anak usia dini antara lain disampaikan
oleh NAEYC (Ntional Association for the Education of Young Children),
yang mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada reentang usia
0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan ditaman pendidikan anak,
penitipan anak pada keluarga (family child care home), pendidikan pra
sekolah baik swasta maupun negeri, TK, dan SD (NAEYC, 1992). Sedangkan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki keiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut [1](Depdiknas,
2003). Sementara itu, UNESCO dengan persetujuan Negara anggotanya membagi
jenjang pendidikan menjadi 7 jenjang yang disebut International Standart
Clasifikation of Education (ISDEC). Pada jenjang yang ditetapkan UNESCO
tersebut, yaitu anak usia 3-5 tahun. Dalam implementasinya di beberapa negara,
pendidikan usia dini menurut UNESCO ini tidak selalu dilaksanakan sama, seperti
jenjang usianya. Dibeberapa negara dikemukakan ada yang memulai pendidikan pra
sekolah ini lebih awal, yaitu pada usia 2 tahun, dan beberapa negara lain
mengakhirinya pada usia 6 tahun. Bahkan beberapa negara lainnya lagi memasukkan
pendidikan dasar dalam jenjang peendidikan anak usia dini (Siskandar, 2003).
Pada buku
materi pokok ini, fokus pembahasan kita adalah anak usia dini yang berada pada
rentang usia dibawah 4 tahun saja.
2. fungsi
prrogram PAUD adalah untuk memperkenalkan peraturan dan menanamkan disiplin
pada anak, mengenalkan anak dengan dunia sekitar, menumbuhkan sikap dan prilaku
yang baik, mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi,
mengembangkan ketrampilan, kreatifitas dan kemampuan yang dimiliki anak,
menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar. Adapun tujuannya untuk
membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang
meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosional, kognitif, bahasa,
fisik atau motorik, kemandirian dan seni untuk memasuki pendidikan dasar.
B.
Kegiatan-kegiatan
pada program pembelajaran dan program bimbingan PAUD.
Program
pembelajaran PAUD
1.
Keteladanan
dalam kehidupan anak
2.
Kegiatan
memotivasi anak
Ø Keteladanan dalam kehidupan anak, dalam hal ini pemberi teladan
kepada anak-anak adalah guru-guru dan orang tua. Keteladanan memberikan
pengaruh yang lebih besar daripada omelan atau nasihat. Jika prilaku orang tua
atau guru berbeda atau ertolak belakang dengan nasihat-nasihatnya, [2]niscaya
kegiatan belajar-mengajar itu gagal. Diantara berbagai hal yang perlu
diperhatikan seorang guru dalam mencerminkan keteladanan kepada anak didiknya
adalah:
1.
Seorang
guru harus menjauhkan diri dri sikap dusta agar anak-anak tidak belajar
berdusta
2.
Seorang
guru tidak boleh memanjangkan kukunya, agar anak-anak tidak meniru memanjangkan
kukunya
3.
Seorang
guru harus menjaga bersih giginya, agar anak-anak pun senantiasa mementingkan
kebersihan giginya
4.
Seorang
guru tidak boleh membuang sampah semmbarangan
5.
Bagaimanapun
marahnya, seorang guru tidak boleh mengeluarkan kata-kata kasar dan umpatan
agar anak-anak tidak menirunya
6.
Seorang
guru harus berusaha menghindarkan diri dari berdandan yang berlebihan atau
mengecat kukunya agar tidak menghilangkan kemurnian anak-anak
7.
Guru-guru
harus berusaha menghindari obrolan-obrolan berlebihan terhadap mereka agar
anak-anak tidak terlantarkan
8.
Seorang
guru harus memilki sikap toleran terhadap anak yang melakukan kesalahan dan
menasihatinya dengan bahasa yang lembut tanpa bermaksud memanjakan, agar
anak-anak terbiasa memafkan kesalahan dan berlaku santun terhadap orang lain.
