Headlines News :
Home ยป ยป HUKUM SHALAT JUMAโ€™AT KE-2 BAGI KARYAWAN YANG TIDAK BISA JUMโ€™ATAN

HUKUM SHALAT JUMAโ€™AT KE-2 BAGI KARYAWAN YANG TIDAK BISA JUMโ€™ATAN

Written By Figur Pasha on Monday, January 21, 2013 | 3:41โ€ฏPM

ุจูุณู’ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ู…ู ุง๏ทฒูุงู„ุฑูŽู‘ุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑูŽู‘ุญููŠู…

I.              PENDAHULUAN
Hari  jumโ€™at  merupakan hari yang paling utama diantara hari yang lain, dan sebagai hari raya mingguan. Karena itu pada hari tersebut disunahkan memberi kelapangan nafkah pada anggota keluarga, misalnya; memasak yang lebih enak dari pada hari-hari biasa, memberi  uang saku  lebih dari pada hari-hari biasa.
Dalam penamaan jumโ€™ah, ulamaโ€™ sediri berbeda pendapat , sebagian mengatakan sebab pada hari itu dikumpulkan berbagai bentuk kebajikan. Sedangkan  yang lain mengatakan sebab pada hari itu Nabi Adam bertemu dengan Hawa di bumi musdalifah.[1]
Kesadaran umat islam untuk menjalankan kewajiban agamanya dewasa ini dirasakan semakin meningkat. Hal ini antara lain ditandai dengan syiar agama yang semakin semarak, dan membludaknya masjid-masjid dalam shalat jumโ€™at. Penyelengaraan shalat jumโ€™at  tidak hanya di permukiman, tapi juga di perkantoran, pertokoan dan  kawasan industry.
Namun hal ini belum sepenuhnya di imbangi oleh penyediaan sarana dan prasarana ibadah yang cukup memadai, serta masih terdapatnya faktor-faktor kondisional yang menyebabkan tidak terpenuhinya hasrat untuk menjalankan ibadah sebagaimana mestinya. Para karyawan pabrik, misalnya, tidak dapat secara bersama-sama melaksanakan shalat jumโ€™at karena ada proses yang tidak dapat di tinggal sama sekali. Ada pula pertokohan yang tetap buka saat shalat jumโ€™at, sehingga tidak memungkingkan pramuniaga prianya secara serentak meninggalkan tugasnya. Hal ini bisa diatasi dengan menyelenggarakan shalat jumโ€™at secara bergantian, bertahap, atau shalat jumโ€™at dalam dua shif. Dalam masalah ini timbul suatu pertanyaan, yaitu bolehkah menyelenggarakan shalat jumโ€™at kedua dan seterusnya oleh orang โ€“orang yang bekerja di tempat yang tidak mungkin ditinggalkan sama sekali pada hari jumโ€™at itu karena menjaga produksi dari kerusakan.[2]

II.           Rumusan masalah
A.           Bagaimana Pengertian shalat  jumโ€™at?
B.            Apa Saja Syarat Wajib Dan Syarat Pelaksanaan Shalat Jumโ€™at?
C.            Bagaiman Hukum Mendirikan Shalat Jumโ€™at Kedua Bagi Karyawan Yang Tidak Bisa Melaksanakan Shalat Jumโ€™at?

III.        Pembahasan
A.           Pengertian Shalat Jumโ€™at
Kata Al-Jumโ€™uah berasal dari  kata ijtimaโ€™. Ia disebut hari jumโ€™at karena pada hari itu penciptaan Adam dihimpun dari air dan tanah.[3]
Shalat jumโ€™ah disyariatkan di Makkah pada malam Isroโ€™. Namun saat itu belum dapat dikerjakan karena waktu itu pengikut beliau masih sedikit belum ada empat puluh orang, sehingga tidak menetapi syarat jumโ€™ah. Dan baru dikerjakan setelah beliau Nabi hijrah ke Madinah, dan pertama mengerjakannya adalah Asโ€™ad bin zuroroh bersama Mushโ€™ab bin Umair, persisnya di Qubaโ€™.[4]

B.            Syarat Wajib Dan Syarat Pelaksanaan Shalat Jumโ€™at
Perihal wajibnya shalat jumโ€™at untuk setiap individu sudah menjadi kesepakatan kalangan fuqaha. Dasarnya, karena salat jumโ€™at merupakan pengganti kewajiban lainnya, dalam hal ini ialah salat Zhuhur. Disamping itu karena firman Allah (QS. Al-jumuโ€™ah; 9)
 