Dari gambaran diatas jelaslah bahwa pengendalian diri seorang guru
didepan anak-anak lebih penting daripada kemampuannya mengajarkan aritmetika
atau bahasa asing
Ø Kegiatan memotivasi anak
1.
Kegiatan
harian awal
a.
Seorang
ibu guru harus berupaya menyambut dan menghadapi anak-anak setiap hari dengan
wajah cerah serta berusaha menyebarkan suasana kasih dan bahagia walaupun
berbagai masalah rumah menumpuk
b.
Dengan
rasa cinta, seorang ibu guru harus mampu membiasakan salam kehormatan islam “
Assalaamualaikum warohmatullahi wabarokatuh” sebagai pengganti “selamat
pagi” kepada anak-anak, dan lebih baik lagi sambil mencium mereka.[3]
c.
Ketika
akan memulai pelajaran harian, seorang ibu guru harus memeriksa sirkulasi udara
(Eventilasi), pencahayaan, kebersihan lantai, kursi, papan tulis, dan sarana
ruang kelas lainnya.
d.
Jika
ada anak yang belum sarapan pagi, seorang ibu guru harus memperbolehkan dia
makan dahulu sambil tetap menekankan bahwa sarapan pagi sangat perlu, terutama
untuk konsentrasi belajar
e.
Seorang
ibu guru harus senantiasa memeriksa daftar hadir dn jika ada anak yang sakit
dia harus berinisiatif menengoknya
f.
Seorang
ibu guru harus menyempatkan memeriksa penampilan anak-anak, misalnya saja dalam
hal rambut, terutama anak perempuan, kuku, gigi, hidung, telinga, pakaian,
sepatu, kaos kaki dan sapu tangan.demikian juga dengan kesehatan badan, anak
yang sakit harus dipisahkan dengan anak yang sehat. Kesehatan mata pun harus
diperhatikan agar kerusakan mata anak-anak dapat diobati sejak dini. Penggunaan
pakaian seragam pun diperlukan, dan bagi anak yang kurang mampu, bisa saja
pihak TK memberikan bantuan.
2.
Olah
raga pagi
Melalui olah raga pagi kita dapat memupuk kegesitan, kegembiraan,
dan keceriaan anak sehingga mereka merasa bahwa kegiatan sekolah bukan kegiatan
yang mengungkung kebebasan mereka. Olah raga cukup dilakukan seperempat jam.
Bisa saja anak-anak diajak mniru burung-burung terbang, berjalan teratur, atau
olahraga lain yang menggunakan alat.
3.
Menghapal
Al;Qur’an Karim
Setelah memotivasi kegesitan dan keceriaan kepada anak-anak,
sebaiknya seorang guru mengajak anak didiknya membaca dan meghapal Al-Qur’an
melalui langkah-langkah berikut ini:
a.
Membiasakan
melalui pelajaran dengan membaca Al-Qur’an karena pada awal waktu anak-anak
lebih responsif terhadap pelajaran dan siap untuk menghapal Al-Qur’an
b.
Pada
awal kegiatan, seorang guru dianjurkan mengajarkan wudhu kepada anak-[4]anak.
Guru pun harus memperhatikan beberapa adab membaca Al-Qur’an, termasuk
diantaranya menghadap qiblat, membaca ta’awudz, [5]serta
perbuatan terpuji seperti menyedekapkan tangan diatas meja, tegak, dan
melepaskan apa
c.
Seorang
guru dianjurkan mempelajari metode praktis dan efesien dalam menghapal
Al-Qur’an, diantaranya, memulai dengan menghapalkan surat-surat pendidk yang
disertai dengan peneritaan kisah dan hikmah yang terkandung dalam surat
tersebut melalui gaya naratif yang memesonakan anak-anak; atau juga bisa
melalui kisah-kisah dalam cerita bergambar. Dengan begitu, makna surat itu akan
terpatri dalam jiwa anak-anak. Sebagian surat-surat pendek memilki kisah-kisah
yang menarik. Misalnya saja surat Al-Alaq mengisahkan turunnya wahyu digua
hira’, Al-Fiil mengisahkan tentara gajah, Quraisy mengisahkan kehidupan kaum
Quraisy, dan sebagainya.
d.