9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

     Perintah diatas menunjukkan hukum wajib. Disamping itu, ada sabda Nabi Saw:
ุนู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู† ุนูู…ูŽุฑูŽ ูˆุฃุจู‰ ู‡ุฑูŠุฑุฉ ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ู…ุง ุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ูู…ูŽุง ุณูŽู…ูุนูŽุง ุฑูŽุณููˆู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุตู„ุนู… ูŠู‚ูˆู„ ุนู„ู‰ ุฃุนูˆุงุฏู…ู†ุจุฑู‡: ู„ูŽูŠูŽู†ู’ุชูŽู‡ููŠูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽู‚ู’ูˆูŽุงู…ูŒ ุนูŽู†ู’ ูˆูŽุฏู’ุนูู‡ูู…ู ุงู’ู„ุฌูู…ูุนูุงุชู ุฃูŽูˆู’ู„ูŽูŠูŽุฎู’ุชูู…ูŽู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠ ู‚ูู„ููˆุจูู‡ูู…ู’. (ุฃุฎุฑุฌู‡ ู…ุณู„ู… ูˆุงู„ู†ุณุงุกูŠ)
โ€œhendaklah khalayak menghentikan pembangkangannya terhadap shalat jumโ€™at, atau Allah (perlu)mengunci hati mereka.โ€ (HR. Muslim dan nasai)[5].

 Hadist riwayat imam muslim dari Abdullah Ibn Masโ€™ud:
ุนู† ุนุจุฏ ุงู„ู„ู‡ ุจู† ู…ูŽุณู’ุนููˆุฏู ุฑุถูŠ ุงู„ู„ู‡ ุนู†ู‡ ู‚ูŽุงู„ูŽ ุฃู†ู‘ูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ูŽ ุตู„ุนู… ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูู‚ูŽูˆู’ู…ู ูŠูŽุชูŽุฎูŽู„ู‘ูŽูููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุฌูู…ู’ุนูŽุฉู: ู„ูŽู‚ุฏู’ ู‡ูŽู…ู…ู’ุชู ุฃูŽู†ู’ ุงูŽู…ูุฑูŽ ุฑูŽุฌูู„ู‹ุง ูŠูุตูŽู„ู‘ููŠ ุจูุงู„ู†ู‘ูŽุงุณูุŒ ุซูู…ู‘ูŽ ุฃูุญูŽุฑู‘ูู‚ูŽ ุนูŽู„ูŽ ุฑูุฌูŽุงู„ู ูŠูŽุชุฎู„ู‘ูŽูููˆู’ู†ูŽ ุนูŽู†ู ุงู„ู’ุฌูู…ูุนูŽุฉู ุจููŠูˆู’ุชูŽู‡ูู…ู’ (ุฑูˆุงู‡ ู…ุณู„ู…ุŒ ุงู†ุธุฑ ุตุญูŠุญ ู…ุณู„ู…ุŒ ุงู„ุฌุฒุก ุงู„ุงูˆู„ุŒ ุจูŠุฑูˆุช: ุฏุงุฑ ุงู„ูƒูุฑุŒ ูกูฉูฉูฃุŒ ุต:. ูฉูข(
โ€œ Nabi Saw berkata kepada kaum yang meninggalkan shalat jumโ€™at: โ€˜saya sudah berniat untuk memerintahkan seorang laki-laki agar menjadi imam shalat, kmudian saya akan membakar rumah oran-orang yang meninggalkan shalat jumโ€™at.โ€[6]

Hadis Thariq bin Syihab dari Nabi Saw, beliau bersabda:
 ุงู„ุฌูู…ู’ุนูŽุฉู ุญูŽู‚ู‘ูŒ ูˆูŽุงุฌูุจูŒ ุนูŽู„ู‰ ูƒูู„ู‘ู ู…ูุณู’ู„ูู…ู ุฅูู„ู‘ูŽุง ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนุฉูŒ ุนูŽุจู’ุฏูŒ ู…ูŽู…ู’ู„ููˆูƒูŒ ุฃูŽูˆู’ ุงูŽู…ู’ุฑูŽุฃูŽุฉูŒ ุฃูŽูˆู’ ุตูŽุจููŠู‘ูŒ ุฃูŽูˆู’ ู…ูŽุฑููŠู’ุถูŒ
Shlat jumโ€™at adalah hak yang wajib atas setiap orang muslim kecuali atas empat orang: budak belian, wanita, anak-anak, atau orang sakit.[7]

Syarat wajib shalat jumโ€™at ada tujuh:
1.    Beragama islam
2.    Baligh
3.    Berakal
4.    Merdeka
5.    Sehat
6.    Bermukim
7.    Laki-laki

Sedangkan syarat pelaksaannya adalah:
1.    Dikerjakan pada waktu zhuhur
2.    Didirikan di tengah-tengah pemukiman, baik dalam kota (misrho), desa (balad), atau dukuh (quryah)
3.    Dikerjakan dengan berjamaah minimal 40 orang
4.    Didahului dua khutbah.[8]

C.            Hukum melaksanakan shalat jumโ€™at yang ke dua bagi karyawan yang tidak bisa melaksanakan jumโ€™atan.
Dalam dunia modern sekarang ini terdapat sejumlah industri yang sistem operasionalnya bersifat nonstop 24 jam, tanpa henti, serta harus ditangani secara langsung dan terus menerus, dan jika operasionalnya dihemtikan beberapa saat saja, atau tidak ditangani secara langsung (ditunggu), mesin industri menjadi rusak yang pada akhirnya timbul kerugian besar dan para pekerja kehilangan pekerjaan yang menjadi sumber maโ€™isyahnya. Dengan sifat industri seperti itu, muslim yang bekerja di industri tersebut tidak bisa melaksanakan salat jumโ€™at kecuali jika dilakukan  dua gelombang/shift, sehingga mereka  bertanya-tanya tentang status hukumnya[9].
Mendirikan shalat jumโ€™at lebih dari satu dalam satu desa diperbolehkan jika memang ada hajat, semisal; banyaknya jumlah prnduduk sehingga tidak mungkin dikumpulkan dalam satu tempat, atau terjadi sengketa antar kedua kubu yang tak mungkin disatukan, atau jaraknya yang berjauhan[10].
     Taโ€™addud jumโ€™at berbeda dengan jumโ€™atan dua shif/angkatan atau lebih (insya-ul jumโ€™ah baโ€™da jumโ€™ah). Taโ€™adud jumโ€™ah ialah berbilangnya penyelenggaraan jamaah jumโ€™at dalam satu masa di suatu tempat, dan hukumnya boleh dengan syarat-syarat tertentu.
Pendapat sebagian ulama mengenai Taโ€™addud jumโ€™at diperbolehkan dengan syarat-syarat tertentu antara lain tercantum dalam kitab:
 ุงู„ู‚ู„ูŠูˆุจูŠ ุฌ ูก/ ุต ูกูงูง : ูˆูŽู…ูู†ู’ ุฌูŽูˆูŽุงุฒูู‡ู ุฃูŽูŠู’ุถู‹ุง ูˆูู‚ููˆู’ุนู ุฎูุตูŽุงู…ู ูˆูŽุนูŽุฏูŽุงูˆูŽุฉู ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุฌูŽุงู†ูŽุจููŠู ุงู„ู’ุจูŽู„ู’ุฏูŽุฉู ูˆูŽุฅูู†ู’ ู„ู… ุชูŽูƒูู†ู’ ู…ูŽุดูŽู‚ู‘ูŽุฉู‹
Al-Qalyuubi, I/ 177: Di antara sebab yang memperbolehkannya juga adalah terjadinya pertengkaran dan permusuhan antara dua kelompok di dalam satu desa, meskipun tidak ada kesulitan.

ุชู†ูˆูŠุฑ ุงู„ู‚ู„ูˆุจ ุต ูกูจูฆ : ูˆูŽุฅูู†ู’ ุชูŽุนูŽุฏู‘ูŽุฏูŽุชู ุงู„ู’ุญูŽุงุฌูŽุฉู ููŽุฌูู…ูุนูŽุฉู ุงู„ู’ูƒูู„ู‘ู ุตูŽุญููŠู’ุญูŽุฉูุŒ ุณูŽูˆูŽุงุกูŒ ูˆูŽู‚ูŽุนูŽ ุฅูุญู’ุฑูŽุงู…ู ุงู„ู’ุฃูŽุกูู…ู‘ูŽุฉู ู…ูŽุนู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ู…ูุฑูŽุชู‘ูŽุจู‹ุง.
Tanwir al-qulub, hal 186: jika banyak kebutuhan yang tidak bisa dihindari maka shalat jumโ€™at masing-masing kelompok tersebut sah, tidak peduli apakah takbiratul ihram masing-masing imam bersamaan atau berurutan.[11]

ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽุงุตูู„ู ู…ูู†ู’ ูƒูŽู„ุงูŽู…ู ุงู„ู’ุงู”ูŽุฆูู…ู‘ูŽุฉู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ุฃูŽุณู’ุจูŽุงุจูŽ ุฌูŽูˆูŽุงุฒู ุชูŽุนูŽุฏู‘ูุฏูู‡ูŽุง ุซูŽู„ูŽุงุซูŽุฉูŒ: ุถููŠู’ู‚ูŒ ู…ูŽุญูŽู„ู‘ ู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุจูุญูŽูŠู’ุซู ู„ูŽุง ูŠูŽุณูŽุนู ุงู„ู’ู…ูุฌู’ุชูŽู…ูุนููŠู’ู†ูŽ ุบูŽุงู„ูุจู‹ุง ูˆูŽู„ู’ู‚ูุชูŽุงูู„ ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู’ู„ููŽุฆูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุจูุดูุฑูุทูู‡ู ูˆูŽุจูุนู’ุฏู ุฃูŽุทู’ุฑูŽุงูู ุงู„ู’ุจูŽู„ูŽุฏู ุจูŽุฃูŽู†ู’ ูƒูŽุงู†ูŽ ุจูู…ูŽุญูŽู„ู‘ู ู„ูŽุง ูŠูŽุณูŽุนู ุงู„ู†ู‘ูุฏูŽุงุกู ุฃูŽูˆู’ ุจูู…ูŽุญูŽู„ู‘ู ู„ูŽูˆู’ ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ู…ูู†ู’ู‡ู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑู ู„ูŽู…ู’ ูŠูุฏู’ุฑู ูƒู’ู‡ูŽุง ุฅูุฐู’ู„ูŽุง ูŠูŽู„ู’ุฒูŽู…ู ุงู„ุณู‘ูŽุนู’ูŠู ุฅูู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ููŽุฌู’ุฑู. (ุงู„ุจุบูŠุฉ: ูงูฉ( 
Bughyatul murtasyid, hlm 79: kesimpulan dari pendapat para tokoh ulama adalah, bahwa sebab-sebab diperbolehkan berbilangnya shalat jumโ€™at ada tiga: 1) tempat pelaksanaan shalat sempit sehingga tidak mampu memuat (semua) jamaah sekaligus, 2) terjadi peperangan antar dua golongan berbagai syarat yang terkait dengan peperangan, 3) jarak batas daerah dengan daerah yang lain berjauhan, sehingga sura azan tidak terdengar, atau berada di suatu daerah yang seandainya, keluar ke daerah lain (yang melaksanakan jumโ€™atan) setelah terbit fajar, maka waktunya tidak mncukupi. Hal ini, karena tidak ada keharusan untuk berusaha pergi ke daerah lain tersebut kecuali setelah terbtnya fajar.[12]    
 
 Adapun jumโ€™atan dua shif/angkatan atau lebih (insya-ul jumโ€™ah baโ€™da jumโ€™ah) yang artinya penyelenggaranya shalat jumโ€™at lebih dari satu di suatu tempat, maka hukumnya tidak sah. Jalan keluarnya adalah sebagai berikut:
1.    Karyawan seperti itu wajib berikhtiar semaksimal mungkin agar dapat menunaikan jumโ€™atan shif pertama.
2.    Sebaiknya ditugaskan kepada karyawati untuk menjaga produksi agar karyawan dapat menunaikan shalat jumโ€™at.
3.    Dalam hal ikhtiar tersebut bila tidak berhasil maka kewajiban shalat jumโ€™at menjadi gugur dan wajib menunaikan shalat zhuhur dan dianjurkan berjamaah. Jika ada udzur syarโ€™i di dalam meninggalkan shalat jumโ€™at demikian ini dengan menggamti shalat zhuhur hukumnya tidak berdosa. Tetapi jika tidak ada uzur syarโ€™i, hukumnya berdosa.
Rekomendasinya adalah kepada para produsen/pengusaha agar memberikan jaminan kebebasan kepada karyawan untuk menjalankan agamanya, dan menjalaankan shalat.
 Pendapat sebagian ulama bahwa pelaksanaan salat jumโ€™at lebih dari satu kali tidak dibenarkan, antara lain tercantum dalam kitab:
ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุบูŽูŠู’ุฑู ุงู’ู„ู…ุฃู…ููˆู’ู…ู ููŽู„ูŽุงูŠูŽุฌููˆุฒู’ ุงูุณู’ุชูุญู’ู„ูŽุงููู‡ู ู„ูุฃูŽู†ู‘ูŽู‡ู ูŠูุดู’ุจูู‡ู ุฅูู†ู’ุดูŽุงูŽุกูŽ ุฌูู…ู’ุนูŽุฉู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฃูุฎู’ุฑูŽู‰ ูˆูŽู‡ููˆูŽู…ูู…ู’ุชูŽู†ูุนูŒ.
( ุงู„ุญูˆุงุดูŠ ุงู„ู…ุฏูŠู†ุฉ ูงูฆ/ูข)
Adapun selain makmum, maka tidak boleh menggantikannya, karena serpa dengan membentuk shalat jumโ€™at setelah shalat jumโ€™at yang lain (dalam satu masa secara serenatakditempat yang sama). Dan hal ini tidak diperkenankan. ( al-hawasyil madaniyyah juz II,hlm. 76)

ุงู„ุดู‘ูŽุงููุนููŠู‘ูŽุฉู ู‚ูŽุงู„ููˆ: ู…ูŽู†ู’ ููŽุงุชูŽู‡ู ุตูŽู„ุงูŽุฉู ุงู„ู’ุฌูู…ู’ุนูŽุฉู ู„ูุนูุฐู’ุฑูŽ ุฃูŽูˆู’ ู„ูุบูŽูŠู’ุฑูู‡ู ุณูู†ู‘ูŽ ู„ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’  ูŠูุตูŽู„ู‘ููŠูŽ ุงู„ุธู‘ูู‡ู’ุฑู ูููŠู’ ุฌูู…ูุง ุนูŽุฉู. (ุงู„ูู‚ู‡ ุนู„ ู…ุฐุงู‡ุจ ุงู„ุฃุฑุจุนุฉ. ูข /ูคู )
Para ulama syafiโ€™i berpendapat, barang siapa yang ketinggalan shalat jumโ€™at karena sesuatu uzur atau lainnya, maka disunatkan untuk shalat zhuhur berjamaโ€™ah (al-fiqh โ€˜ala madzahibul arbaโ€™ah, juz I, hlm. 406).

... ุญูŽุชู‘ูŽ ุฅูุฐูŽุง ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ู’ุฌูู…ู’ุนูŽุฉู ู„ูŽู…ู’ ูŠูู‚ูู…ู’ู‡ูŽุง ุฅูู„ู‘ูŽุง ูููŠ ู…ูŽุณู’ุฌูุฏูู‡ู ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ูˆูŽู„ูŽู…ู’ ูŠูุฑูŽ ุฎูู‘ุตู’ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงุฉู ูˆุงู„ุณู„ุงู… ู…ูŽุนูŽ ููŽุฑูŽุทู ุญูุจู‘ูู‡ ู„ูู„ุชู‘ูŽูŠู’ุณููŠู’ุฑู ุนู„ู‰ ุงูู…ู‘ูŽุชูู‡ู ูููŠ ุฃูŽู†ู’ ูŠูู‚ูู…ููˆู‡ูŽุง ูููŠ ู…ูŽุณูŽุงุฌูุฏูŽ ู…ูุชูŽุนูŽุฏู‘ูุฏูŽุฉู ุฃูŽูˆู’ ูŠูุตูŽู„ูู‘ูŠ ุจูู…ูŽูˆู†ู’ ูŠูŽุชูŽูŠูŽุณู‘ูŽุฑู ู„ูŽู‡ู ุงู„ุญูุถููˆุฑู ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ูŽ ุงู„ู’ูˆูŽู‚ู’ุชู ูˆูŽูŠูŽุงู”ู’ุฐูŽู†ู ูููŠ ุฃูŽู†ู’ ุชูู‚ูŽุงู…ูŽ ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ุฌูู…ู’ุนูŽุฉูŒ ูˆูŽุฌูู…ู’ุนูŽุฉูŒ ูˆูŽุซูŽุงู„ูุซูŽุฉูŒ ูˆูŽู‡ูŽูƒูŽุฐูŽุง ู„ูุจูŽุงู‚ููŠ ูุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ู„ูŽุงูŠูŽุณู’ุชูŽุทููŠุนู ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุญู’ุถูŽุฑููˆุงุŒ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุฐูŽู„ููƒูŽ ุฃูŽูŠู’ุณูŽุฑูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ู„ูŽูˆู’ ูƒูŽู†ูŽ. (ุชู†ูˆูŠุฑ ุงู„ู‚ู„ุจ ูกูจูฉ/ูก(
โ€ฆsehingga jika sudah datang hari jumโ€™at, maka ia tidak melaksanakan shalat jumโ€™at kecuali di mesjid Rasullullah Saw. Dan rasullullah Saw. meskipun sangat ingin untuk memberikan kemudahan kepada umatnya tidak memberikan dispensasi untuk mendirikan shalat jumโ€™at di banyak mesjid, atau shalat bersama orang yang bisa datang kepadanya di awal waktu, dan mendirikan shalat jumโ€™at yang ke dua dan ketiga sesudahnya. Demikian halnya bagi mereka yang tidak bisa datang. Dan yang demikian itu lebih mudah bagi mereka seandainya memeng diperkenankan. (tanwirul qulub juz I, hlm. 189).[13]
                       
Sebagai ibadah, bentuk maupun tata cara pelaksanaan slat jumโ€™at harus mengikuti segala ketentuan yang telah ditetepkan hukium islam (syariah) serta dipraktikan oleh rasullullah. Kaidah fikih menegaskan:
 ู„ูŽุงุชูุดู’ุฑูŽ ุนู ุนูุจูŽุงุฏูŽุฉูŒ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุจูุดูŽุฑู’ุน ู„ู„ู‡ู (ูู„ุฏูƒุชูˆุฑ ูˆู‡ุจุฉ ุงู„ุฒุญู„ูŠุŒ ู†ุธุฑูŠุฉ ุงู„ุธุฑูˆุฑุฉ ุงู„ุดุฑุนูŠุฉุŒ ุฏู…ุดู‚: ู…ูƒุชุจุฉ ุงู„ูุงุฑุงุจูŠ(
โ€œsuatu ibadah tidak disyariatkan kecuali  disyariatkan oleh Allah.โ€

Dan hadist nabi Saw:
          ุฅูุฐูŽุง ุงูŽู…ูŽุฑูŽุชููƒูู…ู’ ุจูุงูŽู…ู’ุฑู ููŽุฃู’ุชููˆู’ุง ู…ูู†ู’ู‡ู ู…ูŽุง ุงุณู’ุชูŽุทูŽุนู’ุชูู…ู’       
โ€œjika aku memerintahkan kepadamu suatu hal, lakukanlah semampumuโ€ (HR. Bukhari dan muslim).

IV.        ANALISIS
Menimbang bahwa tedapat banyak industri yang sistem operasionalnya 24 jam, dengan sistem seperti itu maka banyak karyawan yang tidak dapat melaksanakan shalat jumโ€™at, kecuali jika melakukan shalat jumโ€™at yang kedua (dua gelombang), dan mengingat bahwa hukum shalat jumโ€™at adalah fardhu aโ€™in dan pendapat ulama bahwa pelaksanaan shalat jumโ€™at lebih dari satu kali tidak dibenarkan, maka bagi karyawan yang demikian itu hukumnya tidak sah. Dan seharusnya bagi semua pimpinan perusahaan atau industri mengupayakan kepada setiap pekerjanya yang muslim dapat menunaikan shalat jumโ€™at.


[1] Mukhammad Sokhi Asyadi, Fikih Ibadah(Grobogan: Ponpes Fadllul Wahid, 2011) hlm. 159
[2] Sahal Mahfudh, Ahkamul Fuqaha, Solusi Problematika Aktual Hukum islam (Surabaya: LTN NU Jawa Timur, 2004) hlm. 496
[3] Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,(Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 303
[4] Mukhammad Sokhi Asyadi, Fikih Ibadahโ€ฆhlm, 159-160
[5]  Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, Analisa Fiqih Para Mujtahid (Jakarta: pustaka amani, 2002) hlm.351.
[6] Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa MUI (jakarta: penerbit erlangga, 2007) hlm. 178 .
[7] Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadahโ€ฆ hlm. 309.
[8] Muhammad sokhi asyhadi, fikih ibadahโ€ฆ hlm. 162.
[9] Majelis ulama indonesia, himpunan fatwa MUI... hlm. 177
[10] Muhammad sokhi asyhadi, fikih ibadah... hlm. 168
[11] Aziz Masyhuri, Permasalahan thariqah, (Surabaya: khalista, 2006) hlm. 193-194.
[12] Sahal mahfudh, ahkamul fuqaha... hlm. 384
[13] Sahal mahfudh, ahkamul fuqaha... hlm. 496-498
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Random Post

 
Support : SMP N 1 Pecangaan | SMA N 1 Pecangaan | Universitas Islam Negeri Walisongo
Proudly powered by Blogger
Copyright ยฉ 2013. Islamic Centre - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template