Seorang
guru dianjurkan membaca A;-qur’an dengan jelas dan berulang-ulang agar
anak-anak segera menghapal dan memahami maknanya secara umum atau bisa saja
menjelaskan setiap kata dan setiap ayat secara terbatas
e.
Ada
sejumlah pihak yang meragukan kemampuan menghapal Al-Qur’an bagi anak-anak usia
balita. Mereka pun sangat terheran-heran jika ada anak yang seusia itu sudah
hapal beberapa patah kata bahasa prancis dan inggris
f.
Surat-surat
pendek sebaiknya dimulai dari surat al-Fatihah, al-Ikhlas, al-Falaq, an-Nas,
al-Kafirun, dan seterusnya
g.
Jika
TK itu memiliki beberapa kelas, sebaiknya disediakan kelas khusus untuk
anak-anak berbakat dan cerdas. Cara seperti itu sangat mendukung penggalian
potensi dalam menghapal Al-Qur’an, hadist atau nyanyian islami
h.
Guru
yang akan mengajarkan surat-surat pendek harus memilki kemampuan hapalan dan
membaca al-Qur’an dengan baik dan benar agar pada gilirannya anak-anak akan
membaca dan menghapal dengan baik dan benar pula
i.
Sebaiknya,
waktu pelajaran Al-Qur’an tidak lebih satu jam setiap harinya
j.
Agar
anak-anak termotivasi untuk menghapal Al-Qur’an, seorang guru dianjurkan
memberikan hadiah seperti tepuk tangan, coklat, atau mainan. Seorang guru pun
mampu mengingatkan atau menasihati anak yang mempermainkan Al-Qur’an.
4.
Bermain
dan berekreasi
Bagi anak-anak, bermain merupakan kebutuhan yang sangat penting dan
berpegaruh pada aspek fisik dan psikologis sehingga berpengaruh juga pada
tinggi rendahnya prestasi anak-anak. Karena itu,[6]
setiap TK harus menyediakan waktu dan sarana yang memadai untuk bermain dan
berkreasi. Bisa saja, dalam sehari, seperempat dari seluruh pelajaran TK
dikesediakan untuk kegiatan tersebut.
1.
Manfaat
bermain bagi anak-anak
a.
Masa
kanak-kanak merupakan masa perkembangan sarat potensi dan dinamika. Lewat
bermain, tensi dan dinamika itu dapat disempurnakan lewat berlari, misalnya,
otot dan tulang menjalin hubungan yang harmonis sehingga mereka tumbuh gesit
dan ceria. Dengan demikian bermain merupakan sarana mencurahkan potensi.
b.
Ketika
bermain, langsung atau tidak, anak-anak dapat mengungkapkan masalah atau
merefleksikan suasana emosional kepada seluruh anggota keluarga sehingga
anak-anak terbuka dan mudah dipahami. Hal itu dapat memudahkan pembentukan
psikologis dan kepribadian.
c.
Bagi
anak yang menderita gangguan psikologis atau bermasalah, bermain salah satu
obat penyembuh penyakit tersebut. Bermain pun dapat memberikan bekal dan
persiapan kepada anak-anak agar jika besar nanti, mereka siap memikul tanggung
jawab.
2.
Anjuran
untuk orang tua dan pendidik
a.
Orang
tua atau pendidik dianjurkan menyediakan berbagai bentuk dan warna sarana
bermain untuk anak-anak yang tentu saja disesuaikan dengan kemampuan orang tua
atau TK.
b.
Orang
tua atau pendidik dianjurkan memotivasi anak untuk bermain, bahkkan
sewaktu-waktu menemani anak-anak bermain.
3.
Jenis-jenis
permainannya
a.
Permainan
bebas
b.
Permainan
imajinatif
c.
Permainan
konstruktif
d.
Permainan
kolektif
3.
Program
pelajaran bulanan
Dalam
proses ini setiap TK harus memiliki program pelajaran bulanan yang disiapkan
oleh bagian administrasi TK kemudian diberikan guru yang bersangkutan, jika
para guru mengadakan ujian bulanan, [7]bagian
administrasi harus menagih laporan dagi guru yang brsangkutan. Misalnya saja,
jika kurikulum TK menetapkan bahwa dalam program bulanan masa menghapal sebuah
surat pendek atau mengajarkan huruf dan angka tidak lebih dari tiga hari.
· Program bimbingan PAUD
Berikut bimbingan yang berkenaan dengan pembinaan kesehatan anak,
1.
Panggilah
anak dengan nama-nama yang baik. Jika ada yang namanya buruk dan tidak islami,
panggilah dia dengan nama yang bagus dan islami. Janganlah orang dewasa
menghina nama anak yang buruk sehingga anak-anak lain akan mniru dan
mengolok-olok serta menimbulkan kedengkian dan berbagai penyakit hati. Dewasa
ini banyak yang memanggil anak-anak dengan sebutan yang mencerminkan kepandiran
dan kehinaan, misalnya memanggil anak-anak dengan sebutan “jangkrik” atau
“tikus”. Padahal dari abi darda, Rasulullah SAW, pernah bersabda: sesungguhnya
pada hari kiamat kamu akan dipanggil dengan namamu dan nama bapakmu. Maka,
baguskanlah namamu.
2.
Aturlah
jadwal kegiatan anak, misalnya, dalam hal makan, tidur, buang air, atau
kegiatan lainnya, terutama untuk anak usia tiga tahun pertama. Jika anak cepat
merasa lapar, misalnya kurang dari tiga jam sekali, si anak perlu dibawa ke
dokter, siapa tahu anak kita menderita cacingan.
3.
Aturlah
jadwal makan anak-anak sesuai dengan perbedaan usia misalnya saja, anak-anak
yang berusia 3-6 tahun memerlukan sekitar empat kali makan dalam seharinya
dengan jarak setiap makan minimal empat jam.
4.
Jumlah
jam tidur pun berbeda sejalan dengan perbedaan usia. Anak-anak yang baru lahir,
misalnya, dia memerlukan waktu sekitar 15 jam untuk tidur. Jumlah tersebut
berkurang hingga menjadi 12 jam ketika usia anak menginjak 2 tahun, dan menjadi
sekitar 10 jam keika anaka-anak menginjak usia 3 hingga 6 tahun.
C.
Kegiatan
pada bentuk-bentuk PAUD terintegrasi
Dalam kurikulum ini anak mendapatkan pengalaman luas, karena antara
satu mata pelajaran yang satu dengan yang lain saling berkaitan. Dengan
demikian seluruh mata pelajaran merupakan [8]satu-kesatuan
yang utuh atau bulat. Untuk guru sendiri, kurikulum model ini lebih sulit
dirancang.
Adapun
pokok-pokok pendidikan yang harus diberikan kepada anak (kurikulumnya) tiada
lain adalah ajaran islam itu sendiri. Ajaran islam secara garis besar dapat
dikelompkan menjadi tiga, yakni akidah, ibadah, dan akhlak. Maka pokok-pokok
yang harus diberikan kepada pun sedikitnya harus meliputi pendidikan ajidah,
pendidikan ibadah, dan pendidikan akhlak.
a.
Pendidikan
akidah
Islam menempatkan pendidikan akidah pada posisi yang paling
mendasar, yakni terposisikan dalam rukun yang pertama dari rukun islam yang
lima, sekaligus sebagai kunci yang membedakan antara orang islam dengan non
islam. Lamanya waktu dakwah Rasulullah dalam rangka mengajak ummat agar
bersedia mentauhidkan Allah menunujukkan betapa penting dan mendasarnya
pendidikan akidah islamiah bagi setiap ummat muslim pada umumnya. Terlebih pada
kehidupan anak, maka dasar-dasar akidah harus terus menerus ditanamkan pada
diri anak agar setiap perkembangan dan pertumbuhannya senantiasa dilandasi leh
akidah yang benar.
b.
Pendidikan
ibadah
Tata peribadatan menyeluruh sebagaimana termaktub dalam fiqih islam
itu hendaklah diperkenalkan sedini mungkin dan sedikit dibiasakan dalam diri
anak. Hal itu dilakukan agar kelak mereka menjadi insan yang benar-benar taqwa,
yakni insan yang taat melaksanakan perintah agama dan taat pula dalam menjauhi
segala larangannya. Ibadah sebagai realisasi dari akhlak islamiyyah harus tetap
terpancar dan teramalkan dengan baik oleh anak.
c.
Pendidikan
akhlak
Dalam rangka
menyelamatkan dan memperkokoh akidah islamiah anak, pendidikan anak harus
dilengkapi dengan pendidikan akhlak yang memadai. Dalam al-Qur’an sendiri
banyak sekali ayat yang menyindir, memerintahkan atau menekankan pentingnya
akhlak bagi setiap hamba Allah yang beriman.maka dalam rangka mendidik akhlak
anak-anak, selain diberikan keteladanan yang tepat, juga harus ditunjukkan
tentang bagaimana menghormati dan seterusnya. Karena pendidikan akhlak sangat
penting sekali, [9]bahkan
Rasul sendiri diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak, maka agar lebih
jelas dibahas dalam bab sendiri.
Dengan demikian dalam rangka mengoptimalkan perkembangan anak dan
memenuhi karakteristik anak merupakan individu unik, yang mempunyai pengalaman
dan pengetahuan yang berbeda, maka perlu dilakukan usaha yaitu dengan
memberikan rangsangan-rangsangan, dorongan-dorongan, dan dukungan-dukungan
kepada anak. Agar para pendidik dapat melakukan dengan optimal maka perlu
disiapkan untuk kurikulum yang sistematis.
v Pengertian TK
Taman kanak-kanak adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak
usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan
bagi anak usia empat tahunsampai enam tahun. Raudhotul Atfal (RA), Bustanul
Athfal (BA) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada
jalur pendidikan umum dan jalur pendidikan keagamaan islam bagi anak berusia
empat sampai enam tahun. TK,RA,BA untuk selanjutnya ditulis TK merupakan
pendidikan anak usia dini dan didalamnya terdapat garis-garis besar program
kegiatan belajar (GBPKB), yakni usaha untuk mengetahui secara mendalam tentang
perangkat kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu, dalam rangka meletakkan dasar-dasar bagi pengembangan diri anak usia
TK.
Adapun program
kegiatan TK, didasarkan pada tugas perkembangan anak sesuai dengan tahap
perkembangannya. Program kegiatan belajar TK merupakan salah satu kesatuan
program kegiatan belajar yang utuh. Program kegiatan belajar ini berisi
bahan-bahan pembelajaran yang dicapai melalui tema yang sesuai dengan tema
lingkungan anak dan lain yang menunjang kemampuan yang hendak dikembangkan.
Dengan demikian, bahan itu dapat dikembangkan lebih lanjut oleh guru menjadi
program kegiatan pembelajaran yang operasional[10]
[1] SITI Aisyah,
dkk, Perkembangan dan Konsep Kasar Pengembangan Anak Usia Dini, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2010. hlm. 3-5.
[6] Jaudah Muhammad
Awwad, Mendidik Anak Secara Islam, (Jakarta: Gema Insani Press, 1995). hlm. 16-17
[9] Jaudah Muhammad
Awwad, Mendidik Anak Secara Islam, (Jakarta: Gema Insani
Press, 1995). hlm. 115-117
[10] Dr. Mansur,
M.A., Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, (Ypgyakarta: Pustaka Pelajar, 2009). hlm. 127-128
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